short bowel syndrome adalah
Juni 25, 2024 Artikel

Short Bowel Syndrome: Gejala, Penyebab, & Cara Mengobatinya

Reviewed by: dr. Sagita Nindra, MD, dr. Shabrina Ghassani Roza

Short bowel syndrome adalah suatu kondisi medis di mana tubuh tidak dapat menyerap cukup nutrisi dari makanan karena terdapat kelainan usus halus. Kondisi ini bisa terjadi ketika sebagian dari usus halus hilang atau rusak. 

Fungsi usus halus dalam sistem pencernaan adalah memecah dan menyerap sebagian besar nutrisi ke dalam aliran darah. Ketika seseorang mengalami sindrom usus pendek, tubuh mereka tidak dapat menyerap vitamin, mineral, dan zat gizi penting lainnya dengan baik. 

Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk diare, dehidrasi, malnutrisi, hingga penurunan berat badan. Mari pahami lebih lanjut tentang short bowel syndrome, termasuk gejala, penyebab, dan cara mengobatinya di artikel ini!

Apa itu Short Bowel Syndrome?

Sindrom usus pendek atau short bowel syndrome adalah kondisi medis di mana tubuh tidak dapat menyerap nutrisi secara cukup akibat ada penyakit pada usus halus. Hal ini bisa terjadi karena ukuran usus halus lebih pendek dari normalnya. Usus halus merupakan bagian penting dalam sistem pencernaan yang bertanggung jawab untuk menyerap nutrisi dari makanan. 

Biasanya, penderita sindrom ini akan mengalami gangguan pergerakan atau kerusakan pada usus halusnya. Hal ini juga dapat terjadi pada pasien yang telah menjalani operasi pengangkatan usus halus atau usus besar. 

Meskipun sindrom usus pendek tergolong langka, namun dampaknya pada kehidupan pasien cukup besar. Diperkirakan, hanya tiga dari satu juta orang yang mengalaminya setiap tahun.

Gejala Short Bowel Syndrome

Salah satu gejala short bowel syndrome adalah diare berkepanjangan yang pada akhirnya memicu dehidrasi karena adanya gangguan penyerapan cairan dan elektrolit oleh usus.

Selain itu, kekurangan asupan gizi akibat short bowel syndrome juga sering menyebabkan masalah malnutrisi, seperti:

  • Anemia.
  • Batu ginjal.
  • Batu empedu.
  • Perlemakan hati.
  • Kulit mudah lecet.
  • Nyeri tulang dan osteoporosis.

Sindrom ini juga meningkatkan risiko gangguan sistem pencernaan, seperti tukak lambung karena paparan asam atau pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan. Gejala tambahan bisa muncul pada penderita alergi atau intoleransi laktosa, yaitu mual dan diare setelah mengonsumsi produk olahan susu. Gejala-gejala ini dapat muncul secara bersamaan dan bervariasi pada setiap individu. 

Baca juga: Beberapa Macam Penyakit yang Menyerang Usus

Penyebab Short Bowel Syndrome

Penyebab utama short bowel syndrome adalah ukuran usus halus yang pendek. Hal ini berpengaruh pada kemampuan tubuh untuk memecah dan menyerap makanan, serta fungsi usus halus dalam penyerapan zat gizi.

Pada anak-anak, short bowel syndrome dapat terjadi akibat kelainan perkembangan usus halus saat lahir, seperti:

  • Usus halus terlalu pendek.
  • Bagian usus hilang.
  • Pembentukan usus tidak sempurna (atresia usus).

Selain itu, short bowel syndrome juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis tertentu, seperti:

  • Enterokolitis nekrotikans: Peradangan dan hilangnya aliran darah ke usus.
  • Gastroschisis: Usus berkembang di luar tubuh sejak sebelum lahir.
  • Atresia usus halus: Kondisi bawaan lahir yang menyebabkan bagian usus halus tidak berfungsi.
  • Volvulus: usus terpelintir.
  • Penyakit crohn: peradangan dan iritasi pada saluran pencernaan.
  • Intususepsi: Bagian usus terlipat masuk ke bagian usus lain dan mengganggu aliran darah.

Komplikasi Short Bowel Syndrome

Short bowel syndrome dapat menimbulkan berbagai komplikasi, terutama jika tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Hal ini dikarenakan tubuh anak tidak mampu menyerap nutrisi dari makanan yang mereka makan. Adapun beberapa komplikasi short bowel syndrome adalah sebagai berikut:

  • Dehidrasi.
  • Malnutrisi.
  • Penyakit hati.
  • Batu ginjal.
  • Batu empedu.
  • Intoleransi laktosa.
  • Pertumbuhan bakteri berlebihan di usus.
  • Tidak mau makan atau kebiasaan makan tidak normal.
  • Ruam popok parah akibat BAB dengan feses asam.
  • Kekurangan atau ketidakseimbangan vitamin, mineral, dan elektrolit.

Diagnosis Short Bowel Syndrome

Adapun untuk mendiagnosis short bowel syndrome, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah, seperti:

  • Wawancara medis untuk mengetahui gejala dan riwayat kesehatan pasien.
  • Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah atau feses.
  • Jika diperlukan, dokter juga dapat melakukan tes pencitraan, seperti sinar-X barium, CT scan, MRI, CT atau MRI enterography untuk mendeteksi penyumbatan dan perubahan pada usus.

Baca juga: Mengenal Fungsi Lambung dalam Sistem Pencernaan, Yuk Simak!

Cara Mengobati Short Bowel Syndrome

Pengobatan short bowel syndrome berfokus pada penanganan gejala dan pencegahan komplikasi. Tindakan yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati short bowel syndrome adalah sebagai berikut:

1. Obat-obatan 

Selain dukungan nutrisi, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu mengatasi gejala short bowel syndrome, seperti:

  • Obat asam lambung.
  • Obat diare.
  • Obat untuk meningkatkan penyerapan usus, terutama setelah operasi.

2. Pembedahan

Pembedahan bertujuan untuk memperlambat proses pemecahan makanan di usus, menambah panjang usus (rekonstruksi saluran cerna autologus), dan mencegah obstruksi usus. Transplantasi usus halus juga bisa menjadi pilihan.

3. Terapi Nutrisi

Penderita short bowel syndrome perlu menjalani diet khusus dan mengonsumsi suplemen nutrisi. Selain itu, penderitanya juga harus menghindari makanan tinggi lemak, gula sederhana, dan serat untuk mencegah malnutrisi dan dehidrasi. Di samping itu, beberapa penderita mungkin memerlukan nutrisi tambahan melalui infus atau selang makanan.

Demikianlah ulasan lengkap mengenai short bowel syndrome, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya. Ingatlah, bahwa kesehatan pencernaan sangatlah penting bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

Oleh karena itu, jagalah selalu kesehatan pencernaan Anda dengan pola makan sehat dan bergizi. Selain itu, untuk mendukung kesehatan pencernaan, Anda bisa mengonsumsi minuman tinggi serat, seperti Scrubber. 

Scrubber merupakan minuman es jeruk segar yang dibuat dari sari jeruk alami dan mengandung bakteri baik (probiotik), makanan bakteri baik (prebiotik), serta berbagai jenis serat. Mengonsumsi Scrubber secara teratur dapat membantu melancarkan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu menghilangkan bakteri jahat.

Yuk, selalu sedia Scrubber di rumah untuk bantu jaga kesehatan pencernaan Anda. Ingat, Healthy product for healthy family!

Baca juga: Peran Penting Usus dalam Menjaga Imunitas Tubuh

Related article