intoleransi laktosa adalah
Februari 29, 2024 Artikel

Intoleransi Laktosa: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Reviewed by: dr. Sagita Nindra, MD, dr. Shabrina Ghassani Roza

Scrubber – Intoleransi laktosa adalah kondisi ketika tubuh tidak bisa mencerna laktosa dengan baik. Pada umumnya, gejala intoleransi laktosa mungkin hampir sama dengan gangguan pencernaan lainnya, di antaranya nyeri perut atau diare.

Akan tetapi, gejala ini bisa dikenali setelah seseorang mengonsumsi produk susu, tak terkecuali keju, yogurt,dan susu sapi. Lantas, apa itu intoleransi laktosa? Mari simak uraian di bawah ini hingga selesai.

Apa itu Intoleransi Laktosa?

Intoleransi laktosa adalah gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kondisi tubuh kekurangan enzim laktase untuk mencerna laktosa yang dikonsumsi. Bisa dikatakan, intoleransi laktosa adalah kondisi yang hampir mirip dengan alergi susu sebab tubuh sama-sama tidak mampu mencerna produk olahan susu dengan baik. 

Meski begitu, alergi susu dan intoleransi laktosa adalah dua kondisi yang berbeda. Tidak seperti alergi susu yang gejalanya bisa muncul di seluruh tubuh, intoleransi laktosa hanya berkaitan dengan gangguan di saluran pencernaan.

Seharusnya, enzim laktase pada tubuh bekerja untuk memecah laktosa menjadi gula sederhana dalam usus kecil sebagai salah satu sumber energi. Namun, bagi pengidap intoleransi laktosa, saluran pencernaan tidak mampu mengubah laktosa menjadi gula sederhana dan langsung terbawa ke usus besar. Dikhawatirkan, laktosa tersebut bisa difermentasikan oleh bakteri dan menjadi gas yang mengganggu kinerja saluran pencernaan dan muncul gejala intoleransi laktosa.

Penyebab Intoleransi Laktosa

Ada sejumlah penyebab intoleransi laktosa yang terbagi menjadi empat jenis, yaitu intoleransi laktosa primer, sekunder, masa perkembangan, dan bawaan. Selengkapnya, penjelasan mengenai intoleransi laktosa adalah sebagai berikut.

1. Intoleransi Laktosa Primer

Pertama, penyebab intoleransi laktosa adalah intoleransi laktosa primer yang disebabkan oleh faktor keturunan. Penyebab intoleransi laktosa jenis ini dapat terjadi ketika terdapat penurunan produksi laktase semakin bertambahnya umur. Umumnya, intoleransi laktosa primer terjadi pada anak usia dua tahun, tetapi baru disertai dengan keluhan ketika beranjak dewasa.

2. Intoleransi Laktosa Sekunder

Berikutnya, intoleransi laktosa sekunder adalah kondisi ketika terdapat produksi laktase yang menurun yang diakibatkan oleh gangguan kesehatan tertentu, di antaranya penyakit Celiac, penyakit Crohn, radang usus besar, atau infeksi usus. Di samping itu, penurunan ini juga bisa diakibatkan oleh efek samping kemoterapi atau konsumsi obat antibiotik dalam jangka waktu tertentu.

3. Intoleransi Laktosa dalam Masa Perkembangan

Penyebab intoleransi laktosa yang ketiga adalah intoleransi laktosa dalam masa perkembangan. Intoleransi laktosa ini adalah kondisi intoleransi yang disebabkan oleh belum optimalnya perkembangan saluran pencernaan bayi, terutama organ usus. Umumnya, kondisi ini dapat dijumpai pada bayi yang lahir secara prematur. 

Pada jenis intoleransi laktosa dalam masa perkembangan, bayi yang mengidap intoleransi laktosa akan mengalami sejumlah keluhan terkait untuk sementara dan membaik semakin bertambahnya usia.

Baca juga: 8 Manfaat Sarapan Pagi untuk Tubuh yang Tidak Boleh Dilewatkan!

4. Intoleransi Laktosa Bawaan

Terakhir, penyebab intoleransi laktosa adalah intoleransi laktosa bawaan yang disebabkan oleh kelainan genetik dari orang tua. Berbeda dengan intoleransi laktosa primer, kondisi ini terbilang langka di mana kedua orang tua mewarisi varian gen tertentu yang menyebabkan seseorang mengidap intoleransi laktosa.

Gejala Intoleransi Laktosa

Pada dasarnya, gejala intoleransi laktosa hampir sama dengan gangguan pencernaan lainnya. Biasanya, pengidap intoleransi laktosa baru akan merasakan keluhan-keluhan setelah beberapa menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi makanan dengan kandungan laktosa, seperti susu sapi. Beberapa gejala intoleransi laktosa adalah:

  • Sakit perut.
  • Sering buang angin.
  • Diare.
  • Perut kembung.
  • Mual dan muntah.
  • Perut bergemuruh (borborygmi).

Faktor Risiko Intoleransi Laktosa

Ada sejumlah faktor yang berkontribusi meningkatkan risiko seseorang mengidap intoleransi laktosa. Selengkapnya, penjelasan mengenai faktor risiko intoleransi laktosa adalah seperti berikut.

  • Faktor usia.
  • Etnis.
  • Lahir secara prematur.
  • Gangguan usus kecil.
  • Pernah atau sedang dalam pengobatan kanker.

Diagnosis Intoleransi Laktosa

Untuk mengenali penyebab dan penanganan intoleransi laktosa, ada sejumlah tes yang biasa dilakukan, mulai dari tes toleransi hingga tes keasaman feses. Beberapa diagnosis intoleransi laktosa adalah sebagai berikut.

1. Tes Toleransi Laktosa

Untuk melakukan tes ini, pasien perlu mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa tinggi. Setelah 2 jam berlalu, pasien akan diminta untuk melakukan tes laboratorium guna mengetahui level gula dalam darah. Jika dalam tes tersebut kadar gula darah tidak terpengaruh, maka bisa disimpulkan bahwa tubuh pasien tidak mampu mencerna laktosa dengan optimal.

Baca juga: 7 Fungsi Hati dalam Sistem Pencernaan

2. Tes Kadar Hidrogen

Berikutnya, salah satu cara mendiagnosis intoleransi laktosa adalah dengan melakukan tes kadar hidrogen. Untuk melakukan tes ini, pasien tidak boleh makan atau minum apa pun sebelum tes, kecuali air putih. Kemudian, pasien mengonsumsi minuman yang mengandung laktosa dengan kadar yang tinggi.

Setelah itu, tingkat hidrogen dalam napas pasien akan diamati selama 15 menit dalam beberapa jam. Apabila tingkat hidrogen pada pasien tersebut dinilai tinggi, maka bisa jadi pasien mengidap intoleransi laktosa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hal ini dapat diukur sebab laktosa yang tidak terserap dengan baik oleh usus, sehingga menghasilkan gas yang melebihi batas normal.

3. Tes Keasaman Tinja

Tes keasaman feses untuk mendiagnosis intoleransi laktosa adalah tes yang umumnya diperuntukkan bagi pasien anak-anak sebab metode lain tidak memungkinkan diujikan pada mereka.

Tes keasaman feses dilakukan dengan mengambil sampel feses pasien untuk diukur tingkat asam laktatnya. Proses pencernaan laktosa yang tidak sempurna dapat memicu terjadinya fermentasi laktosa sehingga asam laktat bisa terbentuk. Bisa dikatakan, jika dalam sampel ditemukan asam laktat dalam jumlah tertentu, maka pasien diduga mempunyai intoleransi laktosa.

Pengobatan Intoleransi Laktosa

Hingga kini, pengobatan khusus bagi pengidap intoleransi laktosa memang belum ditentukan. Meski demikian, pengidap intoleransi laktosa sangat disarankan untuk menghindari konsumsi makanan atau minuman dengan kadar laktosa tinggi. 

Bagi yang terlanjur menyukai susu, Anda bisa mengganti susu sapi atau susu kambing dengan susu yang berbahan dasar gandum, kedelai, atau almon. Adapun sejumlah makanan yang menjadi pantangan bagi pengidap intoleransi laktosa adalah sebagai berikut.

  • Susu sapi atau susu kambing.
  • Produk olahan susu, misalnya es krim, keju, yoghurt, atau mentega.
  • Makanan lainnya yang mungkin mengandung laktosa, seperti kue, cokelat, biskuit, daging olahan, sereal, dan lain sebagainya.

Demikian pembahasan lengkap mengenai intoleransi laktosa beserta penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatannya. Dapat disimpulkan, intoleransi laktosa adalah respons tubuh terhadap ketidakmampuannya mencerna laktosa akibat kurangnya enzim laktase dalam usus. Jika dibiarkan, laktosa bisa memicu terjadinya diare sehingga Anda perlu membatasi konsumsi produk olahan susu.

Selain membatasi konsumsi makanan yang mengandung laktosa, upaya efektif lainnya untuk pencegahan intoleransi laktosa adalah dengan mengonsumsi probiotik dan prebiotik yang ada di dalam produk Scrubber dari Enesis Group.

Scrubber adalah minuman segar yang terbuat dari sari jeruk asli dengan kandungan bakteri baik (probiotik), makanan bakteri baik (prebiotik), dan beragam serat. Dengan rutin mengonsumsi Scrubber, Anda dapat memenuhi kebutuhan serat harian sekaligus menjaga kesehatan sistem pencernaan sebab perlu diingat 70% daya tahan tubuh sumbernya dari usus, lho.

Ingin melawan bakteri jahat di usus? Yuk, sedia Vegeta Scrubber di rumah sekarang juga yang mudah Anda dapatkan melalui Tokopedia dan Shopee. Healthy product for healthy family!

Baca juga: 8 Obat Gangguan Pencernaan Alami yang Dapat Dibuat di Rumah

Related article