infeksi shigella
Februari 28, 2023 Artikel

Infeksi Shigella: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Antis – Infeksi shigellosis merupakan gangguan saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Shigella, misalnya Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, atau Shigella sonnei. 

Infeksi Shigella terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melalui kontak dengan feses, lingkungan yang kotor, atau lewat makanan serta minuman yang terkontaminasi.

Bakteri ini tergolong infeksius, di mana dalam jumlah kecil mereka sudah bisa menyebabkan gejala gangguan pencernaan pada manusia.

Ketika masuk ke dalam mulut, bakteri Shigella akan membelah diri di usus kecil, lalu menyebar pada usus besar.

Bakteri ini bisa melepaskan racun yang dinamakan enterotoxin penyebab kerusakan sel usus dan peradangan, sehingga penderitanya akan mengalami gejala kram dan diare parah. 

Lantas, bagaimana cara mengatasi penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Shigella? Yuk, simak ulasan lengkapnya di sini!

Penyebab Infeksi Bakteri Shigella

Infeksi Shigella disebabkan oleh bakteri yang masuk ke mulut secara tidak sengaja, adapun beberapa kondisi yang bisa terjadi, di antaranya yaitu:

  • Menelan air yang terkontaminasi bakteri tersebut, misalnya ketika berenang di kolam renang umum dan tercemar oleh penderita shigellosis
  • Mengonsumsi makanan terkontaminasi bakteri Shigella, misalnya karena cara penyediaannya kurang higienis oleh orang yang terinfeksi atau tercemar oleh feses manusia yang terinfeksi bakteri tersebut
  • Menyentuh mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah bersinggungan dengan permukaan yang terkontaminasi Shigella, misalnya popok anak terserang shigellosis 
  • Melakukan hubungan seks oral yang membuat mulut menyentuh anus atau area sekitarnya

Baca juga: Infeksi Salmonella: Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya 

Gejala Infeksi Shigella

Gejala Shigellosis biasanya akan muncul 2-3 hari setelah pengidap terpapar oleh bakteri tersebut. 

Namun, beberapa kasus juga menunjukkan gejala muncul sekitar satu minggu setelah terjadi kontak dengan bakteri Shigella.

Umumnya, bakteri Shigella dysenteriae menyebabkan gangguan pencernaan selama 2 hingga 7 hari dengan gejala yang sering terjadi yaitu: 

  • Diare yang sebagian besar berupa cairan terkadang disertai lendir dan darah
  • Rasa mulas yang terjadi terus-menerus diikuti dengan dorongan untuk membuang air besar
  • Nyeri atau kram perut, terutama pada bagian tengah
  • Demam dengan suhu mencapai di atas 40 derajat Celcius
  • Mengalami mual dan muntah

Jika mengalami shigellosis berat, maka akan timbul gejala tertentu, seperti penurunan kesadaran, produksi urin menurun, kejang, bahkan koma. 

Faktor Risiko Infeksi Shigellosis

Beberapa kondisi bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi bagi seseorang untuk terkena infeksi bakteri Shigella, di antaranya:

  • Berusia di bawah 5 tahun
  • Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk atau bepergian ke wilayah yang tercemar
  • Tinggal secara berkelompok, misalnya panti jompo, panti asuhan, barak militer, penjara, atau asrama
  • Berhubungan seksual dengan sesama jenis
  • Melakukan aktivitas yang memicu kontak tubuh di tempat umum, seperti menitipkan anak di daycare atau berenang di kolam umum
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS

Baca juga: Ketahui Apa itu Laksatif, Jenis-Jenis, dan Efek Sampingnya 

Cara Mengobati Infeksi Shigella

Terapi yang umum dilakukan untuk mengobati shigellosis yaitu berupa pemberian obat dan cairan elektrolit (rehidrasi).

Selama mengalami diare, penderita disarankan untuk banyak mengonsumsi air putih untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dan mencegah dehidrasi.

Dokter mungkin juga akan menyarankan penderita untuk mengonsumsi suplemen zink guna membantu proses regenerasi sel usus. 

Namun, perlu diketahui bahwa selama diare terjadi, pasien tidak disarankan mengonsumsi obat-obat penghenti buang air besar seperti loperamide (imodium) atau diphrenoxylate.

Hal ini justru akan membuat bakteri terus berada di dalam sistem pencernaan dan memperburuk infeksi.

Sedangkan untuk penderita yang mengalami infeksi akut atau mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah seperti balita dan lansia, dokter biasanya akan memberikan antibiotik guna mengatasi diare.

Menurut Central for Disease Control and Prevention (CDC), ada dua jenis antibiotik yang direkomendasikan untuk mengatasi bakteri Shigella, yaitu: 

  • Ciprofloxacin
  • Azithromycin

Infeksi bakteri Shigella adalah penyakit yang jarang membutuhkan perawatan di rumah sakit, kecuali jika penderita mengalami mual dan muntah hebat hingga tidak bisa memasukkan makanan atau minuman ke dalam mulut.

Pada kondisi tersebut, penderita akan membutuhkan obat dan infus untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

Pencegahan Infeksi Bakteri Shigella

Untuk menghindari infeksi shigellosis, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, di antaranya:

  • Mencuci tangan dengan air dan sabun secara berkala, terutama ketika sebelum dan sesudah menggunakan kamar mandi, mengganti popok bayi, serta menyentuh makanan
  • Menjauhkan anak dari temannya yang sedang mengalami diare
  • Mengawasi anak ketika mereka sedang mencuci tangan
  • Tidak menyajikan makanan ketika sedang mengalami gangguan diare
  • Membuang popok bekas pada kantong yang tertutup rapat
  • Menghindari untuk menelan air ketika berenang di kolam umum atau danau
  • Menghindari berhubungan seks dengan orang yang sedang diare atau baru mengalami keluhan tersebut
  • Tidak melakukan hubungan seks melalui anal atau oral

Demikian informasi seputar apa itu bakteri Shigella, beserta infeksi yang bisa ditimbulkan, gejala, cara pengobatan, dan pencegahannya.

Penyakit shigellosis yang menyerang sistem pencernaan tentu akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari kamu dan berisiko menularkannya pada anggota keluarga lainnya.

Maka dari itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan tangan ketika sebelum dan sesudah menyentuh sesuatu.

Selain mencuci tangan, kamu juga bisa lho selalu menyediakan Antis ketika bepergian di luar rumah.

Antis adalah antiseptik berbentuk gel atau spray yang dikemas secara praktis, sehingga mudah untuk dimasukkan ke dalam tas.

Dengan menggunakan Antis, kamu bisa melindungi tangan dari serangan virus dan penyakit selama 2 jam.

Yuk, jaga kesehatan tanganmu dengan selalu sedia Antis!

Baca juga: Ketahui Manfaat dan Bahaya Bakteri E Coli bagi Manusia

Related article