sering sembelit tanda penyakit apa
September 24, 2025 Artikel

Sering Sembelit Tanda Penyakit Apa? Kenali Penyebabnya!

Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Anggi Medita

Sering sembelit tanda penyakit apa? Pertanyaan ini wajar muncul karena hampir semua orang pernah mengalami sembelit. 

Namun, bila sembelit terjadi terus-menerus, kondisi ini bisa menurunkan kualitas hidup dan patut diwaspadai. Sembelit kronis dapat menjadi gangguan utama atau muncul akibat penyakit lain yang mendasarinya. 

Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi. Mengenali penyebabnya lebih awal sangat penting agar penanganannya tepat. Yuk, simak penjelasan lengkapnya mengenai kenapa sering sembelit di artikel ini!

Sering Sembelit Tanda Penyakit Apa?

Sembelit memang sering dianggap sepele, padahal kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan tertentu. 

Jika terjadi berulang, wajar bila muncul pertanyaan, sering sembelit tanda penyakit apa? Untuk memahaminya, mari simak penyebab dan kemungkinan penyakit yang berkaitan dengan sembelit di bawah ini!

1. Irritable Bowel Syndrome (Sindrom Iritasi Usus)

Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah gangguan pada saluran pencernaan yang salah satu gejalanya bisa berupa sembelit, disertai kembung dan nyeri perut.

Sebagian penderita juga mengalami diare yang bergantian dengan sembelit. Lebih dari sepertiga kasus IBS termasuk tipe IBS-C, yaitu kondisi saat pergerakan usus melambat sehingga tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan.

dr. Shabrina Ghassani Roza (dokter Enesis Group) menambahkan, “Selain dari keluhan tinja yang keras, penderita IBS-C juga dapat mengeluhkan perut kembung dan nyeri perut, yang mana hal ini dapat mengganggu kualitas hidup pasien. Pasien dapat disarankan untuk meningkatkan asupan serat, perbanyak minum air putih dan merubah gaya hidup (terutama perilaku sedentari).”

2. Gangguan Endokrin dan Metabolik

Sekitar 60 persen penderita diabetes jangka panjang mengalami sembelit, biasanya akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol, kerusakan saraf (neuropati diabetik), atau penggunaan obat yang memperlambat kerja usus. 

Selain itu, beberapa gangguan endokrin dan metabolik lain yang dapat memicu sembelit kronis antara lain hiperkalsemia (kelebihan kalsium), hipokalemia (kekurangan kalium), hipomagnesemia (kekurangan magnesium), hipotiroidisme (fungsi tiroid rendah), dan uremia akibat gangguan ginjal.

Baca juga: BAB Sakit dan Sering Sembelit? Hindari Makanan Ini

3. Kondisi Neurologis

Otot pada saluran cerna berkontraksi untuk menggerakkan makanan, sementara saraf di sekitar rektum dan anus memberi sinyal kapan waktunya buang air besar. 

Gangguan pada saraf atau otot ini dapat menghambat proses buang air besar. Sembelit bahkan menjadi salah satu gejala paling umum pada penyakit Parkinson, biasanya karena penurunan fungsi motorik dan berkurangnya aktivitas fisik

Selain Parkinson, kondisi neurologis lain yang bisa memicu sembelit meliputi penyakit serebrovaskular, multiple sclerosis (MS), amyotrophic lateral sclerosis (ALS), serta cedera atau tumor pada tulang belakang. Jika lokasi kelainan tersebut berada pada bagian saraf yang mempersarafi pencernaan khususnya usus besar dan rektum.

4. Kondisi Kesehatan Mental

Kondisi mental,  seperti kecemasan, depresi, atau gangguan makan, juga bisa menjadi salah satu penyebab sering sembelit.

Selain itu, penderita demensia juga rentan mengalami sembelit akibat berkurangnya aktivitas fisik, asupan cairan, serta adanya penyakit lain yang menyertai. 

Beberapa obat untuk mengatasi gangguan mental pun dapat menimbulkan efek samping berupa sembelit.

5. Risiko Kardiovaskular

Studi berjudul “Constipation and Risk of Death and Cardiovascular Events” yang melibatkan lebih dari 3 juta veteran di Amerika Serikat menemukan bahwa penderita sembelit memiliki risiko 11 persen lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner dan 19 persen lebih tinggi terkena stroke iskemik, serta peningkatan 12 persen pada risiko kematian secara umum. 

Hasil serupa juga terlihat pada mereka yang menggunakan obat pencahar, meskipun peserta penelitian sebagian besar laki-laki dan kurang dari 7% adalah perempuan. 

Temuan ini sejalan dengan studi sebelumnya pada wanita pascamenopause, meskipun para peneliti menekankan bahwa temuan tersebut belum bisa membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung.

Baca juga: Ternyata Hal Sepele Ini yang Bisa Menyebabkan Sembelit

Cara Mengatasi Sembelit

Menurut jurnal StatPearls, perut sering sembelit dapat ditangani dengan pendekatan menyeluruh yang melibatkan tim medis. 

Penanganannya disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan, serta riwayat obat pasien. Beberapa langkah yang dianjurkan antara lain:

  • Mengonsumsi makanan tinggi serat dan menambah asupannya secara bertahap dari buah, sayur, kacang-kacangan, serta biji-bijian.
  • Minum air putih dalam jumlah cukup dan mengurangi kafein.
  • Berolahraga secara rutin.
  • Menghindari penggunaan obat pencahar berlebihan atau obat-obatan yang memicu sembelit. Lalu, membiasakan buang air besar sesuai dorongan alami tubuh, misalnya 15–45 menit setelah makan.
  • Jika perlu, terapi obat dapat diberikan dengan pemantauan dokter, perawat, dan apoteker untuk mengurangi efek samping.

Penanganan jangka panjang juga perlu dilakukan secara berkelanjutan agar pasien dapat memiliki pola buang air besar yang teratur dan nyaman.

Selain itu, penanganan sembelit umumnya dimulai dengan perubahan pola makan dan gaya hidup untuk membantu mempercepat pergerakan tinja di usus besar.

Dokter juga dapat menyesuaikan obat-obatan yang dikonsumsi bila terbukti memperburuk sembelit.

Jika masih belum membaik, dokter juga bisa merekomendasikan penggunaan obat pencahar sesuai jenisnya, mulai dari suplemen serat, osmotik, stimulan, pelunak tinja, hingga pelumas. 

Pilihan lain meliputi enema, supositoria, hingga obat resep tertentu yang disesuaikan dengan penyebab sembelit.

Dalam kasus tertentu, pasien mungkin juga memerlukan terapi biofeedback untuk melatih otot panggul, atau tindakan operasi bila sembelit kronis tidak membaik dengan pengobatan lain.

Itulah ulasan lengkap mengenai sering sembelit tanda penyakit apa dan penyebab yang perlu kamu waspadai. Perlu diingat, hindari melakukan self diagnose

Pemeriksaan dokter tetap diperlukan untuk memastikan penyebab sebenarnya agar penanganannya lebih tepat.

Di sisi lain, menjaga pola makan dan meningkatkan konsumsi serat harian juga tidak kalah penting. Untuk melengkapinya, kamu bisa memilih produk yang tepat agar pencernaan tetap lancar.

Nah, sekali kamu menyadari tidak BAB selama 3 hari, segera atasi dengan Vegeta Herbal dari Enesis Group. 

Suplemen herbal ini mengandung psyllium sebagai sumber serat alami, serta kombinasi bahan herbal, seperti daun jati cina, akar manis, buah adas, dan akar kelembak yang bekerja efektif melancarkan buang air besar.

Dengan rutin mengonsumsinya, Vegeta Herbal bisa membantu pencernaan lebih sehat, membuat tubuh terasa lebih nyaman, dan mendukung aktivitas harian tanpa gangguan sembelit. 

Yuk, jaga kenyamanan pencernaanmu dengan Vegeta Herbal sekarang juga!

Baca juga: 6 Dampak Buruk Jika BAB Keras Tidak Segera Diatasi

Related article