sepsis adalah
September 29, 2023 Artikel

Penyakit Sepsis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pencegahan

Antis – Sepsis adalah salah satu jenis komplikasi yang tergolong berbahaya. Meski demikian, kondisi ini sebetulnya dapat ditangani dan juga dicegah.

Secara mendasar, sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons infeksi secara berlebihan atau tidak terkendali.

Seringnya, hal tersebut diakibatkan oleh infeksi saluran pencernaan, saluran kemih, kulit, ataupun paru-paru.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa itu sepsis, yuk simak artikel berikut sampai habis!

Apa itu Sepsis?

Sepsis adalah respons ekstem tubuh terhadap suatu infeksi dan dapat mengganggu fungsi organ tubuh.

Penyakit ini lebih berisiko dialami oleh orang tua, ibu hamil, dan bayi di bawah 1 tahun. Orang yang memiliki imun lemah atau penyakit bawaan juga rentan mengalami sepsis.

Apabila tidak ditangani segera, maka penyakit tersebut akan berubah menjadi syok sepsis.

Syok sepsis adalah komplikasi yang menyebabkan penurunan tekanan darah secara signifikan sehingga dapat memicu beberapa gejala serius, seperti stroke, gagal jantung hingga gagal napas.

Penyebab Sepsis & Faktor Risikonya

Ketika tubuh mengalami infeksi, maka sistem imun tubuh akan menghasilkan berbagai macam senyawa untuk melawan virus dan bakteri.

Akan tetapi, apabila infeksi tersebut sudah parah dan di luar kendali, maka sistem imun tubuh akan menurun karena kewalahan. Kondisi ini yang menjadi penyebab sepsis.

Penyakit sepsis adalah salah satu komplikasi berbahaya karena dapat mengacaukan fungsi organ tubuh sampai memicu risiko kematian.

Menurut World Health Organizations (WHO), sekitar 20% dari semua kematian global disebabkan oleh penyakit sepsis.

Lalu, bayi juga rentan mengalami sepsis neonatal, yaitu infeksi aliran darah pada beberapa bulan pertama awal kehidupannya.

Sepsis neonatal pada bayi bisa terjadi tergantung dari kapan infeksi tersebut dimulai, apakah selama di kandungan atau setelah kelahiran.

Pada lansia, sepsis dapat memicu risiko penyakit berat lainnya, seperti diabetes, kanker, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, dan HIV.

Baca juga: Sumber Penyakit! Ini Perbedaan Kuman, Bakteri, dan Virus

Gejala Sepsis

Gejala sepsis cukup sulit untuk dikenali. Bahkan, banyak gejala yang serupa dengan penyakit lain sehingga mudah disalah artikan.

Namun, secara medis, beberapa gejala sepsis adalah suhu tubuh di atas 38,3°C atau di bawah 36°C dan detak jantung lebih dari 90 kali/menit disertai dengan hasil laboratorium yang mendukung yakni kadar leukosit yang tinggi.

Selain itu, salah satu gejala sepsis adalah laju pernapasan lebih dari 20 kali/menit. Gejala-gejala untuk usia tertentu juga dapat ditemukan berbeda-beda, di antaranya yaitu:

1. Gejala Sepsis pada Bayi dan Anak-anak

Ada beberapa gejala yang dapat ditemukan pada bayi dan anak kecil, yaitu:

  • Tidak ada nafsu makan.
  • Kulit, bibir, lidah, ujung-ujung jari, dan sekitar mata membiru.
  • Muntah disertai dengan darah.
  • Kesulitan bernapas.
  • Tidak buang air selama 12 jam.
  • Terdapat ruam di kulit yang sulit memudar.
  • Tidak semangat beraktivitas.
  • Sering mengeluh dan marah-marah (uring-uringan).
  • Tangisan menjadi lemah dan bernada tinggi.

2. Gejala Sepsis pada Orang Dewasa

Sementara itu, beberapa gejala yang dapat ditemukan pada orang dewasa adalah sebagai berikut:

  • Kulit, bibir, lidah, ujung-ujung jari, dan sekitar mata membiru.
  • Terdapat ruam di kulit yang sulit memudar.
  • Bernapas dengan cepat.
  • Terlihat seperti orang yang bingung (disorientasi).

Diagnosis Sepsis

Diagnosis sepsis dimulai dengan anamnesa dengan dokter terkait gejala yang dialami. Lalu, dilanjutkan dengan melakukan beberapa macam tes.

Tes darah dilakukan untuk mengetahui kondisi infeksi, masalah penyumbatan, kadar oksigen, dan ketidakseimbangan elektrolit.

Apabila lokasi infeksi tidak dapat ditemukan, maka akan dilakukan tes penunjang, seperti x-ray, CT scan, ultrasound, dan MRI.

Untuk memberikan penanganan yang tepat, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan lainnya, seperti tes urine dan sekresi luka.

Apabila penyakit sepsis disertai dengan batuk lendir, maka akan dilakukan sekresi pernapasan untuk mengetahui jenis kuman apa yang menyebabkan infeksi.

Penanganan Sepsis

Sepsis adalah salah satu penyakit dengan risiko berbahaya. Akan tetapi, penyakit ini dapat disembuhkan apabila gejala-gejala yang muncul terdeteksi secara dini.

Berikut adalah cara-cara penanganan sepsis:

  • Antibiotik: menggunakan sejumlah obat-obatan di rumah sakit untuk menangani penyakit sepsis.
  • Cairan intravena: pemberian antibiotik lewat infus untuk melawan infeksi, mengurangi radang, dan menghilangkan rasa sakit.
  • Insulin: untuk membantu mempertahankan kadar gula darah yang stabil jika diperlukan.
  • Dialisis: dilakukan apabila ginjal mulai terdampak. Dialisis memungkinkan untuk menyaring sampah berbahaya, garam, dan air berlebihan di dalam darah.
  • Operasi: dilakukan apabila organ-organ vital sudah terdampak sepsis secara parah.

Pencegahan Sepsis

Ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mencegah sepsis, yaitu:

  • Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, mandi secara rutin, dan merapikan rumah.
  • Mengkonsumsi makan bergizi dan bernutrisi tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Mengobati luka dan infeksi dengan baik.
  • Melakukan vaksinasi flu, pneumonia, dan penanganan infeksi lainnya secara rutin.

Demikian penjelasan mengenai apa itu sepsis, beserta penyebab, gejala, penanganan, hingga pencegahannya.

Meskipun tergolong berbahaya, namun sepsis adalah penyakit yang dapat disembuhkan bila kamu melakukan penanganan dan pencegahan.

Adapun salah satu cara mencegahnya yaitu dengan menjaga kebersihan tangan. Dalam hal ini, kamu bisa menggunakan Antis.

Antis adalah handsanitizer antiseptik yang dapat secara efektif membunuh 99% kuman di tangan.

Selain itu, Antis juga mengandung moisturizer, sehingga aman digunakan dan tidak akan membuat kulit kamu kering.

Yuk, mulai jaga kebersihan tangan dengan Antis untuk kesehatan keluarga! Healthy product for healthy family!

Baca juga: Infeksi Salmonella: Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Related article