Malaria adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles dan masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan global, terutama di daerah tropis, seperti Indonesia. Salah satu aspek yang paling khas dari malaria adalah pola demamnya. Mengenali pola demam malaria dapat membantu dalam diagnosis dini dan penanganan yang tepat sehingga komplikasi lebih serius dapat dihindari.
Oleh karena itu, di artikel ini akan dibahas mengenai malaria, termasuk gejala, pola demam, komplikasi, dan pengobatannya. Yuk, simak hingga akhir.
Apa itu Malaria?
Malaria adalah penyakit yang diakibatkan oleh parasit dari genus Plasmodium dan ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles. Setelah nyamuk menggigit, parasit malaria masuk ke dalam tubuh manusia melalui saliva nyamuk dan menyebar ke dalam aliran darah.
Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium menyerang dan menginfeksi sel darah merah. Selama siklus hidupnya, parasit berkembang biak di dalam sel darah merah, memecah sel-sel darah merah yang terinfeksi, dan memicu pelepasan zat-zat beracun yang menyebabkan gejala malaria, seperti demam, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, dan kadang-kadang dapat menyebabkan komplikasi serius.
Baca Juga: 10 Fakta Unik Nyamuk, Ternyata Tergolong Hewan Purba!
Pola Demam Malaria
Pola demam malaria dikenal juga sebagai trias malaria. Trias malaria adalah gejala demam yang dialami oleh penderita malaria dan terdiri dari tiga tahap utama, yaitu:
- Cold stage (tahap dingin): Tahap ini dimulai dengan gejala kedinginan parah, gemetar, dan sering kali menggigil. Ini terjadi karena respons tubuh terhadap infeksi parasit dalam darah yang memengaruhi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Umumnya, cold stage ini terjadi sekitar pukul 11-12 siang dan berlangsung selama 15 menit hingga 1 jam.
- Hot stage (tahap panas): Setelah tahap dingin, pasien mengalami demam tinggi yang berlangsung selama 2-6 jam. Gejala lain yang mungkin terjadi meliputi sakit kepala, nyeri otot, mual, muntah, hingga kejang.
- Sweating stage (tahap berkeringat): Setelah fase panas, demam mulai mereda dan pasien mengalami keringat berlebihan yang berlangsung sekitar 2-4 jam. Fase ini akan membuat penderita tampak sembuh padahal sebetulnya pola trias malaria ini akan kembali terulang.
Selain itu, pola demam malaria juga dapat bervariasi tergantung pada jenis parasit penyebabnya. Berikut ini adalah pola demam malaria berdasarkan jenis parasit yang menginfeksi:
- Malaria falciparum: Pola demam malaria yang disebabkan oleh parasit falciparum tidak mengikuti pola yang teratur seperti pada malaria tertiana dan kuartana. Jenis parasit ini menyebabkan pola demam malaria setiap 36-48 jam, tetapi polanya bisa tidak teratur atau lebih sering berulang dalam rentang waktu yang singkat. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah menggigil, demam tinggi, sakit kepala, mual, dan muntah.
- Malaria vivax dan malaria ovale (malaria tertiana): Pola demam malaria yang disebabkan oleh malaria vivax dan malaria ovale memiliki siklus demam yang teratur setiap 48 jam (dua hari). Pola ini disebabkan oleh siklus hidup parasit Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale dalam sel darah merah yang berlangsung selama 48 jam.
- Malaria malariae (malaria kuartana): Pola demam malaria yang disebabkan oleh parasit malariae memiliki pola yang teratur, yaitu setiap 72 jam (tiga hari). Ini disebabkan oleh siklus hidup parasit Plasmodium malariae dalam sel darah merah yang berlangsung selama 72 jam. Demam biasanya muncul pada hari keempat setelah infeksi awal, kemudian akan mengalami pemulihan seiring dengan pecahnya sel darah merah yang terinfeksi.
Baca juga: 4 Jenis Nyamuk Rumahan yang Paling Umum dan Sering Ditemui
Komplikasi Malaria
Komplikasi malaria bisa sangat serius dan berpotensi mengancam nyawa. Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi:
- Anemia berat: Malaria dapat menyebabkan anemia berat karena parasit malaria menghancurkan sel darah merah. Akibatnya, jumlah sel darah merah dalam tubuh dapat menurun drastis dan menyebabkan kelelahan, pusing, bahkan kegagalan organ jika tidak ditangani dengan cepat.
- Gangguan pernapasan: Cairan yang menumpuk di paru-paru akibat respons tubuh terhadap infeksi malaria dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
- Gagal ginjal akut: Malaria dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke ginjal sehingga berisiko menyebabkan kerusakan pada jaringan ginjal.
- Gula darah rendah: Malaria dapat menyebabkan gula darah rendah atau hipoglikemia, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
- Malaria serebral: Komplikasi yang paling parah dan serius ini terjadi ketika parasit malaria menginfeksi otak. Gejalanya meliputi kejang, koma, gangguan kesadaran, atau bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Pengobatan Malaria
Pengobatan malaria tergantung pada jenis parasit malaria yang menyebabkan infeksi dan seberapa parah penyakitnya. Beberapa jenis pengobatan yang umum digunakan adalah:
- Untuk malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum biasanya diobati dengan kombinasi obat yang mengandung artemisinin, seperti artemether-lumefantrine.
- Untuk malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale biasanya diobati dengan klorokuin untuk mengobati serangan akut, diikuti dengan primaquine untuk mencegah kambuhnya.
- Untuk Plasmodium malariae, pengobatannya mirip dengan Plasmodium vivax.
- Untuk Plasmodium knowlesi biasanya diobati dengan kombinasi obat yang mengandung artemisinin.
Demikian penjelasan mengenai pola demam malaria, serta gejala umum, komplikasi, dan pengobatannya. Memahami faktor-faktor tersebut, terutama pola demam malaria, dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mendeteksi dan mengobati penyakit ini sejak dini.
Namun, pencegahan tetap menjadi kunci utama untuk melindungi diri dan keluarga dari gigitan nyamuk penyebab malaria. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk menggunakan produk antinyamuk, seperti Force Magic.
Force Magic adalah produk aerosol antinyamuk 2-in-1 dari Enesis Group yang mengandung bahan aktif synthetic pyrethroid sehingga efektif dalam melumpuhkan dan mematikan nyamuk, bahkan di tempat-tempat yang sulit dijangkau.
Bahan aktif ini sering ditemui di bunga chrysanthemum dan terbukti ampuh membasmi serangga, sementara eucalyptus oil yang terdapat di Force Magic membantu menolak nyamuk.
Yuk, pakai Force Magic sekarang! Healthy product for healthy family.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus