perbedaan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus
Maret 31, 2023 Artikel

Mengenal Perbedaan Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus

Soffell – Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus sering diidentifikasi sebagai spesies yang memiliki peran dalam penyebaran penyakit seperti demam berdarah ataupun chikungunya. Meskipun tampak serupa, perbedaan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus cukup signifikan.

Perbedaan utama dari kedua jenis nyamuk ini terletak pada fisiknya serta kemampuannya untuk menyebarkan virus.

Dengan mengetahui perbedaan serta karakteristik mereka secara detail, kamu bisa mencegah penyebaran penyakit yang dibawa oleh kedua jenis nyamuk ini

Oleh karena itu, yuk simak perbedaan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus di bawah ini agar kamu bisa cegah penularan penyakit dari keduanya.

Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus

Sebelum mengetahui perbedaan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, kenali dulu ciri-ciri serta karakteristiknya berikut ini:

Karakteristik Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes Aegypti berasal dari famili Culicidae, dan ordo Diptera. Nyamuk ini merupakan penyebab dari demam berdarah, demam kuning, zika, dan chikungunya.

Sama seperti nyamuk pada umumnya, Aedes Aegypti memiliki sifat antropofilik, yaitu lebih suka menghisap darah manusia kemudian menularkan parasit.

Selain itu, nyamuk Aedes Aegypti juga memiliki sifat multiple feeding yang berarti menghisap darah beberapa kali hingga kenyang.

Dari sisi morfologi, nyamuk ini memiliki 4 tahapan siklus hidup yaitu telur, larva, pupa, dan masa dewasa.

Biasanya, nyamuk Aedes Aegypti dewasa hidup selama 3 minggu setelah telur menetas.

Karakteristik Nyamuk Aedes Albopictus

Sama dengan nyamuk Aedes Aegypti, Aedes Albopictus juga berasal dari famili Culicidae dan ordo Diptera. Nyamuk ini juga diketahui memiliki sifat antropofilik dan multiple feeding.

Sesuai dengan sifatnya, Aedes Albopictus cenderung menggigit manusia dan dikenal sebagai nyamuk kebon karena habitatnya.

Membahas soal habitat, nyamuk ini sering didapati di negara tropis atau subtropis karena bisa aktif sepanjang tahun.

Meski demikian, nyamuk Aedes Albopictus juga bisa berkembang biak pada musim dingin.

Siklus hidup dari nyamuk ini berlangsung selama 7-9 hari dengan masa hidup 3 minggu.

Baca Juga: 10 Fakta Unik Nyamuk, Ternyata Tergolong Hewan Purba!

Perbedaan Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus

Dilihat dari ciri-cirinya, nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus berasal dari famili serta memiliki sifat yang sama.

Meski demikian, terdapat beberapa perbedaan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus jika dilihat dari tempat tinggal, kebiasaan, serta tampilan fisiknya.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini perbedaan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus:

1. Tempat Tinggal 

Perbedaan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang pertama yaitu tempat tinggalnya.

Nyamuk Aedes Aegypti diketahui senang dengan tempat yang lembab untuk bersarang, dan bertelur. 

Nyamuk ini juga diketahui sering berada di bak mandi, talang air, hingga vas bunga dalam rumah.

Selain itu, nyamuk Aedes Aegypti juga dapat bersembunyi di kolong tempat tidur, atau ruangan lain yang minim cahaya.

Sementara nyamuk Aedes Albopictus diketahui lebih menyukai berada di luar ruangan.

Sesuai namanya, nyamuk ini sering didapati di area kebun atau pinggir hutan karena dekat dengan tempat mencari makan.

Ketika masih berada di masa stadium telur, larva dan pupa dari nyamuk Aedes Albopictus hidup di air yang tidak terkena sinar matahari.

2. Tampilan Fisik 

Selanjutnya, perbedaan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus dapat dilihat dari tampilan fisiknya.

Nyamuk Aedes Aegypti dewasa diketahui berukuran kecil yang terdiri dari kepala, dada, dan perut.

Pada nyamuk Aedes Aegypti jantan, tubuhnya didominasi warna hitam kecoklatan serta memiliki bercak putih di badan dan kaki.

Di sisi lain, nyamuk Aedes Aegypti betina diketahui memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan yang jantan.

Meski demikian, ciri umum yang dimiliki oleh nyamuk Aedes Aegypti yaitu memiliki bercak putih, serta dua garis putih di kedua sisi lateral dan garis punggungnya.

Sementara nyamuk Aedes Albopictus diketahui memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan Aedes Aegypti.

Secara tampilan fisik, Aedes Albopictus memiliki sisik hitam dan putih keperakan di antara antena serta ujung kakinya.

Kemudian, nyamuk ini juga memiliki punggung berwarna hitam dengan garis putih, mulai dari permukaan punggung hingga sepanjang toraks.

Baca Juga: Mengenal Ciri-Ciri Bintik Merah Pada DBD, Yuk Disimak!

3. Kemampuan dan Kebiasaan yang Dimiliki 

Terakhir, perbedaan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus ada pada kemampuan serta kebiasaan yang dimiliki masing-masing.

Nyamuk Aedes Aegypti memiliki kebiasaan aktif di pagi hari dan sore menjelang malam.

Diketahui, jam aktif nyamuk ini yaitu antara pukul 08.00-12.00 siang dan 15.00-17.00 sore.

Lebih lanjut, nyamuk ini memiliki kemampuan terbang setinggi 100 meter dan sejauh 400 meter.

Di sisi lain, nyamuk Aedes Albopictus memiliki jarak terbang sejauh 400 hingga 600 meter, dengan ketinggian kurang dari 200 meter.

Cara Mencegah Tertular Penyakit dari Nyamuk

Setelah mengetahui perbedaan Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, kamu bisa melakukan beberapa upaya pencegahan untuk menghindari gigitannya.

Adapun beberapa upaya pencegahan tersebut yaitu:

1. Terapkan 3M (Menutup, Menguras, Mengubur, dan Mendaur Ulang)

Cara pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah tertular penyakit dari nyamuk yaitu menerapkan 3M.

Adapun langkah-langkah 3M menurut Kementerian Kesehatan Indonesia yaitu:

  • Menutup tempat penampungan air agar nyamuk tidak bersarang di dalamnya
  • Menguras penampungan air di rumah seperti bak mandi. Lakukan cara ini setiap hari saat musim hujan, dan jangan lupa untuk menyikat penampungan air hingga bersih agar tidak ada telur nyamuk yang tersisa. Selain itu, kamu juga bisa memasukkan bubuk larvasida untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
  • Mengubur barang-barang yang tidak digunakan. Kamu disarankan untuk mengubur barang-barang bekas, agar tidak menumpuk dan menjadi sarang nyamuk. Selain mengubur, kamu juga bisa mendaur ulang barang tersebut untuk dipakai lagi.

2. Pakai Pakaian yang Menutupi Tubuh

Selanjutnya, kamu bisa memakai pakaian panjang yang menutupi tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk.

Selain itu, tips yang bisa kamu gunakan yaitu pakailah baju berwarna terang karena nyamuk diketahui tidak menyukainya.

3. Jaga Kebersihan Lingkungan di Sekitar Rumah

Cara terpenting yang bisa kamu lakukan yaitu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumah. 

Pastikan area rumah selalu bersih dan tidak ada genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk.

Untuk itu, sapu rumah dan halaman setiap hari, potong rumput yang sudah panjang, serta pasang kasa anti nyamuk di pintu atau jendela.

4. Pasang Jaring Anti-Nyamuk di Sekitar Rumah

Selanjutnya, kamu juga bisa memasang jaring anti nyamuk di sekitar rumah untuk menghalau gigitannya.

Selain itu, kamu juga bisa memasang kelambu di kamar dan juga menyalakan kipas angin. 

Itulah perbedaan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang harus kamu ketahui untuk mencegah kehadirannya.

Seperti yang diketahui, kedua jenis nyamuk ini membawa virus penyakit seperti demam berdarah, chikungunya, dan zika.

Oleh karena itu, kamu harus menerapkan cara-cara mencegah tertular penyakit yang dibawa nyamuk.

Selain itu, kamu bisa gunakan losion anti-nyamuk Soffell untuk melindungi dirimu beserta keluargamu dari gigitan nyamuk. 

Soffell adalah losion anti-nyamuk dengan kandungan beragam aroma harum seperti bengkoang, kulit jeruk, dan geranium yang tidak disukai nyamuk.

Tunggu apalagi? Yuk, lindungi keluargamu dari gigitan nyamuk dengan Soffell! Healthy product for healthy family!

Baca Juga: Simak 8 Manfaat Bunga Geranium yang Menarik untuk Diketahui!

Related article