kenapa bab cair seperti air
Desember 4, 2025 Artikel

Kenapa BAB Cair seperti Air? Ini 12 Penyebab & Cara Mengatasi

Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Anggi Medita

BAB cair seperti air sering kali membuat penderitanya merasa panik karena kerap datang secara mendadak dan turut mengganggu aktivitas sehari-hari. Hal ini mungkin membuat mereka bertanya-tanya, sebetulnya, kenapa BAB cair seperti air?

Secara garis besar, BAB cair seperti air bisa dialami oleh siapa saja, dari anak-anak sampai orang dewasa. Kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa menjadi tanda adanya gangguan pencernaan, dari yang ringan sampai serius.

Untuk mengetahui berbagai alasan kenapa BAB cair seperti air, kamu bisa membaca artikel di bawah ini sampai tuntas.

Kenapa BAB Cair Seperti Air?

Terdapat beberapa alasan kenapa BAB cair seperti air yang perlu diperhatikan, mulai dari alergi makanan, infeksi, hingga masalah kronis seperti irritable bowel syndrome. Berikut adalah uraian selengkapnya:

1. Intoleransi Laktosa atau Alergi Makanan

Intoleransi laktosa merupakan gangguan pencernaan yang terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah laktosa karena produksi enzim laktase tidak mencukupi. Enzim laktase ini dihasilkan oleh sel-sel dalam usus halus yang disebut enterosit.

Pada orang dengan intoleransi laktosa, mengonsumsi makanan atau minuman mengandung laktosa, seperti susu sapi dan berbagai produk olahannya, biasanya akan menyebabkan BAB cair.

Selain intoleransi laktosa, alergi makanan tertentu, seperti makanan laut dan kacang-kacangan, juga dapat menyebabkan timbulkan gejala berupa BAB cair setelah mengonsumsi makanan pencetus alergi tersebut.

2. Infeksi

Salah satu penyebab buang air besar cair yang cukup umum terjadi adalah infeksi, baik karena virus, bakteri, maupun parasit.

Diare atau mencret air biasanya terjadi karena mengonsumsi minuman atau makanan yang sudah terkontaminasi patogen seperti virus, bakteri, atau parasit.

Beberapa contoh patogen yang bisa menyebabkan kondisi ini adalah E. coli, Salmonella, virus hepatitis A, adenovirus, rotavirus, norovirus, dan cytomegalovirus.

Di samping itu, kondisi ini juga bisa dipicu oleh kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan maupun mengolah makanan.

Baca juga: 10 Penyebab dan Solusi BAB Terus Menerus yang Perlu Diketahui

3. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa jenis obat bisa menimbulkan efek samping berupa feses cair atau diare. Salah satu obat yang memiliki efek samping tersebut adalah antibiotik, terutama jika digunakan dalam waktu yang cukup lama.

Selain antibiotik, ada juga obat lain yang dapat menyebabkan BAB cair, seperti obat kemoterapi, antasida, hingga obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).

Jika efek samping tersebut mengganggu, ada baiknya untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.

4. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

Penyebab kenapa BAB cair seperti air selanjutnya adalah irritable bowel syndrome (IBS). kondisi ini merupakan salah satu jenis gangguan pencernaan jangka panjang yang menyerang kerja otot usus besar.

Normalnya, usus besar bekerja dengan menyerap air dari sisa makanan yang tidak dicerna oleh usus halus. Kemudian, sisa makanan tersebut akan berubah menjadi feses yang nantinya akan didorong keluar dengan bantuan kontraksi otot-otot usus besar.

Namun pada penderita IBS, otot-otot usus besar berkontraksi secara abnormal, baik terlalu lambat atau sering. Jika terlalu sering, kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya diare dan membuat feses terlihat sangat cair.

  1. Shabrina Ghassani Roza (dokter Enesis Group) menambahkan, “Keluhan yang paling sering dirasakan penderita IBS biasanya nyeri/kram perut, kembung, serta diare atau sembelit. Hal ini bisa dicetuskan oleh stres, pola makan yang kurang baik, dan ketidakseimbangan bakteri di usus. Umumnya IBS tidak berbahaya, namun sering kali mengganggu kualitas hidup penderitanya.”

5. Penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah kondisi peradangan jangka panjang pada saluran pencernaan, tepatnya di lapisan dinding sistem pencernaan. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai keluhan, namun salah satu gejala yang paling sering muncul adalah diare atau BAB cair.

Selain itu, penderita penyakit Crohn juga bisa mengalami nyeri perut, BAB berdarah, penurunan nafsu makan, mudah lelah, dan penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.

6. Penyakit Celiac

Penyakit celiac merupakan gangguan autoimun yang menyebabkan terjadinya peradangan pada usus halus. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa diare, nyeri perut, penurunan berat badan, perut kembung, mudah lelah, dan iritasi kulit.

Gejala tersebut dapat muncul ketika penderita penyakit celiac mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, yaitu jenis protein yang terkandung dalam gandum.

Baca juga: 7 Rekomendasi Obat Diare Dewasa yang Mudah Ditemukan

7. Kolitis Ulseratif

Kolitis ulseratif adalah penyakit kronis yang menyebabkan terjadinya peradangan dan luka (ulkus) pada usus besar.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab dari kondisi ini. Namun, terdapat dugaan bahwa kolitis ulseratif dapat dipicu oleh kekeliruan sistem kekebalan tubuh (gangguan autoimun) yang membuatnya menyerang sel-sel sehat di saluran pencernaan.

Selain itu, kolitif ulseratif juga bisa dipicu oleh berbagai faktor lingkungan, seperti infeksi virus, efek samping obat-obatan, stres, dan sebagainya.

Kondisi ini bisa menimbulkan beberapa gejala, termasuk diare yang disertai darah, nyeri atau kram perut, penurunan berat badan, sering merasa ingin BAB, dan mudah lelah.

8. Pankreatitis Kronis

Pankreatitis kronis adalah peradangan jangka panjang pada pankreas yang bisa berdampak pada proses pencernaan lemak, protein, dan pati. Kondisi ini cukup umum terjadi karena konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dalam jangka panjang.

Beberapa gejala umum pankreatitis kronis, di antaranya BAB cair, mual, muntah, hingga nyeri perut.

9. Cystic Fibrosis

Cystic fibrosis adalah kondisi kronis yang ditandai dengan menumpuknya lendir kental dan lengket di dalam tubuh, termasuk saluran pencernaan. Kondisi ini tentu bisa mengganggu proses pencernaan dan menimbulkan berbagai gejala, seperti:

  • Feses cair atau diare.
  • Infeksi paru-paru yang muncul berulang.
  • Sesak napas.
  • Kesulitan menambah berat badan.
  • Batuk yang tidak kunjung menghilang.

10. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid bekerja terlalu aktif daripada biasanya. Kondisi ini bisa menyebabkan hormon tiroid diproduksi dalam jumlah berlebihan, sehingga bisa mengganggu berbagai fungsi organ tubuh, tidak terkecuali dengan saluran pencernaan.

Karena itu, hipertiroidisme bisa menimbulkan berbagai gejala, seperti diare atau buang air besar cair, sulit tidur, pembengkakan di area leher, suhu tubuh yang tidak stabil, mood swing, penurunan berat badan, dan lain sebagainya.

11. Malabsorpsi Asam Empedu

Beberapa penyakit liver dan kantong empedu bisa menghambat kinerja cairan asam empedu yang berfungsi memecah lemak di dalam usus. Kondisi ini umumnya terjadi pada penderita batu empedu atau sirosis hati.

Apabila penyerapan asam empedu terganggu, hal tersebut bisa memicu terjadinya berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah diare dan BAB cair.

12. Dumping Syndrome

Dumping syndrome adalah kondisi ketika makanan berpindah dari lambung ke usus dalam waktu yang jauh lebih cepat dari seharusnya. Kondisi ini biasanya muncul setelah seseorang menjalani operasi penurunan berat badan.

Selain BAB cair atau diare, dumping syndrome juga dapat menimbulkan berbagai keluhan lain, seperti:

  • Nyeri pada area perut.
  • Rasa mual.
  • Muntah.
  • Pusing.
  • Detak jantung tidak normal.

Cara Mengatasi BAB Cair Seperti Air

Apabila hanya terjadi sesekali dan dalam kurun waktu singkat, BAB cair biasanya tidak membutuhkan penanganan medis khusus. Hanya saja, penderita kondisi ini disarankan untuk memperbanyak asupan cairan tubuh untuk menghindari risiko terjadinya dehidrasi.

Selain itu, apabila mengalami BAB cair seperti air, penderita juga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lebih lembut dan rendah serat untuk sementara waktu.

Kamu juga bisa mengonsumsi probiotik dan oralit sebagai langkah penanganan pertama untuk BAB cair. Jika diperlukan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat-obatan medis yang sesuai.

Apabila BAB cair tidak kunjung membaik setelah 48 jam, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Sebab, hal ini bisa menjadi tanda dari gangguan kesehatan yang lebih parah dan berpotensi memburuk jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Jika disebabkan oleh masalah kronis, dokter umumnya akan memberikan obat resep, antibiotik, hingga prosedur medis tertentu di rumah sakit.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, BAB cair seperti air memang bisa dipicu oleh banyak hal, mulai dari pola makan, infeksi, hingga berbagai gangguan pencernaan.

Maka dari itu, sangat penting untuk menjaga keseimbangan sistem pencernaan agar tidak mudah terganggu oleh perubahan pola makan tertentu.

Ketidakseimbangan sistem pencernaan dapat menyebabkan gangguan yang terkadang memicu diare atau bahkan sembelit (susah BAB). Jika mengalami masalah sembelit, Vegeta Herbal bisa menjadi pilihan tepat untuk mengatasinya.

Vegeta Herbal dari Enesis Group mengandung 100% sari serat alami yang bisa mendukung kerja saluran pencernaan agar tetap bekerja dengan lancar dan optimal. Dengan begitu, BAB menjadi lebih lancar.

Baca juga: 10 Cara Agar BAB Lancar Setiap Pagi, Wajib Dicoba!

Related article