Soffell – Apakah DBD menular atau tidak? DBD sendiri merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.
Diketahui, kasus penyakit ini meningkat saat musim hujan, karena terdapat banyak genangan air bersih yang merupakan media untuk siklus hidup nyamuk Aedes aegypti.
Nah, untuk memahami lebih lanjut terkait apakah DBD menular atau tidak dan bagaimana cara pencegahannya, simak penjelasan berikut!
Baca juga: Nyamuk Anopheles: Ciri-Ciri dan Parasit yang Dibawa
Seperti penjelasan sebelumnya, Demam Berdarah atau DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, lebih tepatnya virus dengue.
Virus ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan dimasukkan ke tubuh manusia melalui gigitannya.
Setelah digigit nyamuk Aedes aegypti, biasanya terdapat beberapa tanda gejala demam berdarah yang bisa dirasakan, di antaranya yaitu demam tinggi, mual dan muntah, sakit kepala, ruam kemerahan, serta nyeri otot yang muncul saat masa inkubasi di dalam tubuh setelah digigit nyamuk.
Melansir dari berbagai sumber, penyakit DBD sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu demam dengue dan demam berdarah dengue.
Perbedaannya, demam dengue tidak menyebabkan kebocoran pembuluh darah. Sementara demam berdarah dengue, diketahui dapat menyebabkan pembuluh darah bocor.
Dengan kata lain, demam berdarah dengue merupakan kondisi yang lebih parah dari demam dengue dan bisa mengancam jiwa.
Oleh karenanya, DBD jenis ini harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Namun pertanyaannya, apakah penyakit DBD menular? Yap, DBD merupakan penyakit yang bisa menular.
Akan tetapi, penularannya tidak bisa terjadi secara langsung dari satu orang ke lainnya, karena harus melalui perantara, yakni nyamuk Aedes aegypti.
Baca juga: 11 Cara Pencegahan Perkembangbiakan Nyamuk, Wajib Dilakukan!
Dari penjelasan sebelumnya, diketahui bahwa jawaban dari pertanyaan apakah DBD menular adalah bisa.
Namun, penularannya tidak bisa terjadi secara langsung dari satu orang ke lainnya. Lantas, penularan DBD melalui apa saja? Berikut ini penjelasannya.
Cara penularan DBD yang pertama yaitu melalui gigitan nyamuk. Sebetulnya, selain Aedes aegypti, nyamuk Aedes albopictus juga bisa membawa virus dengue.
Akan tetapi, penularan virus dengue dari Aedes albopictus diketahui tidak seefektif nyamuk Aedes Aegypti. Lalu, bagaimana proses penularan DBD melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti?
Pertama-tama, saat nyamuk Aedes aegypti menggigit seseorang yang mengidap DBD, virus dengue akan hidup di dalam tubuhnya selama 8-12 hari.
Setelah itu, nyamuk yang sudah terinfeksi akan menyebarkan virus tersebut ketika menggigit manusia lainnya.
Biasanya, nyamuk Aedes aegypti sering menggigit pada siang dan malam hari, karena mereka lebih aktif di waktu tersebut.
Selanjutnya, cara penularan DBD yaitu melalui transmisi ibu. Diketahui, seorang ibu hamil bisa menularkan virus dengue kepada buah hatinya.
Ini bisa terjadi apabila sang ibu terinfeksi virus dengue selama kehamilan atau sekitar waktu melahirkan. Hal ini dikarenakan virus dengue dapat ditransmisikan oleh ibu melalui darah kepada janin.
Selanjutnya, selain dari gigitan nyamuk dan transmisi ibu, infeksi virus dengue bisa ditularkan melalui prosedur medis, tapi ini jarang terjadi.
Meski demikian, apakah DBD menular melalui prosedur medis ini memungkinkan?
Diketahui, DBD mungkin saja menular melalui prosedur medis, seperti donor darah, uji laboratorium, dan transplantasi organ.
Baca juga: Mengenal Nyamuk Kebun dan Bedanya dengan Nyamuk DBD, Simak!
Setelah mengetahui apakah DBD menular, mungkin kamu bertanya-tanya bisakah penyakit ini dicegah? Tentu bisa.
Cara utama untuk mencegah penularan DBD adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan memperhatikan genangan yang ada di sekeliling rumah.
Lebih jelasnya, berikut tips mencegah penularan DBD yang bisa kamu lakukan:
Nah, itulah penjelasan mengenai apakah DBD menular atau tidak beserta cara dan tips pencegahannya.
Jika ditarik kesimpulan, jawaban dari pertanyaan apakah DBD menular adalah bisa.
Sebab, DBD bisa ditularkan ke orang lain melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti, transmisi ibu, dan prosedur medis.
Agar terhindar dari penularan penyakit ini, kamu bisa menerapkan program 3M dan menggunakan produk antinyamuk, seperti Soffell.
Soffell adalah produk penolak nyamuk yang tersedia dalam dua bentuk, yaitu lotion dan spray.
Diformulasikan menggunakan bahan yang tidak disukai nyamuk, Soffell bisa membantumu terhindar dari gigitannya hingga 8 jam.
Oleh karenanya, yuk lindungi tubuhmu dari gigitan nyamuk dengan pakai Soffell di setiap kesempatan! Ingat, healthy product for healthy family!
Baca juga: Tipe Golongan Darah yang Disukai Nyamuk & Faktor Penyebabnya