alergi makanan
Maret 7, 2024 Artikel

Mengenal Alergi Makanan, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Reviewed by: dr. Sagita Nindra, MD, dr. Shabrina Ghassani Roza

Food allergy atau alergi makanan adalah reaksi tubuh terhadap sejumlah makanan tertentu yang dianggap sebagai alergen. Kondisi ini kerap mengganggu pengidapnya dengan memicu berbagai gejala seperti gangguan pencernaan, ruam kulit, atau sesak napas.

Meski umumnya tidak berbahaya, kondisi ini tetap perlu memperoleh penanganan yang tepat guna mencegah komplikasi lebih lanjut. Yuk, langsung saja simak apa itu alergi makanan beserta penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatannya melalui artikel berikut!

Apa itu Alergi Makanan (Food Allergy)?

Alergi makanan adalah salah satu jenis alergi yang timbul ketika sistem kekebalan tubuh merespons kandungan di dalam suatu makanan sebagai sebuah ancaman bagi tubuh.

Ketika seseorang mengalami food allergy, tubuh akan melepaskan senyawa kimia sebagai reaksi terhadap zat yang dianggap berbahaya, padahal sebenarnya tidak.

Reaksi tersebut memicu berbagai gejala yang berbeda-beda di setiap individu, ada yang menyerang saluran pencernaan, reaksi kulit, saluran pernapasan, hingga gejala terparahnya yakni syok anafilaksis yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut.

Oleh sebab itu, Anda perlu mewaspadai penyebab alergi makanan agar tidak memicu kondisi-kondisi tersebut.

Penyebab Alergi Makanan

Setelah mengetahui pengertiannya, mari masuk ke pembahasan mengenai penyebab food allergy yang perlu diwaspadai. Pada dasarnya, penyebab utama food allergy adalah ketidaksesuaian reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat yang terkandung dalam suatu makanan, misalnya protein.

Ketika terpapar alergen, sistem kekebalan tubuh bereaksi seolah-olah melindungi tubuh dari zat yang secara umum tidak berbahaya dengan mendorong tubuh untuk membentuk antibodi (imunoglobulin E atau IgE).

Lebih lanjut, imunoglobulin E akan mendekati sel-sel yang terlibat dalam pelepasan histamin. Zat inilah yang bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala alergi, seperti hidung berair, diare, sesak napas, dan ruam pada kulit.

Segala substansi dalam makanan sangat mungkin menimbulkan reaksi alergi, di mana hal ini akan bergantung pada sistem kekebalan tubuh yang dimiliki setiap individu. Namun, pada sebagian besar kasus, makanan yang kerap memicu reaksi alergi, di antaranya:

  • Susu sapi dan produk serupa.
  • Telur ayam.
  • Kacang-kacangan.
  • Ikan dan makanan laut lainnya yang tergolong shellfish atau bercangkang, seperti udang, lobster, cumi-cumi, dan lain sebagainya.
  • Gandum.

Gejala Alergi Makanan

Reaksi alergi bisa muncul kapan saja setelah mengonsumsi makanan yang diduga sebagai penyebab food allergy. Untuk memudahkan Anda dalam memahaminya, gejala alergi makanan dapat dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang terdampak, yakni saluran pencernaan, kulit, dan saluran pernapasan. Simak penjelasan mengenai gejala food allergy berikut ini.

1. Saluran Pencernaan

Gangguan pencernaan sebagai reaksi alergi umumnya ditemukan pada bayi atau anak-anak. Beberapa gejala yang timbul dapat berupa mual, muntah, perubahan berat badan, dan masih banyak lagi. Ada tiga jenis alergi yang berhubungan dengan gangguan saluran pencernaan, yakni sebagai berikut:

  • Food protein-induced enterocolitis syndrome. Sindrom enterokolitis adalah jenis alergi makanan yang ditandai dengan gejala mual dan muntah secara terus-menerus, diare berdarah, anemia, perut kembung, hingga kesulitan untuk menambah berat badan. Biasanya, alergi ini disebabkan oleh konsumsi susu sapi atau susu kedelai formula.
  • Food protein-induced proctocolitis. Gejala alergi makanan juga bisa berupa radang pada kolon dan rektum yang ditandai dengan feses berwarna merah pada bayi. Hal ini bisa jadi dipicu oleh pemberian ASI.
  • Food protein-induced enteropathy. Terakhir, alergi makanan enteropati berhubungan dengan gejala penyakit usus berupa tinja tampak berlemak dan disertai kesulitan untuk menaikkan berat badan.

Baca juga: 15 Buah yang Bagus untuk Diet dan Kaya Akan Serat!

2. Kulit

Selanjutnya, gejala food allergy bisa timbul di sekujur tubuh dan memengaruhi kesehatan kulit. Beberapa bentuk reaksi food allergy yang berhubungan dengan dermatitis adalah sebagai berikut:

  • Peradangan kulit, termasuk kulit kering, bintik-bintik merah, dan gatal.
  • Biduran atau bentol kemerahan.
  • Eksim.
  • Sensasi gatal.

3. Saluran Pernapasan

Terakhir, jenis alergi makanan juga bisa muncul dan memengaruhi saluran pernapasan, seperti mengi, sesak napas, dan lain-lain. Biasanya, reaksi alergi yang muncul di saluran pernapasan kerap dialami oleh para penderita asma. Di samping itu, ada sejumlah gejala umum lainnya yang berkaitan dengan saluran pernapasan, di antaranya:

  • Pilek dan hidung tersumbat.
  • Rasa gatal di area mata, mulut, dan tenggorokan.
  • Nyeri saat menelan dan berbicara.
  • Pembengkakan di sejumlah area tubuh seperti mulut, lidah, dan wajah.

Diagnosis Alergi Makanan

Untuk mendiagnosis alergi makanan, pasien akan diminta untuk menjelaskan terkait dengan keluhan yang dialami, riwayat kesehatan, dan jenis makanan yang terakhir dikonsumsi.

Selain itu, pemeriksaan fisik juga mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dialami pasien. Lebih lanjut, mari simak berbagai metode khusus yang biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi alergi makanan:

1. Pemeriksaan Laboratorium Darah

Metode pertama untuk mendiagnosis alergi jenis ini adalah dengan melakukan tes darah. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana respons sistem kekebalan tubuh terhadap kandungan di dalam makanan yang diduga sebagai pemicu alergi.

Penderita baru bisa dikatakan memiliki alergi makanan jika serum imunoglobulin E (IgE) melebihi batas normal. 

2. Skin Prick Test

Skin prick test dilakukan dengan menguji sensitivitas kulit terhadap beberapa jenis cairan alergen menggunakan jarum untuk menusuk kulit. Setelah tes berhasil dilakukan, pasien diminta menunggu sekitar 15 menit untuk melihat reaksi alergi pada kulit, seperti bentol atau ruam kemerahan.

Baca juga: 5 Buah Antiinflamasi untuk Meredakan Peradangan pada Tubuh

3. Oral Food Challenges

Berikutnya, oral food challenges juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis food allergy. Pasien diminta untuk mengonsumsi makanan tertentu yang diduga sebagai pemicu alergi dalam jumlah kecil dan sedikit demi sedikit ditambahkan guna menilai reaksi sistem kekebalan tubuh.

4. Peninjauan Dietary Review

Dalam metode pemeriksaan ini, pasien diminta membuat buku harian untuk merekam segala jenis makanan yang dikonsumsi beserta tanda-tanda yang muncul setelahnya dalam periode tertentu.

Buku harian inilah yang kemudian menjadi bahan pertimbangan tenaga medis untuk menyimpulkan masalah kesehatan yang dialami.

5. Tes Eliminasi Makanan

Cara mendiagnosis alergi makanan yang terakhir adalah melakukan diet eliminasi makanan. Jika mengalami gejala alergi dan melakukan pemeriksaan dengan metode diet eliminasi, Anda akan diminta untuk mengeliminasi atau menghilangkan beberapa jenis makanan yang diduga sebagai pemicu reaksi alergi.

Misalnya, Anda memutuskan untuk menghilangkan jenis makanan yang mengandung gandum selama beberapa minggu. Setelahnya, jika tidak muncul tanda-tanda yang berkaitan dengan reaksi alergi, bisa dikonfirmasi bahwa memang betul Anda memiliki alergi terhadap jenis makanan yang mengandung gandum.

Pengobatan Alergi Makanan

Cara terbaik untuk mengatasi alergi makanan adalah dengan menjauhi jenis makanan yang menjadi penyebab munculnya reaksi alergi. Namun, apabila gejala alergi cukup mengganggu dan tak kunjung sembuh, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Pada umumnya, pasien akan dianjurkan untuk mengonsumsi sejumlah obat-obatan yang mengandung antihistamin atau kortikosteroid sesuai dengan reaksi alergi dan tingkat keparahannya.

Demikian pembahasan lengkap mengenai alergi makanan serta penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatannya. Setelah membacanya, Anda bisa lebih waspada terhadap kondisi food allergy dengan mencermati komposisi makanan yang hendak dikonsumsi.

Di samping memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi untuk mencegah alergi makanan, Anda bisa mempertimbangkan produk Amunizer dari Enesis Group untuk menjaga daya tahan tubuh.

Perlu Anda ketahui, Amunizer adalah minuman kesehatan yang mengandung elderberry 1000 mg, zink 75 mg, dan phyllantus, lonicera & forsythia untuk menangkal radikal bebas, meningkatkan kekebalan tubuh, serta sebagai antivirus.

Apakah Anda tertarik mengonsumsinya? Bila iya, dapatkan produk Amunizer di toko terdekat atau membelinya secara online di Tokopedia dan Shopee sekarang juga. Healthy product for healthy family!

Baca juga: 11 Cara Mencegah Flu dan Pilek dengan Efektif

Related article