Mei 5, 2020 Artikel

Inilah Bedanya Virus Corona dengan Virus DBD

Soffell – Gejala virus corona sering dianggap sama dengan gejala penyakit lainnya. Salah satunya adalah penyakit demam berdarah atau DBD. Demam berdarah juga disebabkan oleh infeksi virus. Kedua penyakit akibat virus ini memiliki gejala mirip, seperti demam dan trombositnya rendah. Hal ini seringkali membuat masyarakat awam melakukan penanganan yang kurang tepat ketika mengalami gejala tersebut.

Akibatnya, kondisi kesehatan bisa menurun karena penanganan yang diberikan kurang sesuai dengan penyakit yang diderita. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami perbedaan virus corona dengan virus DBD agar tidak salah salam mendiagnosanya. Lalu, apa perbedaan antara virus DBD dengan virus corona?

Ini Dia  Perbedaan Antara Virus DBD dan Virus Corona

  1. Penyebab

Virus DBD atau demam berdarah dengue disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Penyebaran virus dengue diawali ketika nyamuk Aedes aegypti menggigit manusia yang telah terinfeksi virus dengue. Kemudian, virus dengue tersebut akan berkembangbiak pada tubuh nyamuk tersebut.

Ketika nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi virus dengue tersebut menggigit manusia lainnya, maka nyamuk akan menyuntikkan air liur yang mengandung virus dengue. Akibatnya, orang tersebut juga ikut terinfeksi oleh virus dengue yang kemudian menyebabkan penyakit DBD.

Sementara itu, virus corona atau SARS-CoV-2 belum diketahui penyebab pastinya. Beberapa peneliti menduga bahwa virus ini ditularkan oleh hewan yang dikonsumsi manusia, seperti kelelawar yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Wuhan. Daerah dimana pertama kali ditemukan kasus virus corona. Penyebaran virus ini sangat cepat, yaitu melalui droplet atau percikan air liur penderita virus corona.

  1. Gejala

Gejala virus DBD dan virus corona secara klinis memang tidak jauh berbeda. Akan tetapi, ada beberapa ciri khas gejala penyakit DBD yang tidak ditemukan pada pasien virus corona. Ciri khas tersebut adalah munculnya bintik-bintik kemerahan yang muncul setelah pasien mengalami demam. Pasien penderita DBD juga bisa mengalami perdarahan ringan, seperti mimisan dan gusi berdarah.

Sementara itu, penyakit akibat virus corona akan menyebabkan gejala berupa mata merah, lelah berlebihan, masalah pencernaan, nyeri otot, hingga sakit kepala. Gejala khas dari virus corona juga menyebabkan pasien mengalami gejala mirip influenza. Selain itu, penderita juga bisa mengalami sesak napas dan nyeri di bagian dada.

  1. Pemeriksaan

Cara pemeriksaan atau diagnosa virus corona dan virus DBD juga berbeda. Pada kasus demam berdarah, dokter akan melakukan pemeriksaan darah secara lengkap. Sementara itu, pemeriksaan kesehatan pada kasus virus corona dilakukan dengan melakukan rapid test menggunakan antibodi pasien. Ada juga pemeriksaan virus corona yang lebih akurat, yaitu menggunakan swab test atau PCR test dengan sampel berupa lendir di hidung atau tenggorokan pasien.

  1. Pencegahan

Cara mencegah virus DBD yang paling ampuh adalah dengan memutus daur hidup nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa atau penyebar virus dengue. Caranya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan atau menerapkan langkah 3 M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.

Gunakan lotion anti nyamuk Soffell pada malam hari sebelum tidur, pagi dan sore hari. Selain itu, pakai juga Soffell Ketika bepergian ke tempat atau lokasi yang rawan nyamuk seperti sungai, hutan, gunung dan lainnya.

Sementara itu, pencegahan penyebaran virus corona dilakukan dengan melakukan physical distancing. Pasalnya, percikan air liur dari penderita bisa jatuh dan mengenai permukaan di sekitarnya. Maka dari itu, jaga jarak sangat penting untuk menghindari percikan air liur dari penderita. Sering mencuci tangan juga penting untuk meminimalisir penyebaran corona.

Itulah beberapa hal yang membedakan virus DBD dan virus corona. Sementara untuk metode pengobatannya, kedua penyakit akibat virus ini tidak ada penanganan khusus. Pengobatan hanya dilakukan untuk meredakan gejala serta meningkatkan imunitas tubuh. Dengan begitu, maka antibodi di dalam tubuh bisa lebih kuat untuk melawan virus tersebut. Pasalnya, infeksi virus adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri asalkan memiliki daya tahan tubuh yang bagus

Related article