product life cycle
November 11, 2025 Karir

Product Life Cycle: Definisi, Tahapan, Hingga Tantangannya

Seiring waktu, arah product life cycle (siklus hidup produk) kini menjadi semakin dinamis karena ditunjang oleh masifnya perkembangan teknologi di era digital. Tak hanya berhenti di riset pasar, strategi pemasaran seperti product life cycle juga memegang peranan yang sangat penting.

Oleh karena itu, konsepnya harus benar-benar dipahami oleh perusahaan karena menyangkut perjalanan produk. Ingin tahu lebih detail mengenai hal tersebut? Mari simak pengertian product life cycle hingga tantangan dalam manajemennya di artikel ini.

Pengertian Product Life Cycle

Product life cycle adalah siklus pada suatu produk, mulai dari perkenalan ke konsumen hingga penarikan kembali di pasaran. Konsep ini dimanfaatkan oleh tim internal perusahaan untuk melakukan identifikasi terhadap eksistensi maupun penerimaan produk di tengah konsumen.

Nah, hasil dari proses identifikasi itu yang kemudian bisa membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan secara tepat, bijaksana, dan strategis demi tercapainya tujuan perusahaan.

Keputusan tersebut bisa mencakup perubahan kemasan produk, kegiatan promosi, penurunan harga, dan perluasan jangkauan pasar. Selain itu, perusahaan juga dapat memutuskan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pergeseran produk lama keluar dari pasaran.

Tahapan Product Life Cycle

Secara umum, terdapat empat tahapan product life cycle, yaitu pengenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan. Adapun penjelasan terkait tahapan product life cycle adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan (Introduction)

Sesuai namanya, tahapan ini menjadi momen di mana sebuah produk baru saja diluncurkan atau diperkenalkan secara luas di pasaran. Tujuannya adalah untuk membangun brand dan product awareness di antara konsumen.

Melalui tahapan pengenalan, diharapkan perusahaan bisa memikat minat konsumen potensial untuk membentuk basis pelanggan awal. Dengan begitu, landasan untuk menumbuhkan penjualan di kemudian hari pun tercipta. Ada beberapa karakteristik dalam tahapan ini, yaitu:

  • Membutuhkan biaya pemasaran dan promosi yang cenderung tinggi karena perusahaan perlu memberikan edukasi pada konsumen terkait fitur, manfaat, dan cara penggunaan produk baru.
  • Memiliki penjualan awal relatif rendah karena produk yang baru diluncurkan belum dikenal secara luas di pasaran.
  • Perusahaan berusaha mengumpulkan ulasan dan feedback dari konsumen awal demi strategi pengembangan terhadap produk.

2. Pertumbuhan (Growth)

Tahapan pertumbuhan adalah fase awal kesuksesan produk karena mulai memperoleh perhatian yang lebih besar di pasaran sehingga meningkatkan penjualan. Tahapan ini ditandai dengan tingginya produksi barang karena permintaannya di pasaran terus bertambah.

Bisnis pun berhasil melakukan ekspansi. Lalu, revenue dan laba perusahaan menjadi meningkat. Di tahap ini, perusahaan perlu memfokuskan diri untuk meningkatkan distribusi, fitur, dan mempertahankan kualitas produk dalam pemenuhan kebutuhan konsumen.

Jika bisnis sukses melalui tahapan pertumbuhan, maka potensi produk dalam menaikkan volume penjualan semakin besar. Alhasil, keuntungan lebih optimal dan perusahaan bisa menjadi main player di pasar. 

3. Kematangan (Maturity)

Tahapan ini termasuk fase yang menguntungkan bagi bisnis karena produk semakin diminati oleh konsumen. Alhasil, dapat mengurangi biaya produk dan pemasaran. Tetapi, persaingan bisnis dalam penjualan produk serupa juga semakin terasa.

Maka dari itu, perlu dilakukan perancangan strategi secara efektif demi mempertahankan tren penjualan dan pangsa pasar yang sebelumnya sudah dikuasai. Ada banyak upaya yang dapat diambil oleh perusahaan, antara lain:

  • Pengalokasian dana untuk membuat branding.
  • Merencanakan kampanye marketing.
  • Menawarkan diskon hingga paket bundle
  • Mengembangkan kualitas produk, dan lain sebagainya. 

Upaya tersebut tidak lain adalah untuk membangun loyalitas pelanggan. Melalui perbaikan kualitas, efektivitas komunikasi, dan inovasi inkremental pelanggan menjadi lebih teredukasi dengan manfaat produk sehingga tidak mudah beralih ke brand lain.

4. Penurunan (Decline)

Tahapan product life cycle ini menandakan bahwa permintaan dan penjualan produk mulai mengalami penurunan secara signifikan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pengelolaan yang jauh lebih efektif dan efisien.

Perusahaan memiliki opsi untuk mengurangi biaya produksi agar tetap memperoleh laba walaupun penjualan menurun atau lebih baik menghentikan proses produksi. Strategi yang dapat dicoba, di antaranya adalah berfokus pada target pasar spesifik dan restrukturisasi harga.

Meskipun tidak bisa dihindari, tetapi jika perusahaan bisa mengelolanya dengan baik, maka sisa-sisa pendapatan masih memungkinkan untuk dimaksimalkan. Setelahnya, perusahaan dapat mulai menyiapkan transisi dari produk lama ke baru di masa mendatang.

Baca juga: Mengenal Trade Marketing: Manfaat dan Strategi Efektifnya

Faktor yang Memengaruhi Product Life Cycle

Tahapan product life cycle sebetulnya tidak bisa dijadikan sebagai tolok ukur utama dalam mencerminkan keberhasilan atau pencapaian produk. Hal ini karena batas antarfase cenderung kabur dan durasinya sulit untuk diprediksi.

Di samping itu, terdapat berbagai faktor tidak terbatas yang dapat mempengaruhi product life cycle. Adapun beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut.

  • Perubahan Teknologi: Teknologi dan ilmu pengetahuan bersifat cukup dinamis yang bisa membuat perubahan mendadak. Sebagai contoh, penelitian yang menyatakan bahwa ada bahan berbahaya pada produk teflon jika terlalu sering dimanfaatkan. Hal ini memengaruhi cara berpikir dan keputusan konsumen dalam membeli produk teflon.
  • Perubahan Regulasi: Faktor ini erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah, standar keamanan, dan peraturan industri yang bisa mengalami perubahan sewaktu-waktu. Bisnis harus terus memantau perkembangan aturan dan hukum agar dapat beradaptasi demi menjaga kelangsungan hidup produk.
  • Siklus Hidup Industri: Faktor ini mencakup permintaan industri tempat produk beroperasi, perubahan inovasi, dan tren. Perusahaan perlu memahami siklus hidup industri supaya dapat mengambil keputusan dalam hal pemasaran, pengembangan, dan strategi bisnis produk secara berkelanjutan.
  • Perkembangan Ekonomi: Kondisi perekonomian yang baik berdampak positif pada percepatan tahap pertumbuhan sebab konsumen dinilai lebih bersedia sekaligus mampu dalam membeli produk baru dan sebaliknya.
  • Perubahan Demografis: Faktor ini berpengaruh pada seberapa banyak produk yang dapat memenuhi kebutuhan maupun preferensi kelompok demografis tertentu dan tetap relevan bagi konsumen di tengah perubahan.
  • Persaingan: Faktor ini bisa memperlambat atau mempercepat tahap pertumbuhan. Persaingan yang semakin ketat tentu akan menambah hambatan pada pertumbuhan produk atau bagaimana produk diterima di pasar.
  • Tren Konsumen: Faktor ini memainkan peran sentral karena menyangkut kesesuaian produk dengan tren yang berpengaruh pada adopsi maupun minta konsumen di pasaran. Inilah mengapa sangat penting untuk mengikuti perkembangan tren konsumen. 

Pentingnya Memahami Product Life Cycle dalam Bisnis

Konsep product life cycle dalam bisnis sangat penting untuk dipahami. Hal ini karena bisa membantu dalam menjaga atau mempertahankan kualitas produk, melakukan inovasi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Lebih lanjut, konsep tersebut memiliki peran yang cukup krusial dalam hal strategi bisnis. Adapun alasan mengapa penting memahami siklus hidup produk adalah sebagai berikut.

  • Memungkinkan adanya perencanaan peluncuran, inovasi, dan pembaruan produk yang lebih strategis.
  • Membantu perusahaan dalam membuat keputusan untuk penarikan kembali produk dari pasaran.
  • Alokasi anggaran yang lebih efektif dalam hal biaya pengembangan, promosi, dan pemasaran produk.
  • Mengambil keputusan terkait investasi dalam promosi dan pengurangan biaya produksi yang lebih tepat.
  • Membantu perusahaan tetap kompetitif dengan cara beradaptasi terhadap perubahan preferensi konsumen dan tren pasar.

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Teman Kerja Toxic, Bikin Kerja Lebih Tenang!

Tantangan dalam Mengelola Siklus Hidup Produk

Product life cycle adalah konsep yang memiliki serangkaian panjang dan kompleks. Durasi tahapannya dapat dihitung dalam siklus bulan maupun tahun, dan untuk menyelesaikan siklusnya tidak jarang memakan waktu dekade sampai abad.

Inilah mengapa dibutuhkan perhatian lebih agar produk dalam bisnis perusahaan dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Pasalnya, peningkatan pada penjualan tidak selanjutnya mencerminkan adanya penurunan maupun pertumbuhan.

Sebagai pelaku usaha, kamu harus siap dan mampu dalam menghadapi tantangan ini sejak produk baru mulai dikenalkan ke publik. Setiap progres dalam tahapan juga harus dipantau secara periodik untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya masalah.

Demikian pembahasan tentang product life cycle, mencakup pengertian, tahapan, faktor yang memengaruhi, dan tantangan dalam pengelolaannya. Selain perusahaan, konsep siklus hidup produk juga harus diketahui oleh siapa saja, termasuk fresh graduate dan jobseeker

Pasalnya, pengetahuan ini penting untuk berbagai aspek, seperti strategi pemasaran, inovasi produk, hingga bekal perencanaan karier. Nah, jika kamu tertarik meniti karier di sektor penjualan dan distribusi produk, maka pertimbangkan untuk memulainya di Enesis Group. 

Di Enesis Group, kamu bisa bekerja di lingkungan yang positif dengan bos asik dan teman kerja anti-toxic. Di samping itu, Enesis Group juga secara terbuka mendukung pengembangan karier dan pribadi karyawannya. 

Jadi, tidak perlu ragu lagi untuk memulai perjalanan karier dan berkontribusi bersama Life at Enesis demi menciptakan dampak yang positif dalam bisnis!

Baca juga: 10 Contoh Soft Skill yang Wajib Kamu Miliki di Dunia Kerja

Related article