seorang pria di dalam toilet memegang perutnya
Februari 13, 2023 Artikel

Sindrom Iritasi Usus Besar: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) adalah jenis gangguan pencernaan yang cukup sering ditemukan kasusnya

Gangguan ini mengakibatkan ketidaknyamanan saat harus menjalankan aktivitas sehari-hari.

Yuk ketahui lebih lanjut mengenai masalah kesehatan di area usus besar tersebut dalam pembahasan berikut!

Apa itu Sindrom Iritasi Usus Besar?

Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome adalah gangguan organ pencernaan berupa sekelompok gejala yang terjadi bersamaan dan berulang, tepatnya di usus besar.

Namun, gangguan ini tidak menunjukkan adanya kerusakan pada organ pencernaan. Meskipun demikian, IBS akan membuat usus menjadi lebih sensitif.

Hingga saat ini, penyebab IBS masih belum diketahui dengan jelas. Namun, motilitas usus, keseimbangan bakteri, dan stres juga mempengaruhi sindrom ini.

Oleh sebab itu, penderitanya akan sering mengalami masalah seperti nyeri perut, kembung, diare, sembelit, bahkan gabungan dari dua atau lebih masalah tersebut.

Jika tidak segera diatasi, IBS mungkin dapat mengganggu penderitanya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Jenis Sindrom Iritasi Usus Besar

Setelah memahami apa itu sindrom iritasi usus besar, maka kamu juga perlu mengetahui jenis gangguan pencernaan ini.

Menurut National Institute of Heatlh (NIH) IBS dibagi menjadi 3, penggolongan ini didasarkan pada pola penyakit yang terjadi. Berikut ketiga jenis sindrom iritasi usus tersebut. 

1. IBS dengan Sembelit (IBS-C)

Pada IBS-C (IBS with constipation), penderita sehari-harinya mengalami setidaknya salah satu dari kondisi berikut.

  • Lebih dari seperempat feses keras atau menggumpal 
  • Kurang dari seperempat feses encer atau berair

2. IBS dengan Diare (IBS-D)

IBS-D (IBS with diarrhea) terjadi ketika penderita sindrom iritasi usus besar dalam kesehariannya mengalami salah satu dari kondisi berikut.

  • Lebih dari seperempat feses encer atau berair 
  • Kurang dari seperempat feses keras atau menggumpal

3. IBS Campuran (IBS-M)

Dalam IBS M (IBS with mixed bowel habits), penderitanya mengalami masalah pencernaan campuran atau sembelit dan diare bergantian. 

Adapun kondisinya dapat ditunjukkan dengan lebih dari seperempat feses keras ataupun encer secara berganti-ganti.

Untuk memberikan diagnosis, dokter biasanya perlu mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan kondisi pencernaan dan riwayat penyakit.

Di samping itu, mungkin akan dilakukan beberapa tes, seperti tes darah, tes feses, urea breath test (memeriksa bakteri), atau kolonoskopi (memeriksa adanya kanker atau radang usus).

Baca juga: Berapa Hari Normal Buang Air Besar? Ini Penjelasannya

Penyebab Sindrom Iritasi Usus Besar

Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab sindrom iritasi usus besar, antara lain yaitu:

  • Makanan bergerak terlalu lambat di dalam pencernaan
  • Memiliki intoleransi terhadap jenis makanan tertentu
  • Terjadi infeksi pada saluran pencernaan
  • Adanya pertumbuhan berlebih atau perubahan jenis bakteri usus kecil
  • Mengalami masalah seperti stres, depresi, dan gangguan kecemasan

Di samping beberapa penyebab sindrom iritasi usus besar tadi, sebenarnya terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan masalah pencernaan ini.

Adapun sejumlah faktor dari irritable bowel syndrome adalah sebagai berikut.

  • Wanita
  • Berusia kurang dari 50 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga yang menderita IBS

Gejala Sindrom Iritasi Usus Besar

Gejala IBS antar individu mungkin akan berbeda, tergantung dari keparahannya. Beberapa gejala umum irritable bowel syndrome adalah sebagai berikut.

Cara Mengatasi Sindrom Iritasi Usus Besar

Pengobatan IBS dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan obat dan disertai dengan perubahan pola hidup. di antaranya seperti:

1. Perubahan Pola Hidup

Jika sebelumnya kamu kurang rutin berolahraga, maka bisa coba mengatur jadwal olahraga harian yang sesuai dengan kemampuan.

Olahraga akan bermanfaat untuk menjaga fungsi organ pencernaan dan mengurangi stres. Hal ini juga dapat membantu meredakan beberapa gejala IBS.

Di samping itu, melakukan perubahan pola makan juga akan membantu mengatasi sindrom iritasi usus besar.

Umumnya, penderita IBS dianjurkan untuk menghindari hidangan dengan komposisi tinggi gluten dan FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, dan polyols), seperti:

  • Gandum
  • Roti
  • Pasta
  • Kue, seperti kukis dan pastri
  • Sereal
  • Kembang kol
  • Bawang merah dan putih
  • Kacang-kacangan
  • Makanan dan minuman mengandung laktosa
  • Pemanis tambahan

Sementara untuk makanan atau minuman yang perlu diperbanyak adalah dengan kandungan serat. Dalam hal ini, salah satu minuman kaya serat yang bisa kamu coba yakni Scrubber.

Scrubber adalah minuman sari air jeruk dalam serbuk dengan multi macam serat dan prebiotik untuk membantu memenuhi kebutuhan serat harian tubuh.

Bahan alami di dalamnya membuat Scrubber aman dikonsumsi setiap hari tanpa menyebabkan ketergantungan.

Jadi, jangan sampai salah pilih. Minum Scrubber yang mengandung serat alami untukmu! Healthy products for healthy family!

2. Pengobatan Medis

Beberapa gejala sindrom iritasi usus besar mungkin tidak benar-benar dapat ditangani dengan perubahan pola hidup.

Oleh karenanya, perlu dilakukan pengobatan medis ke dokter. Biasanya, dokter akan meresepkan obat-obatan tertentu seperti antispasmodik, antidiare, antibiotik, antidepresan, atau obat pencahar. Namun penggunaan obat-obatan tersebut harus dalam pengawasan dokter. 

Selain itu, mungkin dokter juga akan menganjurkan metode terapi yang membuatmu lebih rileks dan fokus sehingga dapat membantu mengurangi gejala IBS.

Demikian informasi seputar sindrom iritasi usus besar yang berhasil dipaparkan untukmu. Kini, kamu sudah lebih memahami tentang penyebab hingga langkah menanganinya, kan?

Jadi, pastikan untuk menerapkan beberapa kebiasaan sehat di atas atau menjalani perawatan medis apabila kamu butuh mengatasi kondisi tersebut.

Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

Baca juga: Ini Ciri-Ciri Pencernaan Dalam Kondisi Baik dan Sehat

Related article