Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) adalah jenis gangguan pencernaan yang cukup sering ditemukan kasusnya
Gangguan ini mengakibatkan ketidaknyamanan saat harus menjalankan aktivitas sehari-hari.
Yuk ketahui lebih lanjut mengenai masalah kesehatan di area usus besar tersebut dalam pembahasan berikut!
Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome adalah gangguan organ pencernaan berupa sekelompok gejala yang terjadi bersamaan dan berulang, tepatnya di usus besar.
Namun, gangguan ini tidak menunjukkan adanya kerusakan pada organ pencernaan. Meskipun demikian, IBS akan membuat usus menjadi lebih sensitif.
Hingga saat ini, penyebab IBS masih belum diketahui dengan jelas. Namun, motilitas usus, keseimbangan bakteri, dan stres juga mempengaruhi sindrom ini.
Oleh sebab itu, penderitanya akan sering mengalami masalah seperti nyeri perut, kembung, diare, sembelit, bahkan gabungan dari dua atau lebih masalah tersebut.
Jika tidak segera diatasi, IBS mungkin dapat mengganggu penderitanya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Setelah memahami apa itu sindrom iritasi usus besar, maka kamu juga perlu mengetahui jenis gangguan pencernaan ini.
Menurut National Institute of Heatlh (NIH) IBS dibagi menjadi 3, penggolongan ini didasarkan pada pola penyakit yang terjadi. Berikut ketiga jenis sindrom iritasi usus tersebut.
Pada IBS-C (IBS with constipation), penderita sehari-harinya mengalami setidaknya salah satu dari kondisi berikut.
IBS-D (IBS with diarrhea) terjadi ketika penderita sindrom iritasi usus besar dalam kesehariannya mengalami salah satu dari kondisi berikut.
Dalam IBS M (IBS with mixed bowel habits), penderitanya mengalami masalah pencernaan campuran atau sembelit dan diare bergantian.
Adapun kondisinya dapat ditunjukkan dengan lebih dari seperempat feses keras ataupun encer secara berganti-ganti.
Untuk memberikan diagnosis, dokter biasanya perlu mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan kondisi pencernaan dan riwayat penyakit.
Di samping itu, mungkin akan dilakukan beberapa tes, seperti tes darah, tes feses, urea breath test (memeriksa bakteri), atau kolonoskopi (memeriksa adanya kanker atau radang usus).
Baca juga: Berapa Hari Normal Buang Air Besar? Ini Penjelasannya
Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab sindrom iritasi usus besar, antara lain yaitu:
Di samping beberapa penyebab sindrom iritasi usus besar tadi, sebenarnya terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan masalah pencernaan ini.
Adapun sejumlah faktor dari irritable bowel syndrome adalah sebagai berikut.
Gejala IBS antar individu mungkin akan berbeda, tergantung dari keparahannya. Beberapa gejala umum irritable bowel syndrome adalah sebagai berikut.
Pengobatan IBS dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan obat dan disertai dengan perubahan pola hidup. di antaranya seperti:
Jika sebelumnya kamu kurang rutin berolahraga, maka bisa coba mengatur jadwal olahraga harian yang sesuai dengan kemampuan.
Olahraga akan bermanfaat untuk menjaga fungsi organ pencernaan dan mengurangi stres. Hal ini juga dapat membantu meredakan beberapa gejala IBS.
Di samping itu, melakukan perubahan pola makan juga akan membantu mengatasi sindrom iritasi usus besar.
Umumnya, penderita IBS dianjurkan untuk menghindari hidangan dengan komposisi tinggi gluten dan FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, dan polyols), seperti:
Sementara untuk makanan atau minuman yang perlu diperbanyak adalah dengan kandungan serat. Dalam hal ini, salah satu minuman kaya serat yang bisa kamu coba yakni Scrubber.
Scrubber adalah minuman sari air jeruk dalam serbuk dengan multi macam serat dan prebiotik untuk membantu memenuhi kebutuhan serat harian tubuh.
Bahan alami di dalamnya membuat Scrubber aman dikonsumsi setiap hari tanpa menyebabkan ketergantungan.
Jadi, jangan sampai salah pilih. Minum Scrubber yang mengandung serat alami untukmu! Healthy products for healthy family!
Beberapa gejala sindrom iritasi usus besar mungkin tidak benar-benar dapat ditangani dengan perubahan pola hidup.
Oleh karenanya, perlu dilakukan pengobatan medis ke dokter. Biasanya, dokter akan meresepkan obat-obatan tertentu seperti antispasmodik, antidiare, antibiotik, antidepresan, atau obat pencahar. Namun penggunaan obat-obatan tersebut harus dalam pengawasan dokter.
Selain itu, mungkin dokter juga akan menganjurkan metode terapi yang membuatmu lebih rileks dan fokus sehingga dapat membantu mengurangi gejala IBS.
Demikian informasi seputar sindrom iritasi usus besar yang berhasil dipaparkan untukmu. Kini, kamu sudah lebih memahami tentang penyebab hingga langkah menanganinya, kan?
Jadi, pastikan untuk menerapkan beberapa kebiasaan sehat di atas atau menjalani perawatan medis apabila kamu butuh mengatasi kondisi tersebut.
Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
Baca juga: Ini Ciri-Ciri Pencernaan Dalam Kondisi Baik dan Sehat