prinsip pareto
April 29, 2025 Artikel

Apa Itu Prinsip Pareto? Ini Manfaat dan Contoh Penerapannya!

Pernahkah kamu merasa waktu terasa begitu singkat sementara beban kerja menumpuk? Menerapkan prinsip pareto atau yang dikenal juga sebagai aturan 80/20 bisa menjadi solusinya. Ditemukan oleh ekonom Italia Vilfredo Pareto, prinsip ini menyatakan bahwa 80% hasil sering kali datang dari 20% usaha. 

Namun, bagaimana prinsip ini bisa membantu mengelola waktu dengan lebih efektif, mengurangi stres kerja, dan meningkatkan produktivitas? Mari simak pembahasannya lebih lanjut di bawah ini!

Apa Itu Prinsip Pareto?

Prinsip pareto atau yang sering disebut aturan 80/20 adalah konsep yang pertama kali dikemukakan oleh ekonom Italia Vilfredo Pareto. Prinsip ini menyatakan bahwa dalam banyak situasi, sebagian kecil input atau usaha sekitar 20% dapat menghasilkan 80% output atau hasil. 

Oleh karena itu, prinsip ini sering digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam berbagai bidang, seperti bisnis, manajemen, dan pengelolaan waktu. 

Dalam konteks manajemen dan bisnis, prinsip pareto sering digunakan untuk mengidentifikasi prioritas yang memberikan dampak terbesar sehingga waktu dan sumber daya dapat difokuskan pada aktivitas paling produktif.

Meski begitu, prinsip pareto bukanlah aturan kaku. Angka 80/20 bersifat fleksibel dan perlu disesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan. Selain itu, aspek yang dianggap kurang penting tetap perlu diawasi agar operasional berjalan optimal dalam jangka panjang.

Manfaat Prinsip Pareto

Prinsip pareto membantu dalam pengelolaan waktu dengan lebih efektif sehingga beban kerja dan stres dapat berkurang. Selain itu, prinsip ini juga memiliki sejumlah manfaat lain yang dapat mendukung produktivitas. Berikut beberapa di antaranya:

1. Time Management

Prinsip pareto relevan dalam manajemen waktu karena mendorong fokus pada tugas-tugas yang memberi dampak terbesar. Dengan menyadari bahwa sebagian kecil tugas menghasilkan sebagian besar hasil, prioritas dapat disusun ulang. 

Waktu dapat difokuskan pada 20% tugas penting yang menyumbang 80% hasil, sementara tugas berdampak rendah dikurangi. Hal ini membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya.

Baca juga: Hustle Culture: Pengertian, Ciri, Dampak, dan Solusinya

2. Pengambilan Keputusan

Prinsip pareto membantu pengambilan keputusan strategis dengan fokus pada 20% masalah utama yang memicu 80% dampak. Dengan mengutamakan isu paling penting, perusahaan dapat menyusun strategi yang lebih terarah, efisien, dan menghindari pemborosan sumber daya. 

Prinsip ini juga memudahkan identifikasi penyebab utama ketidakproduktifan sehingga solusi yang dipilih berdampak maksimal dan tepat sasaran.

3. Membantu Menentukan Prioritas

Prinsip pareto juga dapat menjadi acuan bagi manajer untuk menentukan tugas yang perlu diprioritaskan dengan mengidentifikasi 20% aktivitas yang memberikan 80% hasil. 

Dengan begitu, alokasi sumber daya, seperti waktu, tenaga, dan biaya menjadi lebih efisien serta tim dapat fokus pada pekerjaan yang benar-benar berdampak.

4. Pengembangan Strategi

Manfaat prinsip pareto selanjutnya adalah pengembagan strategi. Dalam merancang strategi, prinsip pareto memungkinkan manajer untuk merancang strategi yang lebih terfokus dan berdampak signifikan.

5. Inovasi dan Pertumbuhan

Mengalokasikan kembali sumber daya dari tugas yang kurang menghasilkan memungkinkan perusahaan lebih leluasa berinvestasi pada inovasi serta pertumbuhan. Hal ini membantu menjaga daya saing dan menyesuaikan diri dengan dinamika pasar.

6. Meningkatkan Keuntungan

Mengidentifikasi area bisnis paling potensial melalui prinsip pareto dapat membantu meningkatkan keuntungan perusahaan. Hal ini memungkinkan pemilik usaha untuk memfokuskan upaya pada titik-titik yang secara signifikan mendorong profitabilitas.

Baca juga: Pentingnya Kesehatan Mental di Tempat Kerja dan Tips Menjaganya

Kekurangan Penerapan Prinsip Pareto

Meskipun prinsip Pareto efektif dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas, namun ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan dari penerapan prinsip pareto:

  • Terlalu general: Prinsip Pareto bersifat umum dan tidak selalu relevan untuk semua situasi. Penggunaan yang tidak tepat bisa menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
  • Mengabaikan detail penting: Fokus hanya pada 20% penyebab utama berisiko menyingkirkan 80% tugas lain yang meskipun berdampak kecil namun tetap penting untuk kelangsungan operasional.
  • Kurang fleksibel terhadap perubahan: Ketergantungan pada prinsip ini dapat menghambat adaptasi, terutama dalam situasi yang membutuhkan keputusan cepat dan dinamis.
  • Berpotensi menimbulkan ketimpangan: Dalam manajemen karyawan, terlalu fokus pada kelompok yang paling produktif bisa menciptakan ketidaksetaraan dan menurunkan semangat kerja tim.
  • Sulit menentukan prioritas utama: Menemukan 20% faktor yang paling berdampak bisa jadi sulit, terutama jika data pendukung tidak tersedia atau tidak jelas.

Contoh Penerapan Prinsip Pareto

Salah satu contoh yang sesuai dengan prinsip pareto adalah tindakan seorang manajer di perusahaan yang berupaya mengatasi beban kerja tim yang berlebihan dan sering tertunda. 

Setelah melakukan evaluasi, ditemukan bahwa 80% kesuksesan proyek berasal dari 20% tugas utama, sementara sebagian besar waktu justru habis untuk pekerjaan dengan dampak kecil terhadap hasil akhirnya.

Berdasarkan temuan ini, manajer mengambil langkah strategis, seperti mengidentifikasi tugas paling berdampak, menyederhanakan daftar tugas, mendelegasikan atau mengotomatisasi pekerjaan non esensial, memfokuskan tim pada prioritas utama, serta menyesuaikan jadwal kerja. Hasilnya, produktivitas tim meningkat, waktu lembur berkurang, dan tingkat stres karyawan menurun.

Itulah ulasan lengkap mengenai prinsip pareto, mulai dari pengertian hingga contoh penerapannya yang bisa membantu kamu bekerja lebih efisien. Selain menerapkan prinsip ini, kamu juga bisa menggunakan Plossa dari Enesis Group untuk membantu mengurangi pusing akibat beban kerja.

Dengan kombinasi aromaterapi, pijatan roll-on, dan sensasi hangat, Plossa tidak hanya membantu meredakan pusing, tapi juga membuat pikiran lebih tenang dan mindful saat menghadapi stres kerja. 

Hasilnya, kamu bisa kembali fokus dan merasa lebih rileks dalam beraktivitas. Tunggu apa lagi? Kerja cerdas dengan prinsip pareto dan tetap rileks dengan Plossa!

Baca juga: Apakah Kerja Sesuai Passion Itu Penting? Ini Jawabannya!

Related article