7 Penyebab Ngorok dan Cara Mengatasinya, Tanda Penyakit?
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Anggi Medita
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Anggi Medita
Mendengkur atau ngorok bisa dialami oleh siapa saja dan umumnya bukan sesuatu yang perlu diperhatikan. Akan tetapi, kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan, seperti sleep apnea. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja penyebab ngorok dan cara mengatasinya.
Pada dasarnya, mendengkur terjadi ketika ada halangan yang mengganggu jalan masuk aliran udara ke saluran pernapasan sehingga bersinggungan dengan jaringan di mulut, hidung, atau tenggorokan. Hal itulah yang kemudian menyebabkan munculnya suara dengkuran.
Lantas, apa saja penyebab ngorok saat tidur? Mari simak pembahasan lengkap beserta cara mengatasinya berikut ini.
Penyebab ngorok saat tidur bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan kesehatan hingga gaya hidup tertentu. Ngorok yang ringan biasanya tidak berbahaya, namun dalam beberapa kasus bisa menjadi indikasi gangguan tidur lebih serius. Berikut adalah beberapa penyebab utama ngorok.
Pilek atau alergi dapat menyebabkan pembengkakan pada saluran napas, khususnya di hidung dan tenggorokan. Kondisi ini menyebabkan udara sulit melewati saluran napas sehingga menimbulkan getaran pada jaringan di sekitar tenggorokan yang menghasilkan suara dengkuran.
Selain itu, produksi lendir berlebih akibat pilek atau alergi juga dapat mempersempit saluran napas dan memperparah dengkuran.
Obesitas menjadi salah satu faktor utama penyebab ngorok. Lemak yang menumpuk di sekitar leher dapat mempersempit saluran udara sehingga ketika seseorang tidur, otot-otot di sekitar tenggorokan menjadi lebih rileks dan menekan saluran napas.
Kondisi tersebut menyebabkan hambatan saluran udara sehingga menyebabkan suara ngorok. Semakin besar lingkar leher, maka semakin tinggi risiko terjadinya dengkuran.
Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang menyebabkan napas berhenti sementara selama beberapa detik saat tidur. Hal ini disebabkan oleh penyumbatan sementara di saluran napas akibat relaksasi otot tenggorokan yang berlebihan.
Masalah ini biasanya ditandai dengan suara dengkuran yang keras dan terputus-putus, serta membuat penderitanya sering terbangun di malam hari karena kekurangan oksigen.
Baca juga: Gangguan Tidur: Gejala, Macam-Macam, Penyebab & Mengobatinya
Amandel yang membesar, baik akibat infeksi atau kondisi medis lainnya, dapat mempersempit saluran napas di tenggorokan. Ketika amandel yang bengkak menyempitkan ruang udara di tenggorokan, keterbatasan aliran udara akan menyebabkan getaran yang memicu suara ngorok. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak, namun juga bisa dialami oleh orang dewasa.
Beberapa orang memiliki struktur anatomi mulut yang membuat mereka lebih rentan ngorok. Misalnya, langit-langit mulut terlalu tebal atau rendah, serta uvula yang panjang dapat menyebabkan penyempitan di belakang tenggorokan.
Saat udara melewati area yang sempit ini, jaringan di sekitarnya dapat bergetar dan menimbulkan suara ngorok.
Selain bentuk anatomi mulut, penyebab ngorok saat tidur juga bisa disebabkan oleh kelainan bentuk hidung, seperti septum deviasi (dinding pemisah antara lubang hidung yang bengkok). Kondisi ini dapat mengganggu aliran udara dan memicu dengkuran.
Septum deviasi menyebabkan salah satu lubang hidung lebih sempit dari satunya sehingga aliran udara harus melewati saluran yang lebih kecil dan berpotensi menyebabkan suara ngorok.
Alkohol dapat melemaskan otot-otot di tenggorokan, termasuk otot yang membantu menjaga saluran napas tetap terbuka saat tidur. Ketika otot-otot ini terlalu rileks, saluran udara bisa menyempit sehingga udara yang melewati tenggorokan menyebabkan suara dengkuran.
Efek ini biasanya lebih jelas ketika seseorang mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak sebelum tidur.
Baca juga: Penyebab Kepala Pusing saat Bangun Tidur & Cara Mengatasinya
Terdapat beberapa kebiasaan sederhana yang bisa diterapkan untuk mengatasi ngorok. Berikut adalah beberapa cara menghilangkan ngorok saat tidur dengan mudah:
Tidur telentang cenderung memperburuk kebiasaan ngorok karena posisi ini menyebabkan lidah dan jaringan lunak di tenggorokan jatuh ke belakang sehingga mempersempit saluran napas.
Dengan mengubah posisi tidur menjadi miring, gravitasi membantu menjaga saluran napas tetap terbuka yang mengurangi kemungkinan terjadinya dengkuran. Banyak orang merasakan bahwa tidur miring secara signifikan mengurangi suara ngorok mereka.
Menurunkan berat badan bisa menjadi solusi efektif bagi mereka yang mendengkur akibat obesitas. Penumpukan lemak di area leher dapat berkurang seiring dengan penurunan berat badan sehingga saluran napas tidak lagi tertekan. Dengan saluran udara yang lebih terbuka, aliran udara menjadi lebih lancar dan mengurangi risiko terjadinya dengkuran saat tidur.
dr. Shabrina Ghassani Roza (Dokter Enesis Group) menambahkan, “Kadar lemak yang berlebih di sekitar leher atau bagian tengah tubuh kedepannya dapat menimbulkan gangguan pernafasan, terutama dalam keadaan tidur berbaring. Hal ini dapat menekan saluran udara dan menyebabkan dengkuran dan OSA. Dikarenakan hal itu, menurunkan berat badan dapat membantu meringankan tekanan pada saluran napas dan mengurangi dengkurannya.”
Mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi alkohol, terutama menjelang waktu tidur, bisa membantu mengurangi ngorok. Seperti yang sudah dijelaskan, alkohol melemaskan otot-otot di tenggorokan yang membuat saluran napas lebih mudah tersumbat.
Dengan menghindari alkohol sebelum tidur, otot-otot di tenggorokan tetap cukup kuat untuk menjaga saluran napas tetap terbuka.
Itulah beberapa penyebab ngorok beserta cara mengatasinya yang penting untuk diperhatikan agar mencegah masalah kesehatan lebih serius. Meskipun mendengkur sering diasosiasikan dengan kelelahan, kondisi ini juga bisa menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, pastikan untuk periksa ke dokter apabila kebiasaan mendengkur semakin parah sehingga mendapat diagnosis lebih tepat.
Selain memperhatikan cara mengatasi kebiasaan mendengkur, memastikan kenyamanan saat tidur juga penting. Dengan begitu, kualitas tidur meningkat dan badan terasa lebih segar. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan Force Magic dari Enesis Group.
Force Magic adalah produk aerosol yang efektif mematikan dan menolak nyamuk dengan kandungan syntethic pyrethroid (Transfultrin & Permetrin). Kandungan tersebut dapat ditemukan di bunga chrysanthemum yang ampuh melumpuhkan nyamuk, namun aman jika dihirup manusia.
Wangi Force Magic juga tidak menyengat, jadi kamu tak perlu khawatir akan menyebabkan batuk. Tekanan gasnya yang tinggi saat disemprotkan mampu menjangkau area sulit sehingga memberikan perlindungan ekstra dari nyamuk.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Force Magic untuk melindungimu dari gigitan nyamuk. Ingat, healthy product for healthy family!
Baca juga: Ketindihan saat Tidur atau Sleep Paralysis dalam Dunia Medis