cost benefit analysis adalah
September 22, 2025 Karir

Cost Benefit Analysis (CBA): Definisi & Panduan untuk Bisnis

Sebagian besar bisnis berskala besar membutuhkan peran strategis dari seorang procurement analyst untuk memastikan efisiensi dan akurasi dalam pengadaan barang dan jasa. Dalam proses procurement, penerapan cost benefit analysis sangat penting untuk dilakukan.

Ya, cost benefit analysis adalah tahapan krusial yang menentukan apakah ke depannya perusahaan akan untung atau rugi. Mengingat pentingnya proses ini, maka praktiknya harus dijalankan dengan cermat agar tidak menimbulkan risiko finansial yang merugikan.

Nah, agar dapat memahami cost benefit analysis secara lebih mendalam, simak penjelasan di artikel ini. Kamu juga akan menemukan contoh penerapannya dalam bisnis agar lebih mudah dipahami. Jadi, pastikan menyimaknya hingga tuntas, ya!

Apa Itu Cost Benefit Analysis (CBA)?

Cost benefit analysis (CBA) adalah proses menganalisis biaya dan manfaat untuk membantu pengambilan keputusan dalam bisnis. Biaya dan keuntungan (cost and benefit) adalah dua faktor penting dalam bisnis yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan apa pun. 

Dengan mempertimbangkan kedua hal ini, pengambil keputusan dapat menilai apakah sebuah proyek dianggap masuk akal dan berpotensi mendatangkan keuntungan setelahnya.

Apabila manfaat yang diproyeksikan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, maka proyek tersebut dianggap baik dan layak untuk dilakukan. Sebaliknya, jika biayanya lebih besar daripada manfaatnya, perusahaan akan mengevaluasi proyek tersebut lebih lanjut. 

Cost benefit analysis menghasilkan output berupa keputusan yang mengacu pada data. Secara umum, proses ini kerap dijalankan di perusahaan besar maupun bisnis rintisan (startup).

Tujuan dan Fungsi Cost Benefit Analysis

Benefit and cost analysis adalah metode penilaian biaya yang penting dilakukan sebelum membuat keputusan bisnis. Adapun tujuan dilakukannya cost benefit analysis adalah sebagai berikut:

  • Menyajikan data yang terstruktur sebagai modal untuk melakukan perbandingan dan analisis.
  • Menemukan biaya dan manfaat yang belum disadari sebelumnya.
  • Membantu perusahaan untuk mengambil keputusan yang tidak hanya mengandalkan intuisi.
  • Memperbesar peluang untuk memperoleh dukungan pendanaan atau investasi dalam proyek tertentu.
  • Memudahkan proses penilaian mengenai efektivitas dan efisiensi sebuah proyek.
  • Membantu perusahaan dalam meningkatkan revenue bisnis, profit, hingga value perusahaan secara umum.
  • Meningkatkan keunggulan perusahaan sehingga mampu bersaing dengan kompetitor yang tidak menggunakan perhitungan analitis.
  • Sebagai instrumen untuk menyusun langkah preventif sekaligus alat bantu dalam menghadapi situasi tak terduga, seperti ketidakpastian ekonomi atau krisis.

Baca juga: Mengenal Trade Marketing: Manfaat dan Strategi Efektifnya

Cara Menerapkan Cost Benefit Analysis

Jika kamu berusaha menerapkan penilaian CBA, mari catat dan ikuti panduan di bawah ini: 

1.  Menyusun Kerangka Analisis

Pada tahap awal ini, penting untuk merumuskan secara jelas tujuan dari proyek atau keputusan yang akan dianalisis sekaligus indikator keberhasilannya. Selanjutnya, kamu perlu mengumpulkan data-data yang diperlukan, terutama estimasi biaya dan keuntungannya.

Sediakan pula data-data pendukung yang relevan dan berpotensi memudahkan proses analisis, seperti riset pasar, data historis, dan sebagainya. Jangan lupa juga untuk menetapkan ukuran yang akan digunakan dalam proses perhitungan. Sangat disarankan untuk menggunakan acuan mata uang yang sama agar perbandingannya akurat, ya.

2. Mengidentifikasi Biaya dan Manfaat

Tahap kedua dari CBA adalah mengidentifikasi biaya dan manfaat. Tahap ini menghadirkan dua daftar, yaitu daftar berisi estimasi biaya dan daftar berisi proyeksi manfaat yang akan didapat.

Nantinya, kedua daftar tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui apakah rincian biaya sesuai dengan prediksi keuntungan yang didapat atau tidak. Secara umum, ada beberapa macam biaya yang terlibat, yaitu:

  • Direct cost (Biaya langsung): Meliputi biaya untuk bahan baku, pekerja, manufaktur, serta inventaris.
  • Indirect cost (Biaya tidak langsung): Meliputi biaya sewa, listrik, dan operasional lain.
  • Intangible cost (Biaya di luar prediksi): Biaya yang tidak terlihat secara fisik, misalnya penurunan kepuasan pelanggan atau reputasi perusahaan.
  • Opportunity cost (Biaya peluang): Jumlah keuntungan yang mungkin didapatkan dari penerapan suatu strategi bisnis dibandingkan dengan strategi bisnis lainnya. 

Di sisi lain, macam-macam manfaat yang juga perlu dihitung saat proses CBA di antaranya:

  • Direct benefit (Keuntungan langsung): Misalnya, peningkatan pendapatan serta penjualan dari produk yang dibuat.
  • Indirect benefit (Keuntungan tidak langsung): Misalnya, peningkatan minat konsumen pada brand.
  • Intangible benefit (Keuntungan di luar prediksi): Misalnya, terdapat peningkatan kepuasan karyawan karena gaji meningkat.
  • Competitive benefit (Keuntungan kompetitif): Misalnya, bisnis menjadi pionir atau pelopor dalam sektor industrinya.

3. Menetapkan Nilai untuk Tiap Biaya dan Manfaat

Pada tahap ketiga ini, perusahaan bisa mulai menentukan nilai bagi setiap biaya dan manfaat dengan ukuran yang telah ditentukan pada tahap pertama. Jenis biaya dan manfaat yang tidak langsung dapat dihitung menggunakan software atau metode khusus.

4. Membandingkan Hasil Perhitungan

Setelah tiap biaya dan manfaat sudah ditetapkan nilainya, tahap selanjutnya yaitu pembandingan antara keduanya. Hasil perbandingan ini selanjutnya menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.

Apabila manfaat lebih besar dari estimasi biaya, maka proyek atau keputusan terkait bisa dijalankan. Sebaliknya, apabila jumlah estimasi biaya lebih besar dari manfaat yang mungkin diperoleh, maka proyek atau keputusan tersebut harus dianalisis lebih lanjut.

Setelah mengetahui tahapan di atas, kamu juga perlu memahami rumus perhitungan cost benefit analysis, yang disebut dengan Benefit Cost Ratio (BCR). Rumusnya adalah sebagai berikut:

BCR = Present value dari manfaat/ Present value dari biaya

Guna menghitung rumus di atas, dibutuhkan data total pengeluaran serta penghasilan perusahaan dalam kurun waktu satu tahun. Selanjutnya, perhitungan tadi akan menghasilkan besaran keuntungan yang dapat dianalisis dengan ketentuan berikut ini:

  • BCR > 1, artinya keuntungan melebihi biaya, jadi proyek bisa dijalankan.
  • BCR < 1, artinya biaya melebihi keuntungan, jadi proyek tidak layak dijalankan.
  • BCR = 1, artinya keuntungan sama dengan biaya, jadi ada indikasi proyek akan mendatangkan dampak positif untuk perusahaan. Jika hasilnya seperti ini, sebaiknya perusahaan meninjau faktor lain, seperti kondisi keuangan atau opini para stakeholder.

Contoh Penerapan Cost Benefit Analysis

Sebuah perusahaan bakery sedang mempertimbangkan pembelian mesin mixer spiral skala industri dengan harga Rp15.000.000. Dengan adanya mixer tersebut, diperkirakan perusahaan dapat berhemat Rp4.000.000 per tahun.

Setelah dipakai hingga tahun ke-5, mixer akan memiliki nilai jual sebesar Rp3.000.000. Jika pemilik perusahaan menginginkan tingkat pengembalian sebesar 10% per tahun, apakah pembelian tersebut layak dilakukan?

Perhitungan cost benefit ratio:

BCR = Present value dari manfaat / Present value dari biaya

= (4.000.000 x P/A(10%,5)) + (3.000.000 x P/F(10%,5)) / 15.000.000

= ((4.000.000 x 3,79079) + (3.000.000 x 0,62092)) / 15.000.000

= (15.163.160 + 1.862.760) / 15.000.000

= 17.025.920 / 15.000.000

= 1,135

Nilai CBR yang diperoleh lebih dari 1 sehingga investasi pembelian mesin mixer spiral dianggap layak dan menguntungkan untuk perusahaan di masa depan. Jadi, perusahaan bakery tersebut bisa melakukan pembelian mesin mixer baru.

Baca juga: Aneka Tugas Supply Chain dalam Industri FMCG, Simak!

Kelebihan dan Kekurangan Cost Benefit Analysis

Faktanya, CBA memiliki kelebihan dan kekurangan yang juga perlu kamu ketahui. Di antara kelebihan dari proses ini yaitu:

  • Terciptanya kerangka kerja sistematis yang bisa digunakan untuk evaluasi keputusan atau proyek tertentu.
  • Membuat proses pengambilan keputusan lebih transparan.
  • Tersedianya informasi yang komprehensif untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih objektif.
  • Dengan memprioritaskan proyek bernilai tinggi, pengalokasian sumber daya bisa menjadi lebih efektif.

Sementara itu, kekurangan dari CBA di antaranya:

  • Proses kuantifikasi untuk biaya dan manfaat yang intangible cenderung sulit.
  • Hasil yang diperoleh sangat sensitif terhadap asumsi-asumsi tertentu, misalnya tingkat diskonto dan perkiraan pendapatan.
  • Hasilnya bisa dipengaruhi oleh bias dari analisis atau para stakeholder.
  • Proses ini kurang memperhitungkan faktor non-ekonomi, seperti dampak lingkungan maupun sosial.

Itulah penjelasan mengenai cost benefit analysis, mulai dari definisi, tujuan, tahapan, hingga kelebihan serta kekurangannya. Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa cost benefit analysis perannya sangat krusial bagi perusahaan yang ingin setiap keputusannya terarah dan terhindar dari kerugian.

Salah satu industri yang sangat perlu menjalankan prosedur ini adalah FMCG. Pasalnya, industri ini bersifat high volume dan persaingannya ketat sehingga membutuhkan keputusan yang cepat tapi akurat.

Jika kamu berminat membangun karir di perusahaan FMCG, kamu bisa bergabung dengan perusahaan FMCG ternama di Indonesia, yakni Enesis Group. Perusahaan inilah yang berhasil menciptakan brand-brand besar andalan masyarakat, seperti Adem Sari, Vegeta, Soffell, Kispray, dan masih banyak lagi.

Enesis mampu berkembang menjadi perusahaan besar tentunya tak bisa dilepaskan dari kontribusi para karyawan yang juga berkembang secara personal maupun profesional. Lingkungan kerja di Enesis sangatlah suportif, karena bosnya asik dan rekan kerjanya anti-toxic. 

Selain itu, para karyawan juga berpeluang terlibat dalam project menantang dan mendapatkan perkembangan karier yang terjamin. Jadi, kamu siap memulai Life at Enesis dan membangun karier impian?

Jangan ragu berkarier di Enesis karena kiprahnya sudah terbukti sejak tahun 1988. Yuk, tumbuh healthy dan happy dengan bergabung menjadi bagian Enesis Group.

Related article