alasan resign yang baik
Desember 29, 2025 Karir

8 Contoh Alasan Resign yang Baik dan Sesuai Etika Kerja

Resign artinya mengundurkan diri dari pekerjaan secara sukarela. Alasan mengundurkan diri bisa bermacam-macam, seperti ingin melanjutkan pendidikan, gaji kurang, karier stagnan, atau lingkungan kerja toxic.

Saat resign, atasan atau HRD biasanya akan menanyakan alasanmu. Supaya tetap profesional, siapkan alasan yang jelas dan masuk akal agar diterima dengan baik oleh perusahaan. Berikut beberapa contoh alasan resign yang baik dan bisa dijadikan referensi. Yuk, simak!

Contoh Alasan Resign yang Baik dan Profesional

Saat memutuskan untuk resign, menyampaikan alasan dengan tepat sangat penting agar tetap terlihat profesional. 

Alasan yang jelas dan masuk akal akan memudahkan atasan atau HRD memahami keputusanmu dan menjaga hubungan baik setelah keluar. Berikut beberapa contoh alasan resign yang baik dan profesional:

1. Gaji Tidak Sesuai 

Merasa gaji yang diterima tidak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan? Hal ini bisa jadi alasan untuk resign

Namun, sebelum memutuskan keluar, coba ajukan kenaikan gaji secara sopan dan profesional ke atasan atau HRD. Jika sudah dicoba tapi tetap tidak berhasil, mungkin pertimbangkan mencari kesempatan yang lebih baik di tempat lain.

2. Mendapatkan Penawaran yang Lebih Baik

Mendapat tawaran kerja yang lebih menarik sering jadi alasan resign. Sampaikan saja dengan jujur apabila kamu mendapat peluang di perusahaan lain. Bisa jadi perusahaan sekarang menawari kenaikan gaji atau jabatan supaya kamu tetap bertahan.

3. Komitmen Hubungan Pribadi

Komitmen pada kehidupan pribadi, seperti ingin fokus mengurus keluarga, bisa menjadi alasan resign yang wajar. Jika memang demikian, tidak perlu ragu mengajukan resign karena perusahaan biasanya akan memahami dan menghargai keputusanmu.

4. Ingin Mengubah Karier

Terkadang pekerjaan terasa membosankan atau tidak cocok dengan minat dan latar belakangmu. Sebelum resign, coba ambil cuti sebentar untuk istirahat dan pertimbangkan keputusan dengan matang. 

Kamu juga bisa diskusi dengan atasan atau HRD untuk pindah ke divisi lain. Jika tidak memungkinkan, perubahan karier bisa dijadikan alasan resign yang masuk akal.

Baca juga: Jenis-Jenis Hak Cuti Karyawan dan Aturannya Menurut UU Terbaru

5. Merasa Tidak Berkembang

Jika kamu merasa pekerjaan saat ini membuatmu stagnan dan tidak ada kesempatan untuk belajar hal baru, keinginan untuk mencari tantangan baru bisa menjadi alasan resign yang masuk akal. 

Hal ini menunjukkan motivasimu untuk terus berkembang, menambah pengalaman, dan meningkatkan kemampuan, meskipun harus melanjutkan karier di perusahaan lain.

6. Alasan Kesehatan

Kesehatan yang menurun bisa membuat kinerja kerja terganggu. Jika kamu atau anggota keluarga membutuhkan perhatian khusus, tidak ada salahnya resign dengan alasan kesehatan karena menjaga kesehatan tetap yang utama.

7. Perubahan Lokasi Tempat Tinggal

Pindah tempat tinggal bisa menjadi alasan resign, terutama jika jaraknya jauh dari kantor. Sebaiknya tanyakan dulu ke atasan atau HRD apakah bisa bekerja dari rumah. Jika tidak memungkinkan, resign bisa menjadi pilihan.

8. Melanjutkan Pendidikan

Melanjutkan pendidikan bisa menjadi alasan resign yang wajar, terutama jika ingin fokus menyelesaikan kuliah atau meraih gelar impian. Kamu bisa resign atau mencari pekerjaan yang lebih fleksibel, seperti part-time atau freelance, agar sesuai dengan jadwal kuliah.

Cara Mengajukan Resign yang Benar

Untuk mengajukan resign dengan baik, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan agar prosesnya tetap profesional dan lancar:

1. Pelajari Etika Pengunduran Diri yang Benar

Sebelum mengajukan resign, penting untuk memahami etika dan tata cara pengunduran diri. Hal ini mencakup memberi tahu atasan dengan sopan, memberikan waktu pemberitahuan yang wajar, dan menjalani proses pengunduran diri dengan profesional agar hubungan kerja tetap baik dan reputasi tetap terjaga.

2. Pikirkan Cara Terbaik Untuk Menyampaikan Kabar Tersebut Kepada Atasan Anda

Cara kamu menyampaikan keputusan untuk resign kepada atasan sangat berpengaruh pada bagaimana mereka merespons. 

Sebaiknya, atur waktu untuk bertemu secara pribadi dengan atasan agar kamu bisa menjelaskan keputusanmu dengan jelas, terbuka, dan profesional, sehingga komunikasi berjalan lancar dan hubungan kerja tetap baik.

Baca juga: 12 Benefit Kerja yang Bantu Karyawan Lebih Sejahtera, Catat!

3. Tulis Surat Pengunduran Diri Resmi

Setelah berbicara dengan atasan, sebaiknya buat surat pengunduran diri resmi. Surat ini cukup mencantumkan tanggal resign, alasan singkat, dan ucapan terima kasih kepada perusahaan atas kesempatan yang diberikan.

4. Pastikan Anda Tahu Secara Jelas Lama Waktu Pemberitahuan yang Akan Diberikan

Lama waktu pemberitahuan sebelum resign bisa berbeda-beda, tergantung pada aturan perusahaan dan isi kontrak kerja kamu. 

Penting untuk mengetahui dengan jelas berapa lama pemberitahuan yang diharapkan, sehingga kamu bisa mempersiapkan diri dan memastikan proses pengunduran diri berjalan sesuai aturan yang berlaku.

5. Rencanakan Pemanfaatan Sisa Waktu Anda di Perusahaan

Selama masa kerja terakhirmu di perusahaan, gunakan waktu sebaik mungkin. Pastikan tugas-tugas diserahkan dengan jelas, proses kerja terdokumentasi, dan koordinasi dengan rekan tetap lancar agar operasional perusahaan tidak terganggu.

6. Siapkan Catatan Serah Terima Secara Menyeluruh

Kalau ada pekerjaan yang perlu diteruskan ke rekan atau pengganti, buatlah panduan serah terima yang terperinci. Dengan begitu, mereka bisa melanjutkan tugas dengan mudah tanpa kebingungan

Itulah beberapa alasan resign yang baik hingga penjelasan bagaimana mengajukan resign yang benar. Dengan memahami hal-hal tersebut, kamu bisa mengundurkan diri secara profesional, menjaga hubungan baik dengan perusahaan, dan tetap meninggalkan kesan positif saat melanjutkan karier.

Salah satu aspek dalam dunia kerja yang dapat membuat karyawan betah bekerja adalah lingkungan yang positif.

Perusahaan yang mengutamakan lingkungan kerja positif dapat membantu membantu karyawan merasa nyaman, termotivasi, dan berkembang dengan baik. 

Di Enesis Group, budaya kerja yang mendukung, komunikasi tim yang lancar, dan sistem operasional yang jelas membuat karyawan bekerja dengan fokus dan tenang.

Sejak berdiri pada 1988, Enesis Group menekankan profesionalisme, keteraturan operasional, dan peluang pengembangan bagi setiap karyawan. 

Lingkungan yang suportif membuat karyawan merasa dihargai sehingga setiap keputusan, termasuk pengunduran diri, bisa dilakukan dengan sikap profesional dan tetap menjaga hubungan baik.

Bagi kamu yang ingin bekerja di tempat dengan budaya positif dan mendukung pengembangan diri, Enesis Group menjadi pilihan yang tepat untuk membangun karier. Mari bergabung dengan Enesis Group untuk mengembangkan kariermu.

Baca juga: Konseling Karyawan: Manfaat, Jenis, dan Cara Melakukannya

Related article