Setiap karyawan berhak mendapatkan cuti dan waktu istirahat, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dari Kementerian Ketenagakerjaan.
Nah, supaya pengajuan izinmu berjalan lancar, pastikan alasan cuti kerja yang kamu berikan masuk akal dan mudah dipahami.
Memahami alasan cuti yang tepat bisa jadi langkah awal untuk membangun komunikasi yang baik di tempat kerja, terutama bagi kamu yang baru mulai bekerja sebagai fresh graduate. Berikut beberapa contoh alasan cuti kerja yang umum digunakan dan mudah disetujui.
Agar pengajuan izin kerja diterima tanpa kendala, kamu perlu menyampaikan alasan yang jelas dan relevan. Ini dia beberapa alasan cuti kerja yang umumnya mudah disetujui atasan:
Kesehatan merupakan hal yang perlu diprioritaskan. Jika sedang mengalami kondisi seperti demam, flu, atau gangguan kesehatan lainnya yang membuat tidak mampu bekerja, karyawan diperbolehkan mengajukan cuti dengan alasan tersebut.
Alasan cuti kerja tahunan selanjutnya adalah berduka. Saat seseorang kehilangan orang terdekat, wajar jika belum siap untuk langsung kembali bekerja. Dalam kondisi seperti ini, karyawan bisa mengajukan cuti karena alasan berduka agar memiliki waktu menenangkan diri dan mengurus keperluan keluarga.
Kalau ada urusan keluarga yang tak bisa ditunda, seperti menghadiri pernikahan saudara atau menyambut kelahiran anak, karyawan boleh mengajukan cuti. Alasan cuti kerja acara keluarga biasanya dianggap wajar dan atasan pun cenderung memberi izin.
Baca juga: 21 Alasan Tidak Masuk Kerja agar Bos Tidak Marah, Catat Apa Saja!
Cuti kerja merupakan hak setiap karyawan, termasuk untuk keperluan pribadi. Alasan ini bisa dipakai saat kamu ingin menjaga privasi, misalnya untuk liburan atau aktivitas yang bersifat personal tanpa perlu menjelaskannya secara detail ke HRD.
Saat sedang hamil, karyawan perempuan bisa mengambil cuti untuk beristirahat dari pekerjaan. Waktu cutinya biasanya berlangsung sekitar 3 bulan, sesuai kebijakan perusahaan, agar kondisi ibu dan bayi tetap terjaga.
Ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit dan perlu dirawat, kamu bisa berhenti sementara dari pekerjaan. Kondisi ini cukup sering jadi alasan cuti dan biasanya dipahami oleh atasan. Jangan lupa, sampaikan izinmu dengan cara yang sopan, ya.
Jika kamu perlu mengurus paspor atau visa, biasanya harus datang di jam kerja kantor. Oleh karena itu, kamu mungkin perlu ambil cuti sehari. Supaya tidak terkesan mendadak, usahakan untuk memberi informasi ke atasan atau HR dari jauh-jauh hari.
Apabila kamu sudah mulai bekerja saat kuliah belum sepenuhnya selesai, ada saatnya kamu perlu hadir langsung ke kampus, entah untuk mengurus berkas kelulusan atau mengikut wisuda.
Karena kegiatan ini tidak bisa diwakilkan, kamu bisa ajukan cuti ke HR atau atasan sebagai bentuk izin resmi.
Saat mengalami kecelakaan, biasanya atasan akan segera memberikan izin tidak masuk kerja. Hal ini karena kecelakaan merupakan kejadian tak terduga yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Jika setelah perjalanan dinas kamu mengalami kendala seperti keterlambatan transportasi, misalnya pesawat yang tertunda berjam-jam, kamu dapat mengajukan cuti. Situasi ini termasuk alasan yang wajar dan umumnya dapat diterima oleh atasan.
Ada kalanya kamu perlu izin kerja untuk menghadiri acara penting, seperti pernikahan keluarga. Jika waktunya bersamaan dengan hari kerja, cuti bisa diajukan agar kehadiranmu tetap resmi dan tidak melanggar ketentuan kantor.
Izin tidak masuk kerja tidak selalu karena alasan kesehatan. Ada kalanya kamu perlu waktu untuk menyelesaikan urusan perbankan yang tidak bisa diwakilkan, seperti pengajuan KPR, laporan penipuan, atau penggantian kartu ATM yang hilang.
Meski pindahan bisa dilakukan saat hari libur, membereskan barang-barang setelahnya sering kali butuh waktu lebih dari sekadar beberapa jam.
Jika isi rumah cukup banyak, wajar kalau kamu perlu satu hari tambahan untuk mengaturnya. Dalam situasi seperti ini, mengajukan cuti adalah langkah yang masuk akal.
Surat kendaraan seperti SIM atau STNK memiliki masa berlaku yang harus diperpanjang tepat waktu.
Prosesnya biasanya memakan waktu karena harus antre dan mengikuti prosedur resmi. Jika kamu harus mengurusnya di hari kerja, cuti sehari bisa diajukan sebagai alasan yang wajar dan bisa diterima.
Baca juga: Tipe Orang yang Disenangi dalam Dunia Kerja, Apakah Itu Kamu?
Jika ada pelatihan atau seminar yang berkaitan dengan pekerjaan, kamu bisa mengajukan izin untuk mengikutinya. Apalagi jika kegiatan tersebut mendukung pengembangan soft skill yang berguna dalam pekerjaan sehari-hari.
Supaya izin lebih mudah disetujui, pastikan kamu jelaskan manfaatnya secara jelas, lalu lampirkan detail acaranya, mulai dari waktu, lokasi, hingga topik yang dibahas.
Bencana alam seperti banjir atau gempa bisa terjadi tiba-tiba dan mengganggu aktivitas kerja. Jika rumahmu terdampak, kamu bisa ajukan cuti darurat sebagai alasan yang wajar dan bisa diterima.
Menikah jadi salah satu alasan resmi yang diperbolehkan untuk ambil cuti. Aturannya tertulis dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang memberi hak cuti selama tiga hari.
Waktu cuti biasanya dibagi untuk persiapan sebelum hari H, saat acara berlangsung, dan setelah pernikahan selesai.
Itulah beberapa alasan cuti kerja yang mudah di-ACC oleh atasan, mulai dari sakit hingga menikah. Selama alasan yang kamu ajukan jelas dan disampaikan dengan baik, perusahaan biasanya akan memaklumi dan memberikan persetujuan tanpa banyak kendala.
Namun, meskipun cuti adalah hak karyawan, tidak semua perusahaan memberikan kemudahan dalam hal ini. Ada saja tempat kerja yang membatasi izin tanpa alasan yang jelas sehingga karyawan merasa tidak nyaman dan kurang dihargai.
Berbeda dengan Enesis Group, yang justru menunjukkan perhatian tinggi terhadap kesejahteraan pegawainya. Komitmen ini diwujudkan melalui dukungan penuh terhadap hak cuti dan izin kerja, selama alasannya relevan dan dapat dibuktikan.
Atasan di Enesis pun terbuka untuk berdiskusi saat karyawan menghadapi situasi tertentu, dan selalu mencari solusi terbaik tanpa mengabaikan hak pegawai.
Bagi kamu yang ingin bekerja di lingkungan yang sehat, suportif, dan profesional, Enesis Group adalah pilihan tepat. Di sini, hubungan kerja dijaga tetap positif, budaya kerja anti-toxic, dan jalur pengembangan karier terbuka luas.
Enesis telah menunjukkan komitmennya sejak 1988. Jadi, jika kamu ingin berkarier di tempat yang menghargai setiap langkahmu, Life at Enesis adalah tempat yang tepat.
Baca juga:Berapa Pajak Penghasilan Karyawan? Ini Cara Hitungnya!