Poliuria: Definisi, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Reviewed by: dr. Sagita Nindra, MD, dr. Shabrina Ghassani Roza
Reviewed by: dr. Sagita Nindra, MD, dr. Shabrina Ghassani Roza
Pernahkah Anda merasa haus terus-menerus dan buang air kecil lebih sering dari biasanya? Bisa jadi hal tersebut merupakan pertanda masalah kesehatan yang serius, seperti poliuria. Poliuria adalah suatu kondisi yang menyebabkan tubuh memproduksi urine dalam jumlah berlebihan, yaitu lebih dari 3 liter per hari dan bisa terjadi meskipun konsumsi air putih Anda masih dalam batas normal.
Poliuria umumnya disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti penyakit ginjal dan diabetes. Oleh karena itu, di artikel ini akan dibahas lebih detail mengenai apa itu poliuria, gejala, penyebab, cara pencegahan, dan pengobatannya. Yuk, simak hingga akhir!
Poliuria adalah suatu kondisi di mana tubuh memproduksi air seni secara berlebihan atau lebih banyak dari jumlah normal. Tubuh orang dewasa pada umumnya mampu menghasilkan urine antara 0,8 hingga 2 liter per hari dengan asupan cairan sekitar 2 liter dari minuman dan sumber lainnya. Namun, produksi urine pada penderita poliuria bisa mencapai hingga 15 liter dalam kurun waktu 24 jam.
Umumnya, poliuria adalah gejala dari penyakit tertentu. Oleh karena itu, penanganan poliuria harus disesuaikan dengan penyakit yang mendasarinya. Jika penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan, barulah poliuria ditangani dengan penggunaan obat-obatan.
Selain menjadi lebih sering buang air kecil yang berlebihan, penderita poliuria juga mengalami beberapa gejala lain. Penjelasan detail mengenai gejala poliuria adalah sebagai berikut.
Baca juga: 10 Cara Mencegah Diabetes yang Bisa Dilakukan Sedini Mungkin
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, poluria adalah gejala atau indikasi adanya penyakit tertentu. Berikut ini penjelasan mengenai penyebab poliuria.
Pada penderita diabetes, tubuh akan berusaha mengeluarkan glukosa yang berlebihan melalui urine sehingga terjadi intensitas buang air kecil yang berlebihan. Oleh karena itu, poliuria adalah salah satu tanda awal diabetes tipe 1 dan 2.
Selama kehamilan, pertumbuhan rahim dapat memberi tekanan pada kandung kemih sehingga menyebabkan dorongan untuk buang air kecil lebih sering. Hal ini merupakan gejala umum yang terjadi pada trimester pertama kehamilan dan dapat berlanjut hingga akhir kehamilan.
Pada pria, pembesaran prostat akan menyebabkan tekanan pada uretra, yaitu saluran yang membawa urine keluar dari tubuh. Hal ini mengakibatkan iritasi pada dinding kandung kemih sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Obat-obatan diuretik digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau penumpukan cairan dalam tubuh dengan cara meningkatkan produksi urine. Oleh karena itu, konsumsi obat-obatan diuretik dapat menyebabkan poliuria karena terjadi proses pembuangan air yang lebih cepat dari tubuh.
Jika fungsi ginjal menurun, cairan dalam tubuh tidak dapat disaring secara efisien seperti biasanya. Akibatnya, volume urine yang dihasilkan menjadi berlebihan dan menyebabkan gejala poliuria.
Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal, Yuk Mulai dari Hal Sederhana!
Langkah awal dalam diagnosis poliuria adalah anamnesis, yaitu proses yang melibatkan wawancara antara dokter dan pasien. Dokter akan menanyakan tentang keluhan yang dialami pasien, riwayat kesehatan, serta obat-obatan atau suplemen yang sedang dikonsumsi.
Setelah anamnesis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk mencari tanda-tanda fisik yang mungkin terkait dengan penyebab poliuria, seperti gejala diabetes atau gangguan prostat pada pria.
Untuk memperkuat diagnosis, dokter mungkin akan melakukan berbagai tes tambahan, seperti:
Pengobatan poliuria disesuaikan dengan faktor yang menyebabkan kondisi tersebut. Misalnya, untuk poliuria yang terkait dengan diabetes akan dilakukan pengobatan yang bisa menurunkan kadar gula darah.
Mengontrol asupan cairan juga perlu agar frekuensi buang air kecil bisa diminimalkan. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan yang dapat membantu mengatur kontraksi kandung kemih dan mengurangi frekuensi buang air kecil yang berlebihan.
Selain itu, pencegahan poliuria juga penting. Salah satu langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah poliuria adalah menghindari makanan atau minuman yang dapat merangsang kandung kemih, seperti makanan pedas, minuman bersoda, minuman beralkohol, dan minuman berkafein.
Sebaiknya, pilihlah makanan yang kaya akan serat, seperti sayuran dan buah-buahan yang dapat membantu menjaga kesehatan kandung kemih. Dengan pencegahan yang tepat, gejala poliuria dapat diminimalkan secara efektif untuk meningkatkan kualitas hidup.
Demikian penjelasan mengenai apa itu poliuria, beserta gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatannya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa poliuria adalah kondisi kesehatan yang dapat diminimalkan gejalanya dengan cara menerapkan gaya hidup sehat.
Selain permasalahan kandung kemih, masalah pencernaan juga perlu diperhatikan. Untuk itu, Anda juga disarankan untuk mengonsumsi minuman herbal yang dapat membantu melancarkan pencernaan, seperti Vegeta Herbal.
Vegeta Herbal merupakan produk dari Enesis Group yang memiliki kandungan serat alami dan ekstrak herbal sehingga dapat membantu melancarkan buang air besar dan memastikan pencernaan Anda berfungsi optimal. Dengan sistem pencernaan yang sehat, tubuh Anda dapat menjaga keseimbangan cairan lebih baik.
Jadi, segera konsumsi Vegeta Herbal secara teratur untuk meningkatkan kesehatan pencernaan Anda sekaligus membantu tubuh Anda menjaga keseimbangan cairan secara lebih efektif!
Healthy product for healthy family!
Baca juga: Gejala Infeksi Saluran Kemih, Penyebab, dan Cara Mengobatinya