Plossa – Mual dapat dirasakan ketika masuk angin ataupun saat hamil muda, tetapi gejala tersebut tentu tidaklah sama. Lalu, apa perbedaan gejala masuk angin dan hamil muda?
Terdapat beberapa cara untuk membedakan gejala masuk angin dan hamil muda yang biasa dirasakan.
Salah satu caranya yaitu dengan melihat penyebab mual dan gejala lain yang menyertai. Umumnya, mual karena masuk angin tidak disertai dengan gejala fisik lain.
Untuk memahami lebih lanjut perbedaan gejala masuk angin dan hamil muda, yuk simak penjelasannya dalam artikel ini!
Masuk angin adalah sejumlah gejala tidak nyaman di saluran pencernaan. Biasanya, gejala masuk angin ini adalah mual yang juga bisa dirasakan saat hamil muda.
Meski demikian, mual pada gejala masuk angin dan hamil muda tentu saja berbeda. Lalu, apa bedanya mual hamil dan masuk angin?
Singkatnya, mual saat hamil dipengaruhi oleh perubahan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan estrogen pada minggu ke-4 hingga ke-6 kehamilan. Sementara mual saat masuk angin disebabkan oleh perut kembung karena banyaknya gas di saluran cerna.
Adapun perbedaan gejala masuk angin dan hamil muda lainnya adalah sebagai berikut:
Mual memang kondisi umum yang sering dirasakan oleh seorang ibu yang sedang hamil muda. Bahkan, sebuah studi menunjukkan bahwa 63,3% ibu hamil merasakan mual.
Namun, perbedaan gejala masuk angin dan hamil muda dapat dilihat dari waktu mual yang dirasakan.
Biasanya, mual karena hamil ini dapat dirasakan kapanpun, tetapi lebih intens di pagi hari atau biasa disebut dengan morning sickness.
Di sisi lain, mual karena masuk angin juga dapat dirasakan kapanpun tetapi tidak ada perbedaan pada intensitasnya.
Untuk memastikan apakah mual yang kamu rasakan merupakan gejala masuk angin atau hamil, sebaiknya lakukan tes kehamilan serta memperhatikan gejala lainnya yang muncul seperti telat haid atau nyeri pada payudara.
Baca juga: 6 Jenis Sakit Kepala yang Berbahaya, Kenali Pemicunya!
Masih berkaitan dengan waktu, perbedaan gejala masuk angin dan hamil muda selanjutnya dapat dilihat dari durasi mual yang dirasakan.
Umumnya, mual pada masuk angin bisa hilang dalam waktu yang relatif singkat yaitu sekitar 1 sampai 2 hari.
Di sisi lain, mual pada ibu hamil akan berlangsung lebih lama yaitu selama berbulan-bulan karena pengaruh perubahan hormon di dalam tubuh.
Rasa mual pada ibu hamil ini dapat dirasakan sepanjang trimester pertama dengan intensitas yang lebih sering ketika memasuki bulan keempat kehamilan.
Bahkan, ada juga beberapa ibu hamil yang merasakan mual hingga memasuki trimester kedua, meski dengan intensitas yang jarang.
Sejalan dengan penjelasan sebelumnya, mual pada ibu hamil disebabkan oleh faktor hormonal. Kondisi inilah yang menjadikan adanya perbedaan mual hamil dan masuk angin.
Diketahui, mual saat hamil disebabkan oleh hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang menstimulasi ovarium untuk menghasilkan estrogen.
Nah, tingginya hormon estrogen ini yang kemudian memicu ibu hamil merasakan mual-mual.
Biasanya, mual pada ibu hamil juga diiringi dengan indra penciuman yang sensitif terhadap bau di mana kondisi ini sering kali terjadi di awal kehamilan.
Jadi, tak heran jika ibu hamil merasa mual ketika mencium aroma tertentu, seperti masakan, parfum, asap rokok, dan hal lain yang memiliki bau tajam atau menyengat.
Di sisi lain, mual saat masuk angin disebabkan oleh beberapa faktor seperti paparan udara dingin terlalu lama.
Udara dingin inilah yang menjadikan gerakan usus melambat dan menyebabkan banyaknya gas di saluran cerna, sehingga perut menjadi kembung dan berakibat pada mual-mual.
Baca juga: Apa Penyebab Sakit Kepala Cluster? Ini Gejala & Pengobatannya
Perbedaan gejala masuk angin dan hamil muda selanjutnya yaitu kondisi lain yang menyertai mual.
Biasanya, mual karena masuk angin disertai dengan gejala perut kembung, pusing, hidung tersumbat, hingga demam.
Sementara mual saat hamil akan disertai banyak gejala fisik lain yang dapat dirasakan. Adapun beberapa gejala tersebut yaitu:
Sebenarnya, mual pada masuk angin dan ibu hamil merupakan gejala umum yang dapat membaik dengan sendirinya.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa mual pada masuk angin juga dapat memburuk hingga membuat badan lemas dan mengganggu kegiatan sehari-hari.
Jika demikian, kamu bisa segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Hal ini juga berlaku untuk mual yang dirasakan oleh ibu hamil. Jika kamu mengalami mual hingga badan lemas, lebih baik segera periksakan diri ke bidan atau dokter kandungan agar segera ditangani. Hal ini dikarenakan mual dan muntah berlebih pada ibu hamil dapat menyebabkan dehidrasi.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan gejala masuk angin dan hamil muda yang perlu kamu pahami.
Jika gejala yang dirasakan cukup mengganggu, maka segera periksakan diri ke dokter, ya.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan Plossa untuk meredakan mual dan gejala tidak nyaman lainnya, seperti pusing, pegal-pegal, hingga masuk angin.
Plossa merupakan minyak aromatherapy multifungsi yang bisa digunakan untuk pijat, inhaler, roll on, dan kerokan.
Dengan hangat yang tahan lama, Plossa juga dapat membantu pikiran menjadi lebih rileks.
Kamu bisa mendapatkan Plossa di mana saja termasuk warung, minimarket, dan juga supermarket terdekat.
Yuk, segera atasi mual dan gejala tidak nyaman lainnya dengan menggunakan Plossa! Healthy product for healthy family!