nyamuk bionik apakah berbahaya
Desember 1, 2024 Artikel

Nyamuk Bionik Apakah Berbahaya? Ini Penjelasan Lengkapnya

Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Anggi Medita

Nyamuk kerap kali dikaitkan dengan penyakit menular berbahaya bagi manusia. Salah satu contoh penyakit yang disebabkan nyamuk adalah demam berdarah dengue (DBD).

Nah, salah satu bentuk upaya dalam mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memperkenalkan suatu inovasi yaitu penerapan nyamuk bionik atau wolbachia.

Invoasi ini telah di lakukan di berbagai kota, seperti Jakarta Barat, Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang. Lalu, nyamuk bionik apakah berbahaya? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini.

Apa itu Nyamuk Wolbachia (Nyamuk Bionik)?

Nyamuk wolbachia adalah nyamuk yang memiliki bakteri wolbachia di dalam tubuhnya. Wolbachia merupakan bakteri simbiotik yang terjadi secara alami di beberapa serangga. 

Wolbachia telah berhasil ditransfer ke dalam tubuh nyamuk walau bakteri ini tidak ditemukan secara alami pada Aedes aegypti. Hal ini telah terbukti mengurangi penularan berbagai virus, seperti demam berdarah, chikungunya, zika, dan demam kuning.

Nyamuk Bionik Apakah Berbahaya?

Pada tahun 2022, studi kelayakan pelaksanaan teknologi wolbachia telah dilakukan di Yogyakarta. Hasil dari studi kelayakan ini menunjukkan bahwa 77% kasus demam berdarah dan 86% kasus perawatan di rumah sakit menurun. 

Selain itu, pada tahun 2023, WHO selaku Vector Control Advisory Group (VCAG) merekomendasikan penggunaan nyamuk Aedes aegypti yang memiliki bakteri wolbachia menjadi salah satu metode untuk menangani kasus DBD.

Jadi, nyamuk bionik apakah berbahaya? Jawaban singkatnya tidak, teknologi ini aman untuk diterapkan sebagai salah satu metode dalam menangani penyakit demam berdarah di Indonesia.

Baca juga: Kenali 5 Cara Nyamuk Menggigit Manusia, Simak Faktanya! 

Dampak Positif Wolbachia

Teknologi wolbachia mampu menghemat biaya pada daerah urban dengan populasi yang tinggi. Teknologi ini mampu mencegah 1 juta kasus dan menyelamatkan 500 nyawa penduduk setiap tahunnya apabila teknologi wolbachia diterapkan di 7 kota di Indonesia. 

Hal ini sudah menghemat 2 hingga 3 kali investasi selama 10 tahun dari biaya produktivitas yang hilang karena DBD serta biaya pengobatan.

World Mosquito Program (WMP) bersama mitra telah sukses dalam menerapkan teknologi wolbachia selama 10 tahun terakhir. Metode ini terbukti dapat memberi dampak yang baik untuk kesehatan masyarakat.

Nyamuk Aedes aegypty yang ber-wolbachia dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kemampuan nyamuk sebagai penular demam berdarah. 

Pertumbuhan virus atau bakteri terjadi melalui mekanisme kompetisi mendapatkan makanan antara bakteri wobachia dan virus dengue dalam tubuh nyamuk. 

Semakin sedikit suplai makanan yang didapat oleh virus dengue, maka semakin sulit virus tersebut untuk berkembang biak atau replikasi.

Cara Kerja Nyamuk Bionik

Berikut ini merupakan cara kerja nyamuk bionik.

  • Apabila nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan ber-wolbachia, maka telur tidak akan menetas.
  • Apbila nyamuk betina ber-wolbachia kawin dengan nyamuk jantan, maka telur akan menetaskan nyamuk ber-wolbachia.
  • Apabila nyamuk betina berwolbachia kawin dengan nyamuk jantan berwolbachia, makan akan menetaskan telur yang ber-wolbachia.

Salah satu kemajuan teknologi ini yaitu dampak perlindungannya terhadap penularan DBD memiliki sifat yang sustainable. 

Hal ini dikarenakan bakteri wolbachia dapat diturunkan dari satu generasi nyamuk ke generasi nyamuk berikutnya sehingga nyamuk yang ber-wolbachia tidak dapat menularkan virus DBD. 

Pendekatan ini adalah salah satu metode yang efektif dalam pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di wilayah yang memiliki tingkat DBD tinggi.

dr. Shabrina Ghassani Moza (Dokter Enesis Group) menambahkan, “Nyamuk Wolbachia ini merupakan salah satu bentuk upaya pengendalian vektor dalam menurunkan mortalitas penyakit DBD. Pengendalian nyamuk Aedes sp. Adalah pengendalian secara biologis menggunakan bakteri Wolbachia. Dengan adanya bakteri Wolbachia, diharapkan dapat mengintervensi masa hidup nyamuk serta sistem reproduksinya sehingga mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk.”

Baca juga: Mengenal Nyamuk Anopheles: Ciri-Ciri dan Parasit yang Dibawa 

Mengapa Nyamuk Bionik Aman?

Bionik wolbachia aman untuk manusia, hal ini dikarenakan wolbachia telah diiplementasikan lebih dari 10 tahun di kota Yogyakarta dan lebih dari 1,5 juta penduduk telah berdampingan dengan nyamuk ini. Selain itu, wolbachia sudah banyak ditemukan secara alami di beberapa spesies serangga. 

Tanpa kamu sadari, hampir setiap orang pernah digigit dan berkontak dengan serangga ber-wolbachia, tapi gigitan tersebut tidak berbahaya dan mengancam jiwa. 

Di samping itu, kajian risiko hingga evaluasi telah dilakukan. Alhasil, metode ini dapat diperluas untuk melindungi masyarakat dari wabah DBD.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa relawan yang terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia tidak menunjukkan respons kekebalan terhadap wolbachia. Akan tetapi, tidak ada laporan terkait manusia yang terkena infeksi oleh wolbachia pada serangga.

Baca juga: Wajib Tau, Ini Waktu Rawan Nyamuk DBD Menyerang

Penyebaran Nyamuk Bionik

Tidak hanya Indonesia yang memanfaatkan inovasi ini untuk menurunkan kasus DBD. Terdapat negara lain juga yang memanfaatkan nyamuk bionik, seperti Brazil, Australia, Vietnam, Fiji, Meksiko, Vanuatu, Kiribati, New Caledonia, Sri Lanka, Kolombia, Laos, Honduras, El Savador, dan Singapura (metode suppression). 

Sementara di Indonesia, beberapa wilayah yang telah mengimplementasikan nyamuk bionik di antaranya Yogyakarta, Bandung, Jakarta Barat, Semarang, Bontang, dan Kupang.

Itulah penjelasan mengenai nyamuk bionik, mulai dari pengertian, cara kerja, hingga alasan mengapa nyamuk bionik aman bagi manusia. Dengan adanya inovasi ini, penyebaran penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, seperti DBD dapat ditekan. 

Di samping itu, untuk mencegah gigitan nyamuk, kamu bisa menggunakan Soffell. Produk lotion dan spray antinyamuk dari Soffell membantu memberikan perlindungan selama 8 jam. 

Soffell tidak lengket di kulit dan menimbulkan efek panas saat dipakai karena mengandung moisturizer khusus serta memiliki formula yang lembut.

Soffell juga memiliki aroma dan rasa yang tidak disukai nyamuk. Oleh karena itu, lindungi diri kamu dari gigitan nyamuk dengan produk healthy product for healthy family dan nikmati aktivitas tanpa gangguan nyamuk sepanjang hari!

Related article