Hustle Culture: Pengertian, Ciri, Dampak, dan Solusinya
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza
Memiliki pekerjaan dan berdedikasi pada pekerjaan dianggap sebagai tolok ukur kesuksesan dan kemakmuran seseorang. Di tempat kerja, seorang karyawan memang harus berdedikasi dan bertanggung jawab atas tugasnya. Namun, pekerjaan tidak boleh diutamakan di atas semua aspek kehidupan.
Hustle culture adalah perilaku di mana pekerjaan mulai mendominasi kehidupan dan mengorbankan hal-hal penting lainnya sehingga dapat menyebabkan burnout kerja. Nah, untuk mengetahui hustle culture lebih lanjut, simak artikel berikut.
Fenomena hustle culture adalah budaya kerja yang menekankan dedikasi penuh terhadap pekerjaan hingga mengaburkan batas antara kehidupan pribadi dan profesional.
Contoh rutinitas, seperti bangun tidur langsung mengecek email kerja, bekerja terus-menerus di kantor, dan melanjutkan tugas di rumah, mencerminkan gaya hidup ini.
Budaya ini sering kali terlihat seperti “workaholism” tetapi dikemas dengan istilah yang terdengar lebih modern dan keren.
Namun, efeknya justru dapat merugikan. Ketika orang terlalu fokus pada produktivitas, mereka sering mengabaikan kesehatan fisik dan mental.
Hal ini terjadi karena tidak adanya batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, membuat budaya ini dianggap normal dalam masyarakat.
Hustle culture artinya budaya yang mendorong individu untuk terus bekerja keras tanpa henti, sering kali mengabaikan keseimbangan hidup dan kesehatan. Nah, berikut adalah ciri-cirinya.
Mereka yang terjebak dalam hustle culture merasa harus terus bekerja, bahkan di akhir pekan. Akibatnya, waktu untuk istirahat atau menikmati hobi pribadi sering diabaikan demi produktivitas.
Dalam hustle culture, istirahat, kesehatan mental, dan fisik sering diabaikan demi produktivitas. Tidur yang cukup atau berolahraga tidak dianggap prioritas, melainkan aktivitas yang bisa ditunda atau bahkan diabaikan.
Walaupun sudah bekerja keras, seseorang akan tetap merasa belum cukup produktif. Ini mendorong kamu untuk terus menekan diri melakukan lebih banyak, menciptakan siklus yang melelahkan.
Baca juga: Waspada Tubuh Terlalu Lelah Bisa Menyebabkan Dehidrasi Parah
Dalam hustle culture, kesibukan sering kali dianggap sebagai ukuran kesuksesan. Orang yang terlihat sibuk, bahkan sampai tidak punya waktu untuk diri sendiri, dipandang lebih sukses dibandingkan mereka yang memiliki waktu luang.
Hustle culture menanamkan pandangan bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan pencapaian target secara terus-menerus. Nah, hal tersebut akan menciptakan tekanan besar untuk memenuhi ekspektasi, baik dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Burnout adalah kelelahan fisik, mental, dan emosional akibat tekanan kerja berlebihan. Dalam hustle culture, kondisi ini dianggap wajar, meskipun berdampak buruk pada produktivitas dan kesehatan.
Hustle culture adalah budaya yang bisa dianggap buruk apabila dijalani secara berlebihan. Berikut adalah dampak dari hustle culture.
Hustle culture merampas waktu untuk diri sendiri, keluarga, dan teman. Tidak ada ruang untuk sekadar bersantai atau menikmati hobi. Bahkan waktu istirahat sering kali diabaikan sehingga menciptakan ketidakseimbangan yang berdampak buruk pada kesehatan mental.
Burnout adalah kelelahan mental, fisik, serta emosional yang diakibatkan oleh bekerja terlalu banyak. Burnout biasanya ditandai dengan mudah marah, sakit kepala, tidak produktif, merasa terjebak, selalu meragukan diri, serta sering menunda pekerjaan.
Apabila kamu terjebak hustle culture, biasanya akan sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain, merasa hasil kerja tidak pernah cukup, serta terus mengambil beban tambahan. Standar yang tidak realistis ini akan membuat kamu terus menerus merasa gagal.
Tubuh yang dipaksa bekerja tanpa istirahat akan rentan terhadap penyakit. Pola makan dan tidur yang tidak teratur akibat hustle culture juga dapat meningkatkan risiko penyakit serius, seperti jantung, stroke, atau hipertensi.
Setelah mengetahui dampak dari hustle culture, penting juga untuk mengetahui solusinya. Berikut adalah solusi mengatasi hustle culture.
Banyak orang mendedikasikan diri sepenuhnya untuk pekerjaan, padahal ada banyak hal lain yang penting dalam hidup. Prinsip “bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja” mengingatkan kita agar tidak mengorbankan keseimbangan hidup demi pekerjaan.
Terlalu fokus pada pekerjaan dapat merusak kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan batasan dan memberi ruang bagi kehidupan pribadi.
Janganlah bekerja secara berlebihan dan selesaikan tugas dengan tepat waktu. Bekerja dengan efisien akan membuat kita memiliki waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk bersantai atau melakukan hobi yang menyegarkan pikiran.
Baca juga: Minum Ini Saat Tubuh Terasa Lelah dan Kurang Bersemangat
Waktu libur adalah kesempatan berharga untuk melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan dan mereset energi.
Gunakan waktu ini untuk beristirahat, bersantai, atau melakukan kegiatan menyenangkan. Hindari menggunakan waktu libur untuk bekerja, karena hal ini justru akan mengurangi manfaat liburan dan memperburuk kelelahan.
Penting untuk mensyukuri setiap pencapaian yang kamu raih, tanpa merasa harus membandingkan diri dengan orang lain.
Membandingkan diri hanya akan membuat kamu merasa kurang, meskipun sudah banyak yang dicapai. Fokuslah pada perjalanan pribadi dan apresiasi setiap langkah yang diambil.
Kesehatan tubuh dan pikiran harus menjadi prioritas utama, meskipun pekerjaan juga penting. Bekerja dengan seimbang, tanpa mengorbankan kesehatan, sangatlah krusial.
Hustle culture yang mendorong kita bekerja tanpa henti bisa merusak kesejahteraan. Menjaga waktu istirahat yang cukup, berolahraga, dan tidur yang baik adalah langkah penting untuk terhindar dari kelelahan dan tetap produktif tanpa merusak kesehatan.
Demikian penjelasan mengenai hustle culture, mulai dari pengertian hingga solusinya. Hustle culture adalah kebiasaan yang tidak boleh dilakukan secara berlebihan karena sering kali mengorbankan kesehatan fisik, mental, serta kehidupan sosial dan pribadi.
Dengan demikian, menjaga keseimbangan hidup menjadi sangat penting, termasuk dengan memperhatikan daya tahan tubuh.
Salah satu cara untuk mendukung kesehatan adalah dengan mengonsumsi Amunizer, yang dapat membantu tubuh tetap fit dan terhindar dari penyakit meski menjalani aktivitas padat.
Amunizer adalah minuman kesehatan dari Enesis Group. Amunizer mengandung Vitamin C 1000 mg untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara intensif.
Minuman ini juga mengandung Elderberry 1000 mg sebagai antioksidan tinggi untuk melawan radikal bebas dan Zinc 75 mg untuk memperkuat imunitas.
Selain itu, minuman ini mengandung Phyllantus, Lonicera, dan Forsythia yang dikenal sebagai herbal antivirus. Terdapat dua varian yang bisa kamu pilih, yakni Amunizer saset dan botol.
Maka dari itu, selalu sedia healthy product for healthy family di rumah, seperti Amunizer agar tubuh tetap fit meskipun menghadapi tekanan dari rutinitas sehari-hari.
Baca juga: Tubuh Sering Lelah, Atasi Dengan Cara Ini