Adem Sari – Tahukah kamu, pola makan yang tidak teratur bisa menjadi salah satu gejala panas dalam pada perut?
Yup, saat kamu terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas, berminyak, atau minuman berkafein tanpa dikontrol, bisa menjadi gaya hidup pada pola makan yang keliru.
Nah, gaya hidup yang salah itu bisa menimbulkan gangguan sistem pencernaan, hingga menjadi penyebab perut terasa panas.
Lantas, bagaimana cara mengatasi rasa panas pada perut? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasannya melalui artikel ini, ya!
Saat mengalami kondisi tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan tertentu, tentu kamu ingin mengetahui kenapa perut terasa panas.
Meskipun tidak selalu terjadi, umumnya penyebab perut panas dapat berasal dari kondisi yang memengaruhi fungsi lambung, sehingga bisa menimbulkan gejala-gejala lain.
Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, penyebab perut terasa panas juga dapat menjadi tanda penyakit tertentu, lho.
Salah satu penyakit yang biasanya terjadi saat mengalami kondisi tersebut yaitu, membuat timbulnya masalah pencernaan, hingga gejala panas dalam pada perut.
Nah sebenarnya, apa penyebab perut terasa panas? Secara umum, yang dapat menjadi penyebab perut terasa panas, antara lain yaitu:
Selain makanan pedas, ternyata ada juga beberapa jenis hidangan lain yang juga bisa menjadi penyebab perut terasa panas.
Yap, mungkin ada beberapa orang yang memiliki sistem pencernaan lebih sensitif terhadap kandungan zat tertentu di dalam makanan.
Adapun beberapa contoh jenis makanan yang bisa menyebabkan perut terasa panas, di antaranya:
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Panas dalam Akibat Asam Lambung, Yuk Coba!
Selanjutnya, penyebab perut terasa panas dapat dialami oleh sebagian orang yang mempunyai peradangan pada lambung.
Salah satunya bagi penderita gastritis, yaitu kondisi di mana terjadinya peradangan pada lapisan mukosa dalam lambung yang terkikis oleh asam berlebih.
Umumnya, selain menjadi penyebab perut terasa panas, kemungkinan penderita gastritis juga akan mengalami gejala yang lain, seperti mual hingga muntah, nyeri pada perut di bagian ulu hati, sampai kehilangan nafsu makan.
GastroEsophageal Reflux Disease (GERD) merupakan suatu penyakit yang dapat terjadi saat asam lambung naik kembali ke saluran kerongkongan.
Beberapa orang yang mengalami GERD akan merasakan gejala panas dalam pada perut, hingga sensasi terbakar yang biasanya disertai juga dengan nyeri dada, kesulitan menelan, serta batuk.
Umumnya, kondisi yang dialami penderita GERD tersebut sering kali dipicu oleh permasalahan pada otot sfingter di antara esofagus dan lambung, kebiasaan berbaring atau tidur setelah makan, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan tertentu, yaitu:
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu penyebab gejala panas dalam perut adalah karena tidak menjaga pola hidup.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu menjaga pola makan sebaik mungkin untuk menghindari perut terasa panas sehabis makan.
Adapun beberapa cara untuk menjaga pola hidup yang teratur yaitu dengan tidak berlebihan mengonsumsi makanan penyebab perut terasa panas.
Selain itu, kamu juga bisa menyeimbangkannya dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
Berikutnya, penyebab perut panas sering kali dipicu karena tubuh yang terinfeksi bakteri, terutama pada bagian usus dan lambung setelah mengonsumsi makanan. Bakteri yang sering menginfeksi yakni Helicobacter pylori.
Bakteri tersebut dapat hidup secara alami di dalam tubuh sehingga bisa menyebabkan timbulnya infeksi lambung.
Biasanya, gejala utama infeksi lambung yaitu merasakan panas dan nyeri pada perut.
Selain itu, umumnya beberapa penderita infeksi lambung juga mengeluhkan gejala mual dan muntah, perut kembung, sering sendawa, hingga turunnya berat badan secara tiba-tiba.
Terakhir, iritasi pada usus besar atau disebut juga dengan irritable bowel syndrome dapat menjadi penyebab perut terasa panas.
Pada dasarnya, penyebab iritasi usus yaitu, karena adanya gangguan di saluran pencernaan, sehingga memengaruhi fungsi usus besar.
Selain perut terasa panas, penyebab lainnya yang sering muncul adalah diare, perut kembung, sembelit, serta mual dan muntah.
Selain beberapa penyebab yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satunya juga dapat menimbulkan gejala panas dalam pada perut.
Umumnya, gejala panas dalam pada perut disebabkan karena kondisi tubuh yang kurang fit.
Jika di dalam dunia medis, salah satu gejala panas dalam pada perut dapat muncul saat adanya penyakit di dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya peradangan.
Selain itu, beberapa gejala panas dalam yang dapat ditemukan antara lain yaitu:
Saat tubuh merasakan sakit dan perih hingga adanya sensasi terbakar, hal itu bisa menjadi salah satu gejala panas dalam pada perut.
Beberapa gejala panas dalam pada perut tersebut dapat dipicu karena adanya kondisi kronis atau reaksi terhadap pengobatan yang mungkin dijalani.
Selain itu, tidak menjaga makanan yang dikonsumsi seperti terlalu banyak makan pedas atau berlemak juga bisa menjadi gejala panas dalam pada perut.
Baca juga: 7 Cara Cepat Menyembuhkan Radang Usus dengan Alami di Rumah
Berikutnya, mengalami kondisi di mana dada terasa terbakar juga bisa menjadi gejala panas dalam pada perut.
Umumnya, panas dalam disebabkan oleh naiknya asam lambung sehingga menimbulkan gejala sensasi terbakar pada dada.
Sementara itu, dalam dunia medis kondisi tersebut dikenal sebagai heartburn, yaitu mengalami sensasi panas pada dada, lebih tepatnya di bagian tulang belakang.
Gejala panas dalam pada perut juga bisa memicu rasa mual hingga muntah. Bahkan, terkadang ada pula beberapa penderita yang mengalami diare secara terus-menerus.
Biasanya, gejala panas dalam pada perut yang dialami tersebut dapat disebabkan karena naiknya asam lambung.
Tak hanya itu, bagi beberapa penderita yang merasakan gejala panas dalam pada perut hebat seperti nyeri di bagian lambung dan ulu hati, bisa memuntahkan cairan berwarna kuning atau bening, biasanya sangat pahit di mulut.
Perlu diketahui, gejala panas dalam pada perut dapat menyebabkan naiknya asam lambung ke bagian kerongkongan.
Umumnya, penyebab kondisi tersebut terjadi adalah karena adanya kerusakan pada otot sfingter esophagus di bagian bawah dan atas, sehingga mulut mengalami iritasi.
Kemudian, kondisi itulah yang memicu gejala panas dalam pada perut yang ditandai dengan rasa terbakar pada tenggorokan, sehingga membuat tidak nyaman untuk menelan makanan.
Terakhir, gejala panas dalam pada perut yang paling banyak dialami akibat asam lambung adalah mengalami beberapa gangguan di mulut, termasuk sariawan.
Yup, ketika asam lambung naik, penderita dapat merasakan sensasi panas di sekitar mulut, mulai dari belakang bibir sampai pangkal tenggorokan.
Kondisi itulah yang menyebabkan munculnya sariawan, bibir pecah-pecah, bahkan sampai bau mulut yang tidak sedap.
Setelah mengenal beberapa penyebab dan gejala panas dalam pada perut, tentu kamu ingin mengetahui bagaimana cara mengatasinya.
Well, kamu tak perlu khawatir. Sebenarnya kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dikurangi dengan melakukan salah satu cara mengatasi rasa panas pada perut berikut ini. Check it out!
Mengonsumsi makanan yang pedas dan berlemak bisa memperburuk kondisi perut yang terasa panas, lho.
Oleh karena itu, cara mengatasi perut terasa panas adalah dengan mengurangi mengonsumsi segala jenis makanan pedas dan berlemak.
Kemudian, usahakan juga untuk tidak membiarkan perut kosong, karena hal itu dapat membuat naiknya asam lambung, sehingga menjadi penyebab perut terasa panas.
Selain menghindari beberapa jenis pantangan makanan, sebaiknya kamu juga mengurangi porsi makan dengan membaginya selama beberapa kali.
Perlu diketahui, makan dalam porsi kecil tapi sering lebih disarankan, karena dapat melancarkan sistem pencernaan.
Selain menjaga pola makan, kamu juga bisa membiasakan gaya hidup sehat agar menjaga sistem pencernaan.
Salah satu caranya, kamu dapat melakukan olahraga secara teratur, menghentikan kebiasaan mengonsumsi makanan pedas saat kondisi perut kosong, hingga menambahkan buah dan sayur untuk menu sehari-hari.
Selain makanan pedas dan berlemak, terlalu banyak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein juga dapat menjadi penyebab perut terasa panas.
Yap, kebiasaan mengonsumsi kafein dapat menurunkan kinerja otot lambung yang berfungsi untuk mencegah asam lambung naik ke tenggorokan.
Oleh karena itu, sebaiknya mengurangi kopi atau teh saat kamu sering mengalami perut terasa panas.
Tahukah kamu, langsung tidur setelah makan ternyata dapat menyebabkan perut terasa panas, lho.
Jika merasa ngantuk setelah makan, kamu dapat melakukan beberapa aktivitas ringan selama kurang lebih 30 menit seperti berjalan-jalan, atau mencuci piring.
Umumnya, waktu yang paling tepat untuk tidur atau berbaring setelah makan adalah selama 2 jam.
Itulah beberapa informasi mengenai penyebab, gejala panas dalam pada perut, serta cara mengatasinya.
Selain melakukan beberapa cara di atas, perlu diperhatikan apabila gejala yang kamu rasakan terus berlanjut, jangan lupa untuk segera periksakan ke dokter terdekat, ya!
Sebagai alternatifnya, kamu bisa meredakan gejala panas dalam pada perut dengan mengonsumsi Adem Sari.
Eits, kamu tak perlu khawatir akan kandungannya, karena Adem Sari terbuat dari ramuan extract herbal alami, seperti kayu manis, pulosari, jeruk nipis serta kaya akan vitamin C.
Oleh karena itu, Adem Sari dapat membantu menyejukkan perutmu dari penyebab perut terasa panas. Ingat, healthy product for healthy family!
Baca juga: 7 Manfaat Hidup Bersih & Sehat, Membangun Perilaku Positif!