Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Mental, Wajib Tahu!
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Tiwi Harjanti Cakranita
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Tiwi Harjanti Cakranita
Masalah kesehatan mental memiliki beberapa jenis, seperti gangguan kecemasan, depresi, bipolar, hingga skizofrenia. Selain memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda, terdapat berbagai faktor yang memengaruhi kesehatan mental seseorang, salah satunya adalah faktor biologis.
Untuk memahami lebih dalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental dan ciri-cirinya, mari simak artikel ini hingga akhir.
Kesehatan mental merupakan faktor paling penting dalam kehidupan setiap individu karena pengaruhnya terhadap bagaimana kita merasa, berpikir, dan berinteraksi dengan dunia sekitar. Namun, kira-kira faktor apa yang memengaruhi kesehatan mental seseorang?
Umumnya, ada berbagai faktor yang memengaruhi kesehatan mental seseorang, mulai dari faktor biologis, psikologis, sosial, lingkungan, hingga gaya hidup. Berikut penjelasan detailnya.
Untuk konteks biologis atau genetika, gen tertentu dapat memengaruhi struktur otak dan regulasi neurotransmitter, seperti serotonin dan dopamin yang berperan penting dalam mengatur suasana hati dan fungsi kognitif.
Sebagai contoh, kadar serotonin yang rendah berisiko menyebabkan depresi, sementara tingkat dopamin yang tidak stabil berisiko mengakibatkan gangguan bipolar. Dengan demikian, ketidakseimbangan kimia dalam otak adalah salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan mental seseorang dalam konteks biologis.
Oleh karena itu, apabila terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan mental, entah itu depresi, bipolar, atau skizofrenia, maka keturunannya juga akan berisiko mengalami gangguan serupa.
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Kecemasan Berlebihan yang Efektif
Kondisi psikologis merujuk kepada pengalaman hidup, yaitu salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan mental seseorang. Trauma masa kecil, seperti pelecehan fisik, emosional, seksual, atau kehilangan orang tua dapat meninggalkan trauma yang mendalam dan menjadi faktor yang memengaruhi kesehatan mental seseorang di kemudian hari.
Pengalaman traumatis ini sering kali menyebabkan gangguan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), depresi, dan kecemasan. Selain dari pengalaman hidup, cara seseorang mengelola stres dan emosi juga berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya. Mereka yang tidak memiliki keterampilan koping yang baik akan lebih rentan mengalami gangguan mental.
Lingkungan tempat seseorang lahir dan tumbuh juga menjadi faktor yang memengaruhi kesehatan mentalnya. Sebagai contoh, keluarga yang tidak harmonis atau memiliki masalah keuangan dapat menyebabkan stres berkepanjangan dan berdampak negatif pada kesehatan mental setiap anggota keluarga.
Selain itu, lingkungan sosial, termasuk tempat kerja juga menjadi faktor yang memengaruhi kesehatan mental. Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan kurangnya dukungan dari rekan kerja atau atasan dapat menyebabkan stres berlebih, burnout, atau kelelahan kerja.
Gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat menjadi faktor yang memengaruhi kesehatan mental.
Hal ini karena zat-zat dalam rokok dan alkohol memiliki efek langsung pada sistem saraf pusat dan neurotransmiter dalam otak. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ketidakseimbangan kimia pada otak sehingga berisiko menimbulkan gangguan mental ataupun memperburuk yang sudah ada.
Oleh karena itu, menjaga gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan menghindari kebiasaan buruk sangat penting untuk menjaga kesehatan mental.
Baca juga: 10 Dampak Stres Berkepanjangan bagi Kesehatan Tubuh
Masalah kesehatan mental dapat memanifestasikan diri melalui berbagai gejala. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari masalah kesehatan mental:
Perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan ekstrem, seperti merasa sangat bahagia kemudian sangat sedih tanpa alasan yang jelas bisa menjadi tanda gangguan mental. Perubahan suasana hati ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari dan hubungan interpersonal.
Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati adalah tanda umum dari depresi. Gejala ini termasuk kehilangan minat pada hobi, pekerjaan, atau bahkan hubungan dengan orang lain.
Orang yang mengalami gejala ini akan merasa bingung, mudah lupa, atau tidak mampu fokus, bahkan pada tugas-tugas sederhana sehingga berpengaruh pada kinerjanya di tempat kerja atau sekolah.
Masalah kesehatan mental juga sering kali disertai dengan gejala fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, atau nyeri tubuh yang tidak memiliki penyebab medis yang jelas. Sakit fisik tanpa sebab yang jelas bisa menjadi cara tubuh mengekspresikan stres, kecemasan yang tidak terungkap secara verbal, atau masalah psikologis lainnya yang perlu ditangani.
Penderita dengan gejala ini biasanya kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain, merasa lebih nyaman sendirian, atau merasa tidak ada yang bisa memahami perasaannya. Padahal, isolasi sosial malah dapat meningkatkan perasaan kesepian dan memperburuk kondisi mental.
Perasaan putus asa, tidak berharga, atau merasa bersalah secara berlebihan adalah gejala umum dari depresi. Mereka biasanya berpikir tidak ada harapan untuk masa depan, merasa tidak berdaya, atau merasa hidup tidak lagi berarti.
Pikiran tentang menyakiti diri sendiri atau orang lain adalah tanda serius dari gangguan mental yang memerlukan perhatian segera. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki kecenderungan ini, segera cari bantuan dari profesional kesehatan mental untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Menggunakan alkohol atau obat-obatan terlarang sebagai cara untuk mengatasi stres atau mengurangi rasa sakit emosional bisa menjadi tanda gangguan mental. Padahal, penyalahgunaan zat tersebut hanya memberikan bantuan sementara dan tidak menangani akar masalah yang mendasari gangguan mental tersebut. Sebaliknya, pelarian ini hanya akan menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis yang lebih tak tertolong.
Menurut dr. Shabrina Ghassani Roza (dokter dari Enesis Group), kesadaran masyarakat Indonesia saat ini terkait dengan kesehatan mental sudah cukup baik karena didukung oleh banyaknya platform digital yang mengampanyekan tentang mental awareness.
“Yang perlu digarisbawahi, hindari self diagnose, ya. Lebih baik konsultasikan terlebih dahulu dengan ahlinya, seperti psikolog ataupun psikiater.” Pungkas dr. Shabrina.
Demikian penjelasan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental dan ciri-cirinya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami ciri-ciri gangguan kesehatan mental, segera cari bantuan dari profesional untuk mendapat penanganan yang tepat, baik melalui konseling psikologis, terapi perilaku kognitif, atau program rehabilitasi.
Selain itu, ketika Anda mengalami gejala stres atau pusing, Anda juga dapat menggunakan aromaterapi Plossa dari Enesis Group sebagai salah satu solusinya.
Plossa adalah produk aromaterapi yang mengandung aroma eucalyptus untuk menginduksi ketenangan tubuh dan pikiran. Anda bisa menghirup aroma Plossa atau mengoleskannya pada dahi untuk merasakan efek relaksasi yang menyegarkan dari healthy product for healthy family ini.
Baca juga: Cara Mudah Meredakan Stres