Denial: Pengertian, Ciri-Ciri, Dampak, dan Contohnya
Reviewed by: dr. Sagita Nindra, MD, dr. Shabrina Ghassani Roza
Reviewed by: dr. Sagita Nindra, MD, dr. Shabrina Ghassani Roza
Pernahkah kamu menolak kenyataan pahit meskipun buktinya sudah jelas di depan mata? Jika iya, maka kamu sedang berada pada kondisi denial. Denial adalah salah satu mekanisme pertahanan diri yang secara tidak sadar dilakukan untuk melindungi diri dari rasa sakit, gangguan kecemasan, hingga stres.
Memahami sikap denial sangatlah penting karena kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan mental, hubungan interpersonal, dan bahkan pengambilan keputusan. Dengan memahami denial, Anda dapat membantu diri sendiri dan orang lain untuk menghadapi kenyataan dengan lebih bijak.
Yuk, simak ulasan lengkapnya agar bisa memahami kondisi denial di bawah ini.
Denial adalah salah satu bentuk defence mechanism atau mekanisme pertahanan diri untuk meredakan stres atau kecemasan. Seseorang yang denial biasanya sulit menerima fakta, dan selalu menyangkalnya. Jika masih dalam fase jangka pendek, denial berfungsi untuk memberikan waktu kepada seseorang dalam menyesuaikan diri pada sebuah perubahan yang terjadi.
Namun, jika perilaku ini sudah berlangsung lama, maka denial bisa menyebabkan seseorang tidak menginginkan bantuan atau pengobatan yang sebenarnya perlu ia terima. Dengan ini, denial adalah salah satu tanda terganggunya kesehatan mental seseorang.
Beberapa ciri-ciri perilaku denial adalah menolak untuk menerima kenyataan atau fakta yang ada. Ini bisa menjadi mekanisme pertahanan sementara untuk menghadapi situasi yang sulit, namun juga dapat menjadi tanda bahwa terdapat masalah pada kesehatan mental jika terus dibiarkan.
Orang yang mengalami denial biasanya menunjukkan beberapa ciri-ciri tersendiri, seperti:
Selain tanda-tanda di atas, seseorang yang denial mungkin sedang berada pada tahap tidak berdaya atau putus asa. Terkadang, orang yang mengalami denial mengetahui bahwa ada masalah yang perlu ditangani. Namun, ia merasa tidak bisa melakukan satu hal apapun yang membuat masalah tersebut selesai.
Ketika orang disekitarnya ingin memberikan nasihat atau bantuan, seseorang yang denial mungkin berpura-pura setuju atau mengabaikannya dan meminta pemberi nasihat tersebut mengurusi urusannya sendiri.
Baca juga: 10 Dampak Stres Berkepanjangan bagi Kesehatan Tubuh
Perilaku denial adalah sikap yang wajar dan mungkin pernah dirasakan semua orang. Namun, sikap denial ini memiliki dua dampak yang dapat memengaruhi hidup, yaitu negatif dan positif.
Dampak positif perilaku denial adalah memberikan waktu bagi seseorang untuk mencerna dan menerima kenyataan yang berat, terutama saat menghadapi situasi yang mengejutkan. Ini seperti salah satu mekanisme pertahanan sementara agar mental tidak terbebani.
Sedangkan dampak negatif perilaku denial adalah semakin memperparah masalah karena sikapnya yang menolak kenyataan. Hal ini dapat berujung pada konsekuensi yang lebih besar di masa depan, bahkan bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Selain itu, dampak negatif lainnya dari perilaku denial adalah bisa merusak sebuah hubungan. Hal ini karena denial atau penyangkalan adalah menolak untuk mengakui kesalahan atau enggan membicarakan masalah bisa membuat hubungan interpersonal menjadi renggang.
Meskipun denial adalah hal yang normal, namun tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dapat menjadi masalah yang serius. Jika Anda atau orang di sekitar menunjukkan tanda-tanda denial, penting untuk mencari bantuan profesional.
Berikut adalah beberapa contoh denial yang sering ditemukan dalam masyarakat:
Itulah informasi mengenai perilaku denial yang mungkin sering Anda alami. Denial adalah mekanisme pertahanan diri yang yang cukup kompleks bagi kehidupan. Dengan memahami sikap denial, Anda akan mampu menghadapinya secara lebih baik.
Perlu diketahui, bahwa denial bukanlah sebuah kelemahan. Justru, kondisi ini menunjukkan bahwa Anda memiliki naluri untuk melindungi diri dari rasa sakit dan kecemasan. Namun, penting untuk diingat bahwa denial bukanlah solusi jangka panjang. Menghadapi kenyataan dengan berani dan terbuka adalah langkah pertama menuju penyelesaian masalah dan kebahagiaan.
Terlalu sering berada pada kondisi denial akan membuat Anda stres karena kesulitan menerima kenyataan. Untuk membantu mengatasi stres tersebut, Anda bisa menggunakan Plossa, minyak aromaterapi multifungsi yang diformulasikan untuk menenangkan pikiran dan tubuh.
Dengan menghirup aroma eucalyptus dari Plossa, Anda dapat menenangkan pikiran, serta menghilangkan gejala awal stres akibat denial, yaitu sakit kepala. Agar hasilnya lebih optimal, Anda bisa memijat area pelipis kepala dengan lembut menggunakan ujung tumpul Plossa.
Yuk, atasi gejala awal stres sekarang juga menggunakan minyak aromaterapi Plossa! Healthy product for healthy family.
Baca juga: Pengertian Mood Booster & Kegiatan yang Bisa Meningkatkannya