denial adalah
Agustus 15, 2025 Artikel

Pengertian Denial, Ciri-Ciri, Penyebab, dan Dampaknya

Reviewed by: dr. Sagita Nindra, MD, dr. Shabrina Ghassani Roza

Denial adalah mekanisme pertahanan diri yang sering muncul ketika seseorang menolak menghadapi kenyataan pahit, meskipun bukti jelas sudah ada di depan mata. Kondisi ini terjadi secara tidak sadar sebagai upaya melindungi diri dari rasa sakit, tekanan emosional, atau gangguan kecemasan yang berlebihan.

Memahami denial sangat penting karena pengaruhnya luas, mulai dari kesehatan mental, kualitas hubungan dengan orang lain, hingga kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat. Dengan mengenali tanda-tandanya, Anda dapat belajar menghadapi kenyataan dengan lebih bijak dan seimbang.

Simak penjelasan selengkapnya untuk memahami denial lebih dalam serta dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Apa itu Denial

Denial merupakan salah satu bentuk defence mechanism atau mekanisme pertahanan diri yang muncul sebagai respons untuk meredakan stres atau kecemasan. Orang yang berada dalam kondisi ini cenderung sulit menerima kenyataan dan akan terus berusaha menyangkal fakta yang ada. Dalam jangka pendek, respons ini bisa membantu seseorang beradaptasi terhadap perubahan.

Namun, jika perilaku ini berlangsung terlalu lama, denial bisa berdampak negatif. Seseorang mungkin enggan menerima bantuan atau pengobatan yang sebenarnya ia butuhkan. Oleh karena itu, denial juga bisa menjadi indikator awal terganggunya kesehatan mental.

Ciri-Ciri Perilaku Denial

Menolak kenyataan atau fakta yang tidak diinginkan merupakan salah satu ciri umum dari perilaku denial. Denial dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan sementara saat menghadapi situasi sulit. Namun, jika berlangsung dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan pada kesehatan mental.

Adapun ciri umum yang sering muncul pada seseorang yang mengalami denial antara lain:

  • Menghindar atau menolak untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi.
  • Alih-alih mengakui kesalahannya, orang yang mengalami denial akan mencari cara untuk membenarkan perilaku mereka meskipun merugikan.
  • Cenderung menyalahkan orang lain atau keadaan atas masalah yang mereka alami.
  • Menarik diri dari orang lain atau lingkungan yang mengingatkan mereka akan kenyataan yang tidak ingin diterima.
  • Meremehkan keseriusan masalah yang sedang terjadi.

Selain ciri-ciri yang telah disebutkan, seseorang yang mengalami denial mungkin berada pada kondisi merasa tidak berdaya atau putus asa. Ia sebenarnya menyadari adanya masalah yang perlu diselesaikan, tetapi merasa tidak mampu berbuat apa pun untuk mengatasinya.

Ketika orang di sekitarnya mencoba memberi bantuan atau nasihat, respon yang muncul bisa berupa kepura-puraan setuju, mengabaikan, atau bahkan menyuruh orang tersebut untuk tidak ikut campur.

Baca juga: 10 Dampak Stres Berkepanjangan bagi Kesehatan Tubuh

Dampak Perilaku Denial

Denial merupakan reaksi yang wajar dan mungkin pernah dialami oleh setiap orang. Namun, perilaku ini memiliki dua sisi dampak yang bisa memengaruhi kehidupan, baik secara positif maupun negatif.

Dampak positif dari denial adalah memberi waktu bagi seseorang untuk memproses kenyataan yang berat, terutama saat menghadapi situasi mengejutkan. Sebagai mekanisme pertahanan sementara, hal ini bisa membantu menjaga kestabilan mental dalam jangka pendek.

Di sisi lain, dampak negatifnya justru dapat memperburuk situasi. Penolakan terhadap kenyataan dapat menghambat penyelesaian masalah, menimbulkan konsekuensi lebih besar di kemudian hari, dan bahkan membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Selain itu, denial juga dapat merusak hubungan interpersonal. Ketika seseorang terus menolak mengakui kesalahan, atau enggan membicarakan masalah, hal ini dapat menimbulkan jarak emosional. Dalam jangka waktu tertentu, kondisi tersebut bisa memicu keretakan dalam hubungan dengan orang terdekat.

Contoh Situasi Denial 

Meskipun Denial adalah hal yang normal, namun perilaku ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Jika Anda atau orang di sekitar menunjukkan tanda-tanda, penting untuk mencari bantuan profesional.

Berikut adalah beberapa contoh situasi denial yang sering ditemukan dalam masyarakat:

  • Seorang pasien yang didiagnosis dengan penyakit kronis menolak untuk percaya bahwa mereka sakit dan tidak mau menjalani pengobatan.
  • Seorang pecandu alkohol tidak mau mengakui bahwa mereka memiliki masalah dengan alkohol dan terus mengonsumsinya meskipun sudah menjadi gaya hidup tidak sehat.
  • Seorang anak yang tidak mau menerima bahwa orang tuanya akan bercerai dan terus berharap bahwa mereka akan kembali bersama.
  • Seorang pasangan yang tidak mau mengakui bahwa hubungan mereka bermasalah dan terus menerus menyangkal adanya tanda-tanda keretakan.
  • Seorang siswa yang gagal dalam ujian tidak mau menerima kenyataan bahwa mereka gagal dan terus menyalahkan guru atau faktor lain.
  • Seseorang yang kehilangan orang yang dicintai tidak mau menerima kenyataan bahwa mereka telah meninggal dan terus berharap bahwa mereka akan kembali.
  • Seseorang yang tidak percaya bahwa perubahan iklim itu nyata dan terus mengabaikan bukti-bukti ilmiah yang ada.

Itulah penjelasan mengenai perilaku denial yang mungkin pernah Anda alami. Denial merupakan mekanisme pertahanan diri yang kompleks dan sering muncul sebagai respons alami terhadap tekanan emosional.

Perlu dipahami bahwa denial bukanlah tanda kelemahan. Justru, kondisi ini mencerminkan upaya diri untuk melindungi dari rasa sakit dan gangguan kecemasan. Namun, penting untuk diingat bahwa penyangkalan bukanlah solusi jangka panjang. Menghadapi kenyataan dengan sikap terbuka dan berani adalah langkah awal menuju pemulihan dan kebahagiaan yang lebih sejati.

Terlalu sering berada dalam kondisi denial bisa memicu stres, terutama saat kenyataan yang dihadapi sangat sulit untuk diterima. Untuk membantu meredakan stres tersebut, Anda dapat mencoba Plossa, minyak aromaterapi multifungsi yang diformulasikan untuk menenangkan pikiran dan tubuh.

Aroma eucalyptus dari Plossa membantu merilekskan pikiran dan meredakan gejala awal stres seperti sakit kepala. Agar lebih efektif, pijat perlahan area pelipis menggunakan ujung tumpul Plossa untuk memberikan sensasi nyaman yang menenangkan.

Segera atasi gejala awal stres dengan Plossa, minyak aromaterapi praktis untuk mendukung ketenangan Anda setiap hari. Healthy product for healthy family!

Baca juga: Pengertian Mood Booster & Kegiatan yang Bisa Meningkatkannya

Related article