Soffell – Kasus virus Covid-19 ternyata menunjukkan beberapa gejala yang sama dengan gejala penyakit DBD atau demam berdarah. Hal ini banyak disampaikan oleh tenaga medis yang sering menemui kasus kedua penyakit ini dengan gejala mirip. Gejala yang menunjukkan penyakit demam berdarah, pasien justru menderita penyakit akibat virus corona. Begitu juga sebaliknya. Lalu, sebenarnya apa saja kesamaan gejala antara DBD dan Covid-19?
Inilah Kesamaan Gejala Antara Penyakit DBD dan Covid
Baik DBD ataupun Covid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa hari setelah virus masuk ke dalam tubuh, maka penderita akan mengalami beberapa gejala. DBD dan Covid ternyata menunjukkan beberapa gejala yang sama. Sehingga, banyak yang salah mengartikan keduanya. Beberapa kesamaan tersebut diantaranya adalah:
1. Demam
Kesamaan gejala yang pertama adalah pasien mengalami demam. Ya, demam memang menjadi gejala khas dari DBD ataupun Covid. Pada kasus DBD, penderita bisa mengalami demam yang tingginya mencapai 40 °C. Sementara itu, Covid bisa menyebabkan penderita mengalami demam di atas suhu 38 °C.
Meski sama-sama menyebabkan gejala demam, namun ternyata ada beberapa hal yang bisa membedakan demam akibat DBD dan Covid. Demam yang terjadi akibat infeksi virus dengue, akan menyebabkan pasien mengalami demam mendadak dan mencapai angka 40 derajat celcius dan terjadi selama 2 – 7 hari. Suhu demam akibat virus Covid biasanya lebih rendah dibandingkan demam akibat DBD. Selain itu, demam karena Covid juga disertai dengan gejala batuk atau bersin, mirip seperti flu. Ini tidak ditemui pada gejala DBD.
2. Trombosit turun
Jumlah trombosit yang normal adalah 150.000 – 450.000 sel per mikroliter darah. Saat tubuh terinfeksi virus, maka jumlah trombosit akan menurun. Jumlah trombosit yang rendah merupakan salah satu ciri khas penyakit DBD. Namun, virus Covid ternyata menimbulkan gejala yang sama. Penyakit akibat infeksi virus memang umumnya akan menyebabkan penurunan trombosit. Namun, penurunan trombosit pada demam berdarah biasanya bisa sampai menyebabkan perdarahan, seperti gusi berdarah dan mimisan.
3. Pegal Linu
DBD dan Covid juga sama-sama menyebabkan penderita menyalami nyeri sendi atau pegal linu. Nyeri sendi pada DBD biasanya akan disertai dengan badan menggigil dan berkeringat. Ternyata, nyeri sendi dan pegal linu bisa menjadi pertanda bahwa tubuh sedang melawan virus yang menyerang.
Pasalnya, secara alami tubuh akan melepas bahan kimia untuk melawan infeksi virus tersebut. Nah, perlawanan tubuh terhadap virus inilah yang menyebabkan otot terasa sakit dan nyeri. Ini merupakan respons alami dari sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit.
Meski memiliki beberapa kesamaan gejala, namun ada beberapa gejala lainnya yang membedakan keduanya. Pada DBD, pasien akan mengalami gejala berupa ruam merah pada kulit. Sementara itu, Covid biasanya akan menyebabkan pasien mengalami sesak napas dan nyeri dada. Untuk membedakan jenis penyakit yang diderita pasien, tim medis akan melakukan test Covid. Sehingga, pasien akan mendapatkan penanganan yang sesuai.
Untuk menghindari serangan demam berdarah ditengah pandemi virus corona sekarang ini maka gunakan lotion anti nyamuk Soffell yang ampuh menjaga kulit dari gigitan nyamuk. Gunakan soffell pada pagi dan sore hari serta Ketika bepergian ke tempat – tempat yang rawan nyamuk seperti sungai, hutan, gunung, dan lainnya.