Ketika wawancara kerja, kalimat “Coba perkenalkan diri kamu terlebih dahulu” biasanya ditanyakan oleh rekruter sebelum mereka melanjutkan ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Sebagai seorang fresh graduate, normal jika kamu gugup saat menjawabnya.
Namun, kamu tetap tidak boleh menyepelekannya. Pasalnya, momen perkenalan diri sangat berpengaruh terhadap penilaian rekruter mengenai diri kamu sebagai kandidat. Jika kurang efektif, rekruter bisa saja meragukan apakah kamu adalah kandidat yang tepat.
Jika kamu masih bingung terkait cara untuk menjawabnya, jangan khawatir! Yuk, simak cara perkenalan diri saat interview fresh graduate berikut agar rekruter terkesan dan wawancara semakin lancar!
Selain jawaban perkenalan diri yang sesuai, persiapan interview juga harus matang. Kesiapan diri akan memberikan ketenangan sehingga kamu bisa memperkenalkan diri dengan lebih mantap. Ini dia beberapa tips persiapan interview yang bisa dilakukan:
Ternyata, ada susunan dan strategi khusus untuk memperkenalkan diri kepada rekruter, lho! Tentunya, kamu bisa menyesuaikan jawaban dengan memastikan adanya relevansi terhadap posisi yang dilamar. Berikut ini susunan perkenalan diri yang bisa kamu terapkan:
Langkah pertama dalam memperkenalkan diri adalah memberi salam serta menyebutkan identitas diri. Perlu dicatat, jangan memberikan informasi yang terlalu spesifik seperti alamat lengkap atau nama anggota keluarga karena rekruter mungkin akan kurang suka.
Sebaliknya, berikan informasi yang singkat dan sesuai dengan posisi yang dilamar misalnya nama, domisili, dan pengalaman kerja singkat karena hal tersebut lebih relevan. Berikut adalah contoh salam pembuka serta pengenalan identitas diri sebagai referensi:
“Selamat pagi, Bapak Santo. Sebelumnya, terima kasih atas kesempatan interview yang telah diberikan kepada saya. Perkenalkan, nama saya Rani Kirana, Bapak bisa memanggil saya Rani. Saya berusia 21 tahun dan berasal dari Kota Makassar. ”
Jika posisi yang dilamar mengharuskan jurusan tertentu, jangan lupa untuk sampaikan jurusan apa yang telah ditempuh saat memperkenalkan diri. Namun, jika posisi kerja tidak mengharuskan hal tersebut, kamu tidak perlu menyebutkan apa jurusan kuliahmu.
Pasalnya, jika memang dibutuhkan, jurusan kuliah yang relevan lebih disukai rekruter, tentunya dengan mempertimbangkan aspek lain seperti keahlian dan pengalaman. Berikut contoh cara menjelaskan jurusan kuliah saat wawancara:
“Saya merupakan lulusan dari Jurusan S1 Teknik Informatika. Alasan saya masuk ke jurusan Teknik Informatika adalah ketertarikan saya untuk bekerja di bidang IT, khususnya data science. Saya percaya, bahwa berbagai mata kuliah yang saya ambil di jurusan tersebut bisa mendukung aspirasi karier saya sebagai data scientist.”
Bagi kamu fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja, menceritakan pengalaman positif saat berkuliah juga bisa menjadi nilai tambah. Pengalaman tersebut bisa berupa pengalaman organisasi, magang, kursus, penelitian atau proyek akhir.
Bagi kandidat yang belum memiliki pengalaman kerja, rekruter lebih suka mereka yang berinisiatif menjelaskan pengalaman saat berkuliah daripada tidak sama sekali karena pengalaman tersebut bisa merefleksikan keterampilan dan minat pada posisi yang dilamar.
Berikut contohnya:
“Saat berkuliah, saya aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, salah satunya adalah pengalaman menjadi ketua divisi Public Relations di himpunan jurusan. Dari pengalaman tersebut, saya melatih kemampuan kerja sama, komunikasi, serta kepemimpinan.
Saya juga memperdalam pengetahuan tentang Public Relations dengan mengambil kursus yang berkaitan. Saya percaya bahwa kegiatan perkuliahan yang positif tersebut memberikan saya landasan untuk terus berkembang, terutama di dunia kerja ”
Baca juga: Apakah Kerja Sesuai Passion Itu Penting? Ini Jawabannya!
Jika memiliki pengalaman kerja, kamu dapat menginformasikannya kepada rekruter dengan menjelaskan lebih lanjut mengenai posisi, tanggung jawab, serta prestasi yang berhasil diraih. Ceritakan juga tantangan apa yang pernah dihadapi serta bagaimana cara kamu mengatasinya.
Pada bagian ini, rekruter lebih menyukai kandidat yang mampu menjelaskan pengalamannya menggunakan STAR method. Pasalnya, dengan metode tersebut, rekruter dapat mengetahui bagaimana kamu menyelesaikan permasalahan di dunia pekerjaan.
Berikut ini contoh perkenalan diri dengan menjelaskan pengalaman kerja yang relevan:
“Untuk pengalaman kerja, saya pernah menjadi manajer produksi di sebuah perusahaan FMCG selama 3 tahun. Pada posisi tersebut, saya bertugas untuk memastikan kesesuaian jumlah hasil produksi dengan target yang telah ditentukan.
Tentunya, terdapat berbagai kendala seperti tingginya tingkat kecacatan saat proses produksi. Namun, dengan identifikasi akar permasalahan serta kerja sama yang baik dengan divisi QC, saya berhasil mengurangi jumlah kecacatan produk sebesar 10% di periode berikutnya.”
Jika kamu menganggur dengan waktu yang cukup lama dan tidak melakukan kegiatan positif apa pun, rekruter mungkin akan kurang suka karena kamu akan terlihat kurang termotivasi untuk mengembangkan diri.
Oleh karena itu, kamu bisa menceritakan kegiatan produktif apa saja yang dilakukan di rentang waktu tersebut, misalnya dengan mengikuti kursus, kegiatan sukarelawan, maupun proyek pribadi. Contohnya:
“Setelah lulus pada Mei 2024, saya memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarga di rumah sejenak.
Selama waktu tersebut, saya mengikuti kursus Digital Marketing selama 4 bulan, di mana saya belajar berbagai materi seperti SEO, social media, content marketing, hingga advertising.
Saya juga aktif di beberapa komunitas Digital Marketing secara daring untuk memperdalam pengetahuan yang saya miliki.”
Dengan cara yang telah dijelaskan, berikut contoh perkenalan diri saat interview fresh graduate:
“Selamat siang, Bapak. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menjalankan proses interview ini. Perkenalkan, saya Lili Aretha. Saya berdomisili di Surabaya. Saya merupakan fresh graduate jurusan Komunikasi, Universitas Brawijaya.
Saya memiliki ketertarikan di bidang Public Relations. Selama kuliah, saya aktif sebagai ketua divisi Public Relations di himpunan jurusan. Pengalaman tersebut mengasah kemampuan saya dalam mengimplementasikan strategi komunikasi efektif.
Selain itu, saya memiliki berbagai sertifikasi terkait Public Relations, salah satunya sudah berstandar Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Dengan kombinasi pengalaman akademik dan praktis, saya semakin tertarik untuk mengembangkan keahlian di bidang Public Relations.
Adapun beberapa pengalaman magang saya juga membuahkan hasil yang cukup positif. Misalnya, saya pernah sukses meningkatkan exposure media sebesar 75% dalam satu tahun melalui strategi komunikasi yang efektif dan kolaborasi dengan lebih dari 50 media nasional dan internasional.
Saya juga pernah memimpin kampanye branding yang menghasilkan peningkatan engagement media sosial sebesar 120% serta meningkatkan sentimen positif brand dari 60% menjadi 85% dalam waktu 8 bulan.”
Perkenalan diri sebaiknya disampaikan dengan cara yang tepat. Meskipun jawabannya benar, penyampaian yang kurang baik bisa membuat perkenalan diri menjadi kurang efektif dan dinilai kurang positif. Sayang sekali, bukan? Oleh karena itu, kamu bisa menerapkan beberapa tips ini:
Baca juga: 7 Cara Manajemen Waktu yang Tepat, Kerja Jadi Lebih Efektif!
Itu dia beberapa cara perkenalan diri saat interview fresh graduate beserta tipsnya. Dengan perkenalan diri yang baik, kamu dapat menciptakan kesan baik sehingga proses wawancara berjalan lancar.
Apabila kamu sedang menjalani proses pencarian kerja, alangkah baiknya jika menargetkan perusahaan yang dapat menunjang pertumbuhan karier serta memberikan lingkungan kerja sehat bagi karyawannya, seperti Enesis Group.
Berdiri sejak 1988, Enesis Group merupakan perusahaan di balik berbagai brand besar yang sudah terkenal di seluruh Indonesia seperti Kispray dan Adem Sari. Kesuksesan sebuah perusahaan tentu tidak terlepas dari kebahagiaan mental karyawan.
Enesis Group berkomitmen untuk memberikan kebahagiaan pada karyawannya dengan memfasilitasi lingkungan kerja yang nyaman, rekan kerja anti-toxic, serta bos yang asik. Tidak hanya itu, karyawan juga akan berkembang dengan berbagai proyek menantang.
Dengan kombinasi lingkungan kerja yang suportif dan prospek karier yang menjanjikan, karier akan semakin sukses! Yuk, bergabung untuk menjadi bagian dari kami serta raih karier yang lebih healthy dan happy bersama Enesis Group!
Baca juga: Mengenal Burnout Kerja: Penyebab dan Cara Mengatasinya