perbedaan gaji gross dan net
Desember 4, 2025 Karir

Perbedaan Gaji Gross dan Net, Penting Dipahami HRD & Karyawan!

Memahami perbedaan gaji gross dan net penting bagi HRD maupun karyawan, karena berkaitan langsung dengan skema pembayaran, besaran pajak, hingga jumlah take home pay yang diterima setiap bulan. 

Banyak yang mengira keduanya sama, padahal ada perbedaan mendasar terutama pada pemotongan pajak dan tunjangan kerja yang menyertainya. 

Dalam praktiknya, perusahaan biasanya menerapkan dua metode, yakni memotong pajak langsung dari gaji karyawan (nett) atau memberikan tunjangan pajak tambahan (gross).

Karena itu, memahami konsep ini akan membantu perusahaan dalam pengelolaan keuangan serta membantu karyawan memperkirakan penghasilan bersih yang diterima.

Untuk mengetahui mana yang paling sesuai dan bagaimana dampaknya, mari simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Gaji Gross dan Gaji Net

Sebelum membahas lebih jauh perbedaan gaji gross dan net, penting untuk memahami definisi keduanya terlebih dahulu. 

Secara sederhana, gaji net atau gaji bersih adalah jumlah penghasilan yang benar-benar diterima karyawan setiap bulan setelah dipotong pajak penghasilan dan iuran wajib lainnya. 

Dalam skema ini, perusahaan menanggung pajak penghasilan (PPh 21) karyawan sehingga nominal yang diterima tetap sesuai perjanjian awal kerja dan masuk utuh ke rekening atau biasa disebut sebagai take home pay.

Sementara itu, gaji gross atau gaji kotor adalah penghasilan sebelum adanya pemotongan. Pada metode ini, pajak dan iuran, seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga tunjangan pensiun akan ditanggung oleh karyawan melalui pemotongan langsung dari slip gaji. 

Gaji gross juga mencakup seluruh komponen penghasilan, termasuk gaji pokok, tunjangan, bonus, dan insentif lainnya. Secara garis besar, perbedaan utamanya terletak pada siapa yang menanggung pajak penghasilan. 

Pada gaji net, perusahaan menanggung pajak karyawan, sedangkan pada gaji gross, karyawanlah yang membayar pajak dari gajinya sendiri.

Baca juga: 6 Cara Nego Gaji dan Waktu yang Tepat agar Disetujui Perusahaan

Perbedaan Gaji Gross dan Net

Setelah memahami pengertiannya, kini kamu bisa melihat apa saja aspek yang membedakan gaji gross dan net dalam praktiknya. Perbedaan ini dapat terlihat dari beberapa sisi berikut ini.

1. Beban Biaya Atas Gaji Karyawan

Pada skema gaji net, perusahaan perlu menghitung dan menanggung tunjangan pajak terlebih dahulu sebelum menentukan total gaji yang dibayarkan kepada karyawan. 

Perhitungan ini juga harus disesuaikan kembali saat terjadi kenaikan gaji karena besaran pajaknya ikut meningkat. Kondisi tersebut sering membuat perusahaan kesulitan memperkirakan beban gaji di akhir tahun. 

Sementara pada metode gaji gross, perusahaan tidak perlu menanggung tunjangan pajak sehingga beban gaji lebih mudah diproyeksikan.

2. Dasar Perhitungan BPJS Ketenagakerjaan

Pada skema gaji gross, perusahaan biasanya menaikkan upah karyawan agar potongan iuran BPJS yang menjadi tanggungan karyawan terasa lebih ringan. 

Namun, kenaikan upah tersebut juga membuat iuran BPJS yang dibayarkan perusahaan ikut meningkat. 

Sementara pada skema gaji net, BPJS Ketenagakerjaan tidak termasuk dalam tunjangan pajak sehingga nilai potongan yang menjadi beban perusahaan lebih kecil.

3. Jumlah yang Diterima

Perbedaan lain terlihat dari sisi nominal yang diterima karyawan. Gaji gross umumnya memiliki jumlah lebih besar karena belum dikurangi pajak dan potongan lainnya, sedangkan gaji net adalah angka akhir yang benar-benar diterima karyawan setiap bulan.

4. Perhitungan THR

Pada skema gaji gross, perusahaan dapat memberikan THR dengan nilai yang lebih kecil dari satu bulan upah. Sementara pada skema gaji net, karyawan biasanya menerima THR penuh senilai satu bulan gaji.

Baca juga: Begini Cara Menjawab Berapa Gaji yang Anda Inginkan, Catat!

Komponen Pemotongan pada Gaji Gross

Pada gaji gross, perusahaan memberikan nominal penghasilan secara keseluruhan sebelum dipotong biaya apa pun. 

Di dalamnya sudah termasuk gaji pokok, tunjangan, bonus, serta komponen lain yang dijanjikan perusahaan. 

Setelah itu, barulah dilakukan pemotongan untuk pajak, iuran BPJS, pensiun, dan potongan lain yang menjadi kewajiban karyawan.

Sementara pada gaji net, jumlah yang diterima karyawan adalah take home pay atau gaji bersih setelah seluruh potongan dilakukan. 

Contoh Perhitungan Gaji Gross dan Net

Besaran gaji yang diterima karyawan dipengaruhi oleh cara perhitungan yang digunakan. Pada gaji gross, nilainya didapat dari penjumlahan seluruh komponen penghasilan, seperti gaji pokok, tunjangan, dan bonus. 

Sementara pada gaji net, jumlahnya dihitung dari gaji kotor dikurangi potongan pajak dan iuran wajib lainnya.

Sebagai contoh, jika karyawan menerima gaji gross Rp10.000.000 dengan potongan asuransi kesehatan Rp100.000, iuran pensiun Rp200.000, dan pajak penghasilan Rp400.000, maka gaji net yang diterima adalah Rp9.300.000 setelah pemotongan dilakukan.

Pada prinsipnya, jenis potongan upah yang dikenakan tetap sama baik pada skema gaji net maupun gross. 

Setiap bulan, karyawan dikenakan iuran BPJS Ketenagakerjaan sebesar 2%, BPJS Kesehatan 1%, uang pensiun 1%, serta PPh 21 yang besarnya disesuaikan dengan penghasilan tahunan (5% sampai 30%).

Sebagai gambaran lain misalnya, Sari yang belum menikah menerima gaji Rp5 juta per bulan atau Rp60 juta per tahun. 

Dengan PTKP sebesar Rp54 juta, penghasilan kena pajaknya adalah Rp6 juta sehingga terkena PPh 21 sebesar 5% atau sekitar Rp300.000 per tahun atau Rp25.000 per bulan.

Jika perusahaan menerapkan skema gaji net, Sari tetap menerima gaji Rp5 juta karena pajak sudah ditanggung oleh perusahaan. 

Namun apabila menggunakan skema gaji gross, potongan iuran akan dihitung dari gaji pokok, yaitu BPJS Kesehatan 1% (Rp50.000), BPJS Ketenagakerjaan 2% (Rp100.000), uang pensiun 1% (Rp50.000), dan PPh 21 Rp25.000. Dengan demikian, gaji yang masuk ke rekening Sari adalah Rp4.775.000 per bulan.

Memahami perbedaan gaji gross dan net tidak hanya membantu karyawan menghitung take home pay, tetapi juga memberi gambaran bagaimana perusahaan menerapkan skema pajak dan tunjangan kepada pekerjanya. 

Di tengah situasi ekonomi yang dinamis dan kompetisi kerja yang semakin ketat, penting bagi kandidat untuk memilih perusahaan yang tidak hanya memberikan kompensasi layak, tetapi juga menerapkan kebijakan yang berpihak pada karyawan.

Salah satu contohnya adalah Enesis Group yang tidak membebankan potongan PPh 21 kepada karyawan. Dengan kata lain, Enesis Group menanggung beban PPh 21 dari para karyawan.

Melalui kebijakan ini, karyawan bisa menerima gaji tanpa potongan PPh 21, sekaligus bekerja di lingkungan yang nyaman dengan atasan suportif, tim anti-toxic, brand tepercaya, proyek menantang, dan peluang karier yang terjamin.

Jika kamu sedang mencari tempat kerja yang mampu memberi stabilitas, pengalaman, sekaligus ruang berkembang, Enesis bisa jadi pilihan yang tepat. Yuk, cek peluang kariernya di Life at Enesis!

Baca juga: Berapa Rata-Rata Gaji Magang? Simak Pembahasannya di Sini

Related article