
Pernah merasa kesulitan memahami data yang disajikan dalam bentuk angka atau tabel? Di sinilah peran chart jadi sangat membantu. Chart adalah alat visual yang mampu menyederhanakan informasi sehingga lebih mudah dipahami.
Nah, supaya kamu semakin paham, yuk simak penjelasan lengkap tentang jenis-jenis chart hingga tips memilih chart yang benar melalui artikel ini!
Chart adalah gambar yang dipakai untuk menyajikan data supaya lebih mudah dipahami. Dibandingkan melihat angka-angka, chart membuat informasi jadi lebih jelas dan cepat dimengerti.
Misalnya, bar chart untuk membandingkan data, line chart untuk melihat perubahan dari waktu ke waktu, pie chart untuk menunjukkan bagian dari keseluruhan, hingga scatter plot untuk melihat hubungan antar data.
Dalam visualisasi data, chart berperan besar karena mampu menyajikan informasi yang rumit menjadi lebih mudah dipahami. Melalui tampilan visual, kita bisa langsung melihat pola, perbandingan, atau perubahan dalam data tanpa harus membaca angka satu per satu. Dengan begitu, proses memahami dan menganalisis data pun jadi lebih cepat dan efisien.
Meskipun sama-sama digunakan untuk menampilkan data, ada beberapa hal yang membedakan chart dan graph. Berikut empat perbedaan utamanya:
Singkatnya, graph biasanya lebih teknis dan kompleks, sedangkan chart lebih sederhana dan cocok untuk pembaca umum.
Baca juga: 10 Contoh Soft Skill Paling Dicari Perusahaan di 2025
Dalam menyajikan data, ada berbagai jenis chart yang bisa digunakan sesuai kebutuhan. Berikut beberapa macam-macam chart pattern yang umum digunakan:
Bar chart adalah salah satu jenis chart yang paling sering digunakan karena tampilannya sederhana dan mudah dibaca. Chart ini menampilkan data dalam bentuk batang sehingga memudahkanmu melihat perbandingan antar kategori secara cepat.
Line chart biasanya digunakan untuk menampilkan perubahan data dari waktu ke waktu. Data bisa disusun berdasarkan tahun, bulan, bahkan hari, tergantung kebutuhannya.
Tampilan garis pada chart ini membantu menunjukkan apakah nilai data mengalami kenaikan atau penurunan sehingga memudahkan dalam melihat pola atau tren yang terjadi.
Pie chart menyajikan data dalam bentuk lingkaran yang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai nilainya. Setiap bagian mewakili proporsi dari total data.
Chart ini paling cocok digunakan saat kategorinya sedikit, idealnya tidak lebih dari lima, karena jika terlalu banyak, tampilannya akan menjadi sulit dipahami.
Chart maps adalah jenis chart yang menampilkan data berdasarkan lokasi, seperti negara, provinsi, atau kode pos. Jenis chart ini cocok digunakan saat informasi dalam data berkaitan dengan letak geografis.
Dengan chart maps, kamu bisa melihat bagaimana data tersebar di berbagai wilayah, bahkan mengenali pola atau tren yang terjadi di lokasi tertentu dengan lebih mudah.
Scatter plot adalah jenis chart yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua data angka (numerik). Data ditampilkan dalam bentuk titik-titik yang tersebar di bidang koordinat.
Dari susunan titik-titik ini, kamu bisa tahu apakah ada pola, seperti hubungan naik atau turun antara kedua variabel.
Gantt chart digunakan untuk menunjukkan lama waktu sebuah aktivitas berlangsung. Setiap aktivitas ditampilkan dalam bentuk batang horizontal, dan panjang batangnya menunjukkan durasinya. Semakin pendek batangnya, berarti waktunya lebih singkat.
Bubble chart adalah jenis chart yang menampilkan data dalam bentuk lingkaran dengan ukuran yang berbeda. Ukuran lingkaran menunjukkan seberapa besar nilai datanya. Semakin besar nilainya, semakin besar juga lingkarannya.
Chart ini memudahkan kamu untuk membandingkan data dan melihat hubungan antar beberapa hal dalam satu tampilan.
Tree map adalah jenis chart yang menampilkan data dalam bentuk kotak-kotak. Ukuran setiap kotak berbeda, tergantung seberapa besar nilai datanya.
Semakin besar nilainya, semakin besar juga kotaknya. Chart ini berguna untuk melihat perbandingan data dalam satu tampilan yang ringkas.
Waterfall chart digunakan untuk melihat perubahan nilai dari awal ke akhir, serta apa saja yang memengaruhi perubahan itu.
Misalnya, untuk memantau kenaikan atau penurunan profit dalam satu bulan. Chart ini biasanya pakai tiga warna, satu untuk nilai awal dan akhir, satu untuk kenaikan, dan satu lagi untuk penurunan.
Combo chart adalah chart yang menggabungkan bar chart dan line chart dalam satu tampilan. Chart ini digunakan untuk membandingkan dua jenis data yang punya skala berbeda sehingga keduanya tetap bisa dilihat dan dipahami secara bersamaan dengan lebih mudah.
Histogram digunakan untuk melihat sebaran data berdasarkan rentang nilai tertentu. Data dikelompokkan lalu ditampilkan dalam bentuk batang yang saling berdempetan. Sekilas mirip bar chart, tapi histogram fokus pada distribusi data, bukan perbandingan antar kategori.
Memilih chart yang tepat membantu data lebih mudah dipahami. Setiap jenis data butuh visualisasi yang berbeda, tergantung tujuan penyajiannya.
Umumnya, ada empat tujuan utama dalam visualisasi data, yaitu perbandingan, hubungan, komposisi, dan distribusi. Berikut jenis chart yang sesuai untuk masing-masing.
Visualisasi perbandingan digunakan untuk menunjukkan perbedaan nilai antar data. Jenis ini membantu mengidentifikasi nilai tertinggi, terendah, atau membandingkan beberapa kategori dalam satu variabel. Beberapa jenis chart yang biasa digunakan antara lain bar chart, line chart, dan combo chart.
Baca juga: 5 Cara Perkenalan Diri saat Interview untuk Fresh Graduate, Wajib Catat!
Visualisasi hubungan digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Melalui chart ini, pola hubungan antar data bisa terlihat, misalnya apakah terdapat korelasi positif, negatif, atau tidak ada korelasi sama sekali. Jenis chart yang umum digunakan adalah scatter plot dan bubble chart.
Visualisasi data komposisi bertujuan untuk menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam sebuah data membentuk keseluruhan.
Komposisi ini bisa bersifat statis untuk melihat proporsi pada satu waktu tertentu, atau bersifat dinamis untuk menunjukkan bagaimana perubahan terjadi dari waktu ke waktu. Untuk menyajikannya, biasanya digunakan chart seperti pie chart atau waterfall chart.
Visualisasi data distribusi digunakan untuk melihat bagaimana nilai-nilai dalam data tersebar. Melalui visualisasi ini, kita bisa mengetahui bentuk data, sebaran nilainya, dan kemungkinan adanya nilai yang menyimpang. Salah satu chart yang sering digunakan adalah histogram.
Berbagai jenis chart yang telah dijelaskan tadi bisa dibuat dengan bantuan sejumlah tools online. Tools ini mempermudah proses visualisasi data tanpa perlu keahlian desain khusus. Berikut beberapa platform yang bisa digunakan untuk membuat chart secara praktis:
Jika sudah terbiasa menggunakan Google Sheets, proses membuat chart dari data akan terasa praktis.
Cukup dengan beberapa langkah, berbagai jenis chart seperti batang atau garis dapat langsung dibuat. Keunggulan lainnya adalah integrasi dengan layanan Google serta kemudahan dalam berbagi file.
Canva dikenal sebagai alat desain grafis yang praktis dan juga bisa dipakai untuk membuat chart. Di dalamnya sudah tersedia banyak template chart yang tinggal disesuaikan dengan data.
Cukup drag-and-drop, chart bisa langsung jadi. Hasilnya pun bisa diunduh dalam format seperti PNG atau PDF.
ChartGo adalah tool online sederhana untuk membuat chart. Pengguna cukup memasukkan data ke dalam form yang tersedia, lalu pilih jenis chart seperti batang, garis, atau pie. Setelah itu, chart akan langsung dibuat secara otomatis tanpa langkah rumit.
Infogram adalah platform yang memudahkan pembuatan chart interaktif. Cukup pilih desain dan masukkan data. Kamu juga bisa menambahkan gambar, video, atau peta agar chart lebih menarik untuk presentasi atau laporan.
Itulah penjelasan mengenai jenis-jenis chart hingga berbagai macam tools untuk membuatnya. Dengan memahami hal ini, kamu bisa memilih dan membuat chart yang tepat sesuai kebutuhan visualisasi data.
Kemampuan mengelola data dan menyajikannya secara menarik kini semakin penting dalam berbagai bidang, terutama dalam dunia kerja yang terus berkembang.
Jika kamu ingin terus mengasah kemampuan dalam mengolah data dan memperkuat karier, Enesis Group menawarkan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan dan pembelajaran berkelanjutan.
Dengan budaya kerja yang mendorong keseimbangan dan pengembangan diri, Enesis menjadi tempat yang tepat untuk kamu yang ingin berkarier sambil terus belajar.
Selain itu, di Enesis bosnya asyik dan rekan kerjanya anti-toxic sehingga lingkungan kerja terasa nyaman dan mendukung pertumbuhan tanpa tekanan berlebihan.
Jadi, jika kamu ingin mengembangkan kemampuan sekaligus membangun karier yang sehat dan menyenangkan, Life at Enesis bisa menjadi pilihan yang tepat untuk perjalanan profesionalmu.
Baca juga: 12 Soft Skill yang Dibutuhkan dalam Dunia Kerja, Wajib Tahu!