
Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana berbagai produk FMCG yang kamu gunakan setiap hari bisa beredar dengan aman dan legal di pasaran? Ternyata, ada peran penting dari tim regulatory affairs di baliknya, lho.
Mereka memastikan bahwa setiap produk, mulai dari makanan, minuman, obat, hingga kosmetik, telah memenuhi standar dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Tapi tugas mereka tidak berhenti sampai di situ saja.
Tak jarang, mereka juga bertanggung jawab dalam formulasi produk serta riset dan pengembangan untuk memastikan kualitas dan keamanan produk sejak awal proses produksi.
Menarik, bukan? Yuk, simak pembahasan lengkap tentang regulatory affairs, mulai dari tugas, skill yang dibutuhkan, hingga prospek kariernya, hanya di artikel ini!
Regulatory affairs adalah profesi yang berperan penting dalam memastikan seluruh produk yang dihasilkan perusahaan telah sesuai dengan regulasi pemerintah yang berlaku.
Mereka bertanggung jawab memastikan bahwa setiap produk yang beredar di pasaran telah memenuhi standar keamanan, kualitas, dan efektivitas yang ditetapkan oleh lembaga resmi seperti BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan SNI (Standar Nasional Indonesia).
Dalam industri, khususnya di sektor industri Fast Moving Consumer Goods, peran regulatory affairs tidak hanya sebatas patuh terhadap regulasi. Mereka juga terlibat dalam proses penelitian dan peninjauan formulasi produk untuk memastikan bahwa produk yang dikonsumsi masyarakat benar-benar aman dan layak pakai.
Jika dirinci, peran dan tanggung jawab regulatory affairs dalam perusahaan sangatlah kompleks dan krusial. Berikut ini beberapa tugas utamanya:
Tugas utama regulatory affairs adalah memastikan bahwa semua produk yang dipasarkan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mereka harus memastikan produk memiliki izin edar resmi dan mematuhi semua ketentuan dari lembaga pemerintah terkait, seperti BPOM atau instansi lainnya.
Selain mengawasi regulasi, regulatory affairs juga bertanggung jawab dalam menyiapkan seluruh dokumen administratif untuk proses pendaftaran produk. Ini termasuk penyusunan dokumen pengajuan izin edar, data bahan baku, hasil uji laboratorium atau uji klinis (khusus produk farmasi), serta informasi terkait keamanan dan efektivitas produk.
Setelah semua dokumen siap, tugas selanjutnya adalah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan lembaga pemerintah yang berwenang, seperti BPOM. Tujuannya adalah memastikan proses perizinan berjalan lancar dan mendapatkan persetujuan dalam waktu yang tepat.
Regulasi pemerintah terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemajuan industri. Karena itu, regulatory affairs harus selalu responsif terhadap setiap perubahan regulasi yang terjadi, terutama jika perubahan tersebut berdampak langsung pada operasional industri.
Mereka juga bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi terkait perubahan regulasi kepada pihak internal perusahaan, agar langkah penyesuaian dapat segera dilakukan dengan tepat.
Tanggung jawab regulatory affairs tidak berhenti saat produk mendapatkan izin edar. Setelah produk beredar di pasaran, mereka tetap harus memastikan bahwa produk tersebut masih sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku.
Jika terjadi perubahan aturan atau ditemukan potensi risiko, regulatory affairs wajib melakukan peninjauan ulang terhadap formulasi, label, atau izin produk yang sudah dipasarkan, guna menjamin keamanan dan legalitasnya secara berkelanjutan.
Baca juga: Kerja Tidak Sesuai Jobdesk? Coba Lakukan 5 Hal Ini!
Mengemban tanggung jawab yang kompleks dalam memastikan produk perusahaan sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku, seorang profesional di bidang regulatory affairs perlu memiliki sejumlah keterampilan (hard skill dan soft skill) sebagai berikut:
Baca juga: Konseling Karyawan: Manfaat, Jenis, dan Cara Melakukannya
Seiring semakin ketatnya regulasi dari pemerintah, kebutuhan akan profesional di bidang regulatory affairs terus meningkat, terutama di industri FMCG, farmasi, dan kosmetik. Peran ini menjadi sangat krusial untuk memastikan bahwa seluruh produk perusahaan telah memenuhi standar hukum, keamanan, dan kualitas yang berlaku.
Adapun prospek karier seorang regulatory affairs juga cukup menjanjikan. Seiring bertambahnya pengalaman dan keahlian, posisi ini dapat berkembang menjadi manager atau bahkan direktur regulasi perusahaan.
Lalu, bagaimana dengan kisaran gaji di bidang regulatory affairs di Indonesia? Secara umum, profesi ini menawarkan rentang gaji yang cukup kompetitif, yakni sekitar Rp8.000.000–Rp25.000.000 per bulan, tergantung pada tingkat jabatan dan pengalaman masing-masing individu.
Untuk kamu yang masih berada di tingkat entry-level, gaji biasanya berkisar antara Rp6.000.000–Rp10.000.000 per bulan. Sementara itu, bagi mereka yang sudah berada di level manajerial atau kepala divisi, penghasilan bisa mencapai Rp40.000.000 atau bahkan lebih.
Namun, perlu diingat bahwa besaran gaji ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, seperti lokasi kerja, jenis perusahaan, serta skala industri tempat kamu bekerja, ya.
Itulah penjelasan lengkap tentang regulatory affairs, mulai dari definisi, tanggung jawab, kualifikasi, hingga prospek kariernya. Jadi, apakah kamu mulai tertarik berkarier di bidang ini?
Kalau iya, dan kamu sedang mencari tempat terbaik untuk memulai atau mengembangkan karier sebagai regulatory affairs, terutama di industri FMCG, Enesis Group bisa jadi pilihan yang tepat!
Dengan berkarier di Enesis, kamu akan menghadapi berbagai project yang menantang serta memiliki peluang besar untuk berkembang secara profesional.
Selain itu, kamu juga akan merasakan lingkungan kerja yang sehat dan suportif, seperti bos yang asik dan rekan kerja anti-toxic. Karena di Enesis, Lebih Healthy & Happy Berkarier bukan sekadar slogan, tapi budaya kerja yang nyata!
Sudah berdiri sejak tahun 1988, Enesis Group telah membuktikan kiprahnya di industri FMCG. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, tumbuh dan berkembang bersama Enesis!
Baca juga: Contoh Profil CV Fresh Graduate ATS Friendly & Profesional