Soffell – Saat terkena gigitan nyamuk, setiap orang akan mengalami dampak dengan reaksi yang berbeda-beda. Pada beberapa orang, gigitan nyamuk mungkin tidak menyebabkan reaksi apa pun. American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology mengungkapkan bahwa tidak adanya alergi pada tubuh menunjukkan bahwa seseorang telah kebal dari gigitan nyamuk. Namun, sebagian orang lainnya akan mengalami reaksi tertentu setelah terkena gigitan nyamuk. Lantas, apa saja dampak buruk gigitan nyamuk? Cek di sini, yuk!
Salah satu dampak gigitan nyamuk pada tubuh yang hampir dialami oleh semua orang adalah bentol-bentol. Munculnya benjolan terjadi akibat adanya pelepasan histamin di dalam tubuh sebagai respon terhadap air liur nyamuk yang masuk ke dalam tubuh pada saat menghisap darah.
Menurut direktur medis Loyola University Medical System Infention Control Program yang sekaligus menjadi penasihat di The National Pest Management Association, beberapa orang dapat mengalami rasa gatal berlebihan setelah digigit nyamuk. Benjolan bekas gigitan nyamuk juga akan terlihat lebih jelas.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa nyamuk betina menghisap darah manusia untuk menghasilkan telur. Selain menghisap darah, nyamuk betina tersebut juga sekaligus mengeluarkan air liur. Selanjutnya, tubuh aman mengenali saliva atau air liur nyamuk sebagai zat asing.
Hal itulah yang mengakibatkan sistem kekebalan tubuh memberikan respon berupa rasa gatal agar kamu bisa mengusir nyamuk tersebut. Pembengkakan yang terjadi pada area gigitan disebabkan oleh histamin, yaitu zat yang diproduksi oleh sistem imun tubuh. Histamin akan mengirimkan sinyal ke sistam saraf di sekitar area gigitan agar terasa gatal.
Istilah sindrom skeeter mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat. Sindrom skeeter merupakan reaksi tubuh yang mengalami alergi akibat protein yang terkandung dalam air liur nyamuk saat menggigit kulit.
American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology (AAAAI) menyatakan bahwa nyamuk harus kontak dengan kulit minimal selama 6 detik untuk dapat memunculkan reaksi sindrom skeeter. Gejala sindrom skeeter yang muncul pada umumnya adalah area gatal lebih luas, bentol lebih besar, radang pada getah bening, dan memar di area gigitan.
Baca juga: Mengatasi Digigit Nyamuk Sampai Bengkak & Dampak Gigitan Lain
Anafilaksis merypakan kondisi tubuh yang mengalami syok akibat reaksi alergi berat. Pada kasus syok anafilaksis akibat alergi terhadap gigitan nyamuk, penderita akan mengalami beberapa gejala. Mulai dari bentol, bibir membengkak, gatal, mengi, batuk, hingga sulit bernapas. Bahkan, beberapa penderita bisa kehilangan kesadaran.
Penelitian dalam jurnal Springerplus tahun 2016 yang dipublikasikan dalam National Center for Biotechnology Information menyatakan bahwa syok anafilaksis akan menyebabkan tekanan darah menurun drastis, sehingga sirkulasi darah ke seluruh tubuh terganggu. Hal ini menyebabkan munculnya gejala sulit bernapas hingga penurunan kesadaran.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa nyamuk bisa menyebabkan berbagai macam infeksi melalui gigitannya. Infeksi akibat gigitan nyamuk yang paling banyak terjadi diantaranya adalah demam berdarah dengue (DBD), zika, malaria, demam kuning, dan chikungunya.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa demam berdarah, chikungunya, dan demam kuning disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Sementara itu, penyebab penyakit malaria menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) adalah nyamuk jenis Anopheles.
Itulah beberapa dampak buruk gigitan nyamuk yang bisa terjadi pada tubuh. Tentunya, setiap orang akan mengalami reaksi yang berbeda-beda setelah digigit nyamuk. Mulai dari reaksi yang ringan hingga yang paling parah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk yang bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan.