Nyamuk Aedes Aegypti dikenal sebagai nyamuk DBD atau demam berdarah dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang tidak menular melalui kontak langsung orang-ke-orang, melainkan dari gigitan nyamuk DBD. Hingga kini, masih ada cukup banyak kasus penyakit DBD dari gejala hingga yang membahayakan nyawa. Salah satu upaya untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini adalah mempelajari siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti. Simak penjelasannya berikut ini.
Siklus hidup nyamuk DBD memiliki 4 stadium atau siklus kehidupan yaitu mulai dari telur, larva, pupa, hingga menjadi nyamuk dewasa. Waktu yang dibutuhkan mulai dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 10-21 hari, tergantung kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Nyamuk aedes aegypti betina dapat menghasilkan rata-rata 100-200 telur per fase setelah menghisap darah. Nyamuk betina memiliki 5 fase bertelur selama hidupnya. Tempat bertelurnya adalah permukaan yang basah atau genangan air, seperti bak mandi, gentong air minum, genangan air di kaleng, botol bekas, tangi, dan lainnya.
Nyamuk demam berdarah bertelur secara terpisah, dimana tidak semua telur diletakkan sekaligus tetapi disebar di berbagai tempat yang membutuhkan proses bisa berjam-jam atau berhari-hari. Telur yang sudah diletakkan dapat bertahan dalam waktu lama hingga bisa sampai setahun. Telur akan menetas begitu terkena air, sehingga kontrol nyamuk virus DBD sangat sulit.
Baca juga: Kenali 5 Cara Nyamuk Menggigit Manusia, Simak Faktanya!
Setelah telur menjadi larva, hidup larva sebagian besar dihabiskan menggantung di permukaan air. Walaupun memang mereka akan berenang ke bagian bawah wadah bila terganggu atau saat makan. Larva melewati 4 stadium tahap perkembangan yaitu instar I, instar II, instar III, instar IV bersamaan dengan fase pergantian kulit.
Ketika umur larva sekitar 7-9 hari larva akan berubah menjadi pupa. Hidup pupa berpindah-pindah tempat dan menanggapi rangsangan. Ini termasuk siklus hidup terakhir yang berlangsung selama 2-5 hari hingga akhirnya menjadi seekor nyamuk.
Nyamuk dewasa mulai muncul dengan cara menelan udara untuk memperluas ukuran perutnya, agar kepompong bisa terbuka sehingga muncul kepala nyamuk sebelum terbang. Nyamuk dewasa jantan membutuhkan waktu selama 3-6 hari, sedangkan nyamuk betina 8-15 hari.
Jentik nyamuk DBD bergerak lebih aktif dari bawah ke atas permukaan air secara berulang yang dapat ditemukan di tempat penampungan air. Ciri fisik nyamuk Aedes Aegypti dewasa adalah tubuhnya hitam yang disertai garis-garis dan bintik putih perak atau putih kekuningan.
Nyamuk aedes aegypti yang paling bertanggung jawab dalam penularan adalah nyamuk betina karena butuh menghisap darah untuk bertelur. Selain itu, satu nyamuk yang terinfeksi virus dengue bisa menularkan virus kepada lebih dari satu orang dalam satu kali makan.
Bukankan mencegah lebih baik daripada mengobati? Berikut adalah beberapa tempat yang perlu diwaspadai agar terhindar dari nyamuk demam berdarah.
Dengan mengenal siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti ini diharapkan bisa lebih waspada. Untuk mencegah serangan nyamuk Aedes si pembawa demam berdarah selalu gunakan Soffell lotion anti nyamuk pada pagi dan sore hari dimana waktu nyamuk rawan keluar. Bawa selalu soffell kemanapun Anda pergi.
Baca juga: 8 Gejala DBD pada Orang Dewasa dan Cara Mengatasinya