Force Magic – Siklus hidup kecoa adalah hal yang sangat penting untuk dipahami dalam upaya pencegahan keberadaan serangga ini.
Sebab, keberadaan kecoa bisa menjadi sumber penyebaran penyakit dan bakteri yang tidak baik bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Mengenal skema siklus hidup kecoa dapat memberikanmu pemahaman tentang bagaimana serangga ini tumbuh dan berkembang biak, sehingga kamu bisa meminimalisasi keberadaannya.
Yuk, pelajari siklus hidup kecoa dengan membaca artikel berikut ini!
Kecoa adalah salah satu spesies hama paling umum di dunia, termasuk di Indonesia. Ya, mereka bisa menyerang setiap rumah.
Kecoa memiliki kebiasaan kotor dan menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam selokan atau saluran air.
Hal itulah yang membuat tubuh kecoa diselimuti dengan bakteri dan parasit patogen serta mudah mencemari sumber makanan.
Di samping itu, hewan kecil ini juga bisa menimbulkan bau tidak sedap di rumah.
Kecoa dapat mengeluarkan aroma apek yang tidak menyenangkan dan akan semakin kuat seiring bertambahnya populasi mereka.
Dengan mengetahui siklus hidup kecoa dengan baik, kamu bisa sesegera mungkin mencegah penyebaran serangga tersebut untuk berkembang biak.
Selain itu, kamu juga dapat meminimalisasi masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh serangga satu ini.
Sama halnya dengan serangga pada umumnya, siklus hidup kecoa akan melewati beberapa tahap kehidupan.
Namun pada beberapa kasus, kecoa terlihat sedikit berbeda dan proses perkembangbiakannya berjalan secara singkat.
Baca juga: Kenali 5 Cara Nyamuk Menggigit Manusia, Simak Faktanya!
Kecoa adalah salah satu hewan yang sering kita jumpai di rumah. Serangga ini mempunyai bentuk tubuh oval dan pipih dengan warna coklat.
Kecoa termasuk dalam ordo Blattodea yang juga disebut coro atau lipas. Umumnya, mereka ketika dewasa memiliki ukuran tubuh sekitar 5 cm.
Kecoa mempunyai kepala yang tersembunyi di bawah pronotum kepalanya dengan satu mata tunggal dan sepasang indera penglihatan majemuk.
Selain itu, mereka juga memiliki dua pasang sayap di tubuhnya, serta antena panjang.
Siklus hidup kecoa terjadi melalui metamorfosis tidak sempurna yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:
Fase pertama dalam siklus hidup kecoa adalah telur yang berbentuk lonjong dan berwarna coklat.
Telur tersebut dihasilkan dari perkawinan kecoa jantan dan betina yang berlangsung selama 3-7 hari.
Telur-telur berbentuk kapsul yang dibungkus selaput ootheca ini umumnya berukuran 8-10 mm.
Setiap kecoa mempunyai lapisan berbeda-beda dan sering kali digunakan untuk mengidentifikasi spesiesnya.
Kecoa betina mampu menghasilkan 16-40 telur semasa hidupnya dan setiap ootheca berisi sekitar 15 embrio.
Fase telur akan berlangsung selama 24-28 hari tergantung kondisi, jenis spesies, dan lingkungannya.
Biasanya, kecoa betina akan membawa telur-telurnya di ujung perut dalam hitungan jam atau hari, sebelum menemukan tempat aman untuk menyimpannya.
Baca juga: Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan, Ini 5 Manfaatnya!
Ketika telur menetas, mereka akan berkembang menjadi nimfa yang ukurannya akan menyesuaikan jenis spesiesnya.
Nimfa kecoa akan melalui pergantian kulit hingga beberapa kali sebelum mencapai usia dewasa.
Dimulai dari kecoa kecil dengan tubuh lunak dan berwarna putih, kemudian menjadi lebih besar dengan kulit yang mengeras serta badannya menjadi lebih gelap.
Selain pada fase nimfa, siklus hidup kecoa juga akan bergantung pada jenis spesies dan kondisi lingkungannya.
Jika lingkungannya optimal, mereka akan menjadi kecoa dewasa setelah 9 bulan dan melakukan pergantian kulit sebanyak 8 kali serta sayapnya muncul.
Siklus hidup kecoa yang terakhir adalah fase dewasa, di mana sayap-sayap mereka akan menguat dan memiliki antena, serta mampu untuk terbang.
Selain itu, ketika kecoa tumbuh dan berkembang lebih besar, artinya mereka sudah siap untuk bereproduksi.
Perkembangbiakan kecoa sangat bergantung pada suhu, kelembaban, dan ketersediaan sumber makanan di tempat tinggalnya.
Waktu yang dibutuhkan dari telur hingga dewasa juga sangat bervariasi sesuai dengan spesiesnya, mulai sekitar satu bulan hingga dua tahun.
Berdasarkan jenis spesiesnya, siklus hidup kecoa dan cara mereka berkembang biak akan berbeda-beda.
Adapun beberapa proses kembang biak kecoa yang sering ditemukan, antara lain:
Seperti makhluk hidup pada umumnya, kecoa berkembang biak dengan cara melakukan perkawinan antar lawan jenisnya.
Perkawinan tersebut akan membuat kecoa betina menghasilkan telur yang disebut dengan ootheca.
Namun, beberapa studi menyatakan apabila reproduksi kecoa melalui perkawinan ini tidak secepat betina tanpa perkawinan.
Itulah sebabnya, kecoa juga bisa melakukan reproduksi secara aseksual karena tidak menemukan pejantan.
Melalui cara ini, kecoa betina bisa menghasilkan telur ketika telah melewati masa pembuahan selama 13 hari.
Baca juga: 8 Jenis Bunga Pengusir Nyamuk dan Serangga untuk Taman Rumah
Pada tempat yang hangat, lembab, serta memiliki akses makanan cukup, kecoa rata-rata bisa bertahan hidup hingga satu tahun.
Namun, ada beberapa faktor lain yang juga memengaruhi siklus hidup kecoa dan berapa lama mereka bertahan hidup, di antaranya:
Demikian penjelasan tentang siklus hidup kecoa mulai dari daur hidup hingga proses kembang biaknya.
Karena kecoa merupakan serangga yang berpotensi untuk menyebarkan penyakit dan bakteri, pastikan bahwa kebersihan rumahmu terjaga.
Solusi terbaik untukmu yang terganggu dengan kehadiran kecoa adalah menggunakan cairan anti serangga seperti Force Magic.
Dengan tekanan gas yang tinggi, Force Magic mampu menjangkau tempat-tempat yang sulit diakses dan ampuh membunuh semua serangga termasuk kecoa.
Selain itu, dengan kandungan synthetic pyrethroid di dalam produk ini sangat efektif membunuh serangga dan aman bagi manusia.
Yuk, jaga rumahmu dari kecoa dengan menggunakan Force Magic!