
Permainan anak tradisional Indonesia kini mulai jarang dimainkan karena banyak anak lebih memilih bermain gadget atau video game.
Padahal, permainan tradisional, seperti petak umpet, cublak-cublak suweng, hingga gobak sodor tidak hanya seru, tetapi juga bermanfaat untuk tumbuh kembang si kecil.
Aktivitas ini dapat melatih kreativitas, kemampuan motorik, serta kemampuan komunikasi dan kerjasama antar anak.
Selain itu, setiap permainan tradisional menyimpan nilai-nilai positif, seperti kebersamaan, gotong royong, dan saling menghargai.
Dengan semakin langkanya permainan tradisional, penting bagi kita untuk mengenalkannya kembali pada anak agar budaya ini tetap lestari.
Yuk, simak berbagai macam permainan anak tradisional yang seru dan bermanfaat berikut ini!
Permainan tradisional tidak hanya menyenangkan, tapi juga sarat manfaat untuk tumbuh kembang anak. Berikut ini sejumlah permainan anak tradisional Indonesia yang seru dan bermanfaat untuk si kecil.
Petak umpet adalah permainan anak tradisional yang membutuhkan minimal tiga orang. Satu orang menjadi penjaga, sedangkan yang lain bersembunyi. Setelah menghitung sampai 10, penjaga akan mulai mencari pemain yang bersembunyi.
Pemain yang berhasil kembali ke penjaga dan berteriak “inglo” lebih dulu dinyatakan menang. Untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga, bisa dilakukan dengan cara hompimpa.
Cublak-Cublak Suweng adalah permainan anak tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan bisa dimainkan minimal tiga orang.
Permainan ini bisa dilakukan dengan satu pemain membungkuk sebagai penebak, sementara pemain lain meletakkan tangan di punggungnya sambil menyanyikan lagu “Cublak-Cublak Suweng” dan memindahkan kerikil secara bergantian.
Saat lagu selesai, pemain terakhir menyembunyikan kerikil di tangannya, dan penebak harus menebak siapa yang memegangnya.
Baca juga: 10 Rekomendasi Mainan Motorik Anak, Penting untuk Perkembangannya!
Gobak Sodor dimainkan oleh minimal dua orang per kelompok dengan setiap kelompok menjaga benteng masing-masing.
Penentuan giliran dilakukan dengan hompimpa. Pemain yang memulai harus berlari dan mengejar ke benteng lawan sambil bergerak cepat karena jika tertangkap, lawan akan menang.
Congklak adalah permainan papan menggunakan biji-bijian yang dapat membantu anak belajar berhitung, berpikir cepat, dan melatih keterampilan tangan.
Anak yang rutin bermain congklak biasanya mengalami peningkatan kemampuan berpikir dan kelincahan tangan.
Lompat tali adalah permainan tradisional yang bermanfaat untuk perkembangan anak. Aktivitas ini melatih keterampilan motorik kasar dan halus, sekaligus mendukung kemampuan sosial, seperti kerja sama dan komunikasi, terutama bagi anak usia dini.
Engklek bisa dimainkan dengan melempar benda kecil ke kotak-kotak di tanah, lalu melompat dengan satu kaki mengikuti urutannya.
Permainan ini melatih keseimbangan, kekuatan kaki, koordinasi tubuh, sekaligus membantu anak belajar bentuk, angka, dan arah secara alami.
Chutilan dimainkan menggunakan beberapa tongkat kayu kecil. Permainan ini sederhana, tetapi efektif melatih motorik halus, kekuatan tangan, koordinasi mata-tangan, dan kemampuan fokus anak usia 3–4 tahun.
Baca juga: 8 Ide Permainan Outdoor Untuk Anak: Seru, Aktif & Melatih Motorik
Ular Naga Panjang adalah permainan tradisional yang seru dimainkan ramai-ramai dengan minimal tujuh orang.
Permainan dapat dimulai dari dua pemain ditunjuk sebagai penjaga melalui hompimpa, sementara sisanya berbaris saling meletakkan tangan di pundak teman di depannya.
Pemain kemudian melingkar melewati penjaga sambil menyanyikan lagu Ular Naga Panjang. Saat lagu selesai, penjaga menangkap satu orang dan yang tertangkap keluar dari barisan.
ABC 5 Dasar adalah permainan simpel dan seru untuk mengisi waktu luang. Pemain menunjukkan jari sambil mengucapkan “ABC 5 Dasar”, lalu salah satu menghitung jari dengan abjad (1 jari = A, 2 jari = B, dan seterusnya).
Huruf terakhir menjadi penentu kategori, misalnya nama kota, negara, film, lagu, atau teman. Pemain yang paling lambat atau gagal menyebutkan jawaban adalah yang kalah.
Halang rintang adalah permainan tradisional yang melibatkan melompati atau merangkak melewati rintangan, membuat anak lebih aktif bergerak. Permainan ini membantu meningkatkan kekuatan tubuh, keseimbangan, dan rasa percaya diri anak.
Permainan anak tradisional tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bermanfaat bagi perkembangan sosial, motorik, kognitif, dan emosional anak.
Aktivitas ini dapat melatih kerja sama, kreativitas, keseimbangan, serta kemampuan berpikir dan mengambil keputusan.
Selain itu, anak juga dapat belajar sportivitas, mengelola emosi, dan menjaga kesehatan fisik melalui gerakan aktif, seperti lompat tali, engklek, atau petak umpet.
Selain memberikan stimulasi fisik dan mental, permainan tradisional juga membantu mengurangi ketergantungan pada gadget.
Anak menjadi lebih aktif berinteraksi dengan teman sebaya, mengeksplorasi lingkungan sekitar, dan belajar nilai-nilai sosial secara langsung.
Menurut penelitian yang berjudul Traditional Games as Alternative Activites for Childern Stimulation, permainan tradisional dapat mengenalkan norma sosial sekaligus bermanfaat bagi perkembangan afektif dan motorik anak karena melibatkan banyak gerakan dan strategi.
Itulah berbagai permainan anak tradisional yang seru dan bermanfaat untuk tumbuh kembang si kecil.
Saat bermain di luar rumah, terutama di sore hari, anak rentan digigit nyamuk yang bisa mengganggu kenyamanan mereka.
Untuk itu, pastikan si kecil tetap terlindungi dengan Soffell, lotion anti nyamuk dari Enesis Group yang wangi lembut, tidak lengket, dan nyaman di kulit. Dengan Soffell, anak bisa bermain leluasa tanpa terganggu, tetap aman, dan seru!
Baca juga: 11 Games Anak-Anak Outdoor, Bantu Kurangi Paparan Gadget