Soffell – Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah masalah kesehatan yang cukup serius bagi masyarakat dunia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dengue. Dari aspek penyebaran, virus ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang juga terinfeksi oleh virus dengue. Sejarah penyebaran dbd di Indonesia juga menjadi catatan yang cukup panjang. Hal itu ditengarai oleh jumlah kasus DBD yang fluktuatif hingga kini.
Demam Berdarah Dengue (DBD) terus mengalami perluasan penyebaran ke negara-negara baru bahkan dalam sekup yang lebih kecil, yakni dari perkotaan ke perdesaan. Lantas, bagaimana sejarah penyebaran dbd hingga bisa sampai ke Indonesia? Berikut penjelasannya.
Wabah ini pertama kali terjadi di dunia pada 1780-an, tepatnya di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Pada awal kemunculannya, penyakit ini dinamakan Dengue Fever. Seiring bergulirnya waktu, pada 1950-an penyakit DBD mulai muncul dan menjadi wabah besar di kawasan Asia Tenggara, yakni di Filipina. Kemudian, wabah ini terus mengalami ekspansi geografis ke beberapa negara lainnya, salah satunya Indonesia.
Pada 1968, kasus DBD pertama di Indonesia dilaporkan terjadi di Jakarta dan Surabaya. Tercatat sebanyak 96 kasus yang ditemukan dengan jumlah kasus terkonfirmasi DBD sejumlah 56 kasus dan 16 di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, pada 2016 terjadi lonjakan kasus DBD dan angka kematian karena DBD. Jumlah kasus yang terjadi pada saat itu mencapai 204.171 kasus dan terdapat 1.598 orang korban meninggal dunia.
Baca juga: Apakah DBD Menular? Yuk, Ketahui Fakta dan Penjelasannya!
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Adapun siklus penyebarannya dimulai dari proses transmisi virus ke tubuh manusia melalui air liur nyamuk. Kemudian, virus akan bereplikasi pada bagian organ tubuh tertentu. Selanjutnya, virus menginfeksi bagian sel darah putih dan jaringan limfoid. Terakhir, virus akan dilepaskan sehingga mampu bersirkulasi dalam darah.
Proses penularan ini telah berlangsung sekian lama, dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, dalam riwayat sejarah penyebaran dbd di Indonesia beberapa kali mengalami lonjakan kasus.
Bagi orang yang terinfeksi virus dengue, akan menimbulkan beberapa gejala klinis. Gejala utama penderita DBD adalah demam tinggi disertai sakit kepala secara terus-menerus, biasanya terjadi antara 2-7 hari. Penderita juga mengalami ruam pada kulit. Kemudian, merasakan nyeri pada bagian sendi, otot, tulang, dan bola mata. Selain itu, penderita juga kehilangan selera makan serta mual dan muntah.
Sejak awal kemunculannya, kasus DBD di Indonesia terus mengalami peningkatan kasus dan perluasan wilayah penyebaran dbd. Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama pada saat memasuki masa peralihan musim, baik dari musim penghujan ke kemarau maupun musim kemarau ke penghujan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin.
Beberapa langkah pencegahan yang dilakukan, di antaranya menerapkan hidup bersih dengan melakukan kebiasaan 3M (Menutup, Menguras, dan Mengubur), memastikan kondisi badan tetap sehat, dan melakukan vaksin. Langkah pencegahan ini harus senantiasa dilakukan agar tidak terjadi lonjakan kasus DBD yang semakin besar di Indonesia.
Dengan memahami poin-poin penting tersebut, semoga penyebaran DBD di Indonesia tidak semakin merebak karena sudah memahami proses penyebarannya sehingga dapat lebih antisipatif. Selain itu, agar terhindar dari serangan nyamuk demam berdarah sebaiknya gunakan lotion anti nyamuk Soffell yang terbukti ampuh melindungi kulit dari gigitan nyamuk.
Pakai soffell pada pagi, sore dan malam hari dimana pada waktu tersebut sangat rawan dengan serangan nyamuk. Bukan itu saja, Soffell juga tersedia dalam berbagai varian seperti kulit jeruk, sereh, bengkoang dan bunga geranium.