
Dewasa ini, banyak orang mungkin sudah akrab dengan aktivitas journaling. Namun, bagi yang baru pertama kali mendengar istilah ini, journaling sering dianggap sebagai kegiatan menulis biasa. Padahal, aktivitas ini memiliki makna yang lebih mendalam, terutama dalam mendukung kesehatan mental.
Ingin mengetahui journaling secara mendalam? Yuk, pahami definisi, manfaat journaling, dan tips melakukannya melalui artikel ini. Pastikan kamu menyimak hingga tuntas agar bisa memahami dan menerapkannya dengan tepat, ya.
Journaling adalah aktivitas menulis jurnal untuk menuangkan pikiran, perasaan, dan pengalaman ke dalam bentuk tulisan. Siapa pun bisa melakukannya menggunakan berbagai media, mulai dari buku fisik, aplikasi digital, hingga software di komputer. Biasanya, journaling tidak hanya melibatkan tulisan, namun juga gambar, stiker, atau elemen dekoratif lainnya.
Praktik menulis ini bisa dilakukan sesuai preferensi masing-masing individu karena tidak ada aturan khusus yang mengikat. Poin penting yang harus diingat adalah keterbukaan terhadap diri sendiri karena tujuan utama journaling sebenarnya berkaitan dengan regulasi emosi dan kesadaran diri.
Faktanya, journaling bukanlah aktivitas menulis biasa. Dengan teknik yang tepat, journaling rutin dapat mendatangkan sejumlah manfaat sebagai berikut:
Mungkin kamu pernah merasakan ketidaknyamanan dalam hati, namun tidak mengetahui penyebabnya secara jelas. Melalui journaling, kamu dapat membiasakan diri menulis tentang perasaan dan menamai emosi yang muncul, misalnya marah, sedih, kecewa, dan lain sebagainya.
Selain itu, kamu juga bisa meninjau kembali kapan dan dalam situasi apa emosi tersebut muncul. Setelah mengetahui penyebab dan pola emosi, kamu akan lebih mudah mencari cara untuk mengelolanya, misalnya dengan menenangkan diri, mengubah cara pikir, atau menunjukkan respon yang lebih positif.
Baca juga: 9 Tips Menjaga Kesehatan Mental yang Efektif, Wajib Tahu!
Dalam praktiknya, journaling dibagi menjadi beberapa jenis, di mana salah satunya adalah goal journaling. Dengan goal journaling, kamu bisa menuliskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai serta langkah yang perlu ditempuh untuk mencapainya.
Hasilnya, upaya pencapaian tujuan tidak lagi terasa abstrak, melainkan tergambar secara rinci sehingga efektif untuk mengarahkan setiap langkahmu.
Manfaat journaling untuk kesehatan mental dibuktikan dalam sebuah penelitian berjudul Health
Care Practitioners and Families Writing Together: The Three-Minute Mental Makeover (2020).
Penelitian ini melibatkan delapan praktisi yang memimpin 96 pasien dan anggota keluarganya dalam kegiatan bernama Three-Minute Mental Makeover (3MMM). 3MMM merupakan sebuah latihan menulis singkat selama tiga menit untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran.
Sebelum kegiatan dimulai, seluruh peserta dilaporkan mengalami satu atau lebih gejala stres. Namun, setelah mengikuti 3MMM, hasil survei menunjukkan penurunan tingkat stres yang signifikan. Bahkan, para praktisi melaporkan adanya peningkatan kualitas komunikasi dengan pasien dan keluarga.
Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa journaling, khususnya melalui program 3MMM, terbukti efektif mengelola stres, menenangkan diri, serta memperbaiki kemampuan berkomunikasi.
Tahukah kamu? Journaling ternyata tidak hanya membantu menyalurkan emosi dan mengurangi stres, namun juga memperkuat daya ingat. Pasalnya, aktivitas menulis dengan tangan mampu mengaktifkan bagian otak yang disebut Reticular Activating System (RAS), yaitu sistem yang berfungsi menerima informasi dari seluruh pancaindra dan menyaringnya.
RAS membantu otak membedakan informasi yang penting dan kurang penting sehingga bisa diabaikan. Saat kamu menuliskan sesuatu yang bermakna, RAS akan menandainya sebagai informasi penting sehingga otak akan menyimpannya lebih lama dalam memori jangka panjang.
Dengan demikian, journaling dapat menjadi kebiasaan yang efektif untuk memperkuat daya ingat sekaligus membantu proses refleksi diri.
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Daya Ingat Anak, Yuk Mulai Sejak Dini!
Journaling merupakan aktivitas menulis bebas tanpa aturan khusus mengenai topik bahasan, gaya bahasa, maupun struktur tulisan. Faktanya, saat seseorang menulis tanpa tekanan, ia akan lebih mudah menemukan ide kreatif atau sudut pandang baru yang segar.
Bagi kamu yang bekerja di bidang kreatif, misalnya kepenulisan, journaling bisa menjadi sarana untuk mengatasi writer’s block (kondisi ketika ide terasa buntu atau sulit dituangkan ke dalam kata-kata).
Kondisi ini sering kali muncul karena tingginya tuntutan ataupun sikap perfeksionis. Melalui journaling, penulis bisa menulis dengan bebas, tanpa terbebani aturan bahasa yang baku.
Agar manfaat journaling di atas bisa kamu rasakan dengan optimal, coba terapkan beberapa tips berikut ini:
Dari beberapa penjelasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa salah satu manfaat journaling adalah mengelola stres. Namun, terkadang mengelola stres tidak semudah yang dibayangkan. Kamu membutuhkan suasana rileks agar proses menulis bisa berjalan lebih efektif dan stres bisa benar-benar terkelola dengan baik.
Salah satu cara ampuh yang bisa kamu lakukan untuk membuat tubuh lebih rileks adalah dengan menghirup Plossa Press & Soothe Aromatics.
Minyak aromaterapi praktis dari Enesis Group ini mengandung eucalyptus, peppermint, menthol, dan essential oil. Perpaduan keempat kandungan ini membuat Plossa efektif untuk menenangkan pikiran, meredakan tegang, dan membuat sesi journaling terasa lebih nyaman.
Plossa Press & Soothe Aromatics hadir dalam empat pilihan aroma, yaitu Plossa Panasin, Eucalyptus, Citrus Herbal, dan Blue Mountain. Menariknya lagi, tersedia Plossa sachet 4 ml dan Plossa Mini 5 ml yang lebih praktis dan mudah dibawa ke mana saja.
Jadi, jangan biarkan stres menumpuk menghalangi agenda journaling-mu. Hirup Plossa sebentar, menulis jurnal jadi lebih nyaman.
Baca juga: 7 Cara Manajemen Waktu yang Tepat, Kerja Jadi Lebih Efektif!