Soffell – DBD merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh infeksi virus dengue dan dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Perlu diketahui bahwa Demam Dengue (DD) berbeda dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). Meski sama-sama disebabkan oleh virus dengue, namun ada beberapa yang membedakan keduanya. Perbedaan tersebut terletak pada terjadinya kebocoran plasma darah.
Demam dengue hanya menyebabkan demam tingi, nyeri sendi, dan muncul ruam kemerahan. Sementara itu, demam berdarah dengue akan menyebabkan terjadinya kebocoran plasma. Hal ini mengakibatkan terjadinya perdarahan serius, syok, hingga berujung pada kematian. Jadi, demam berdarah dengue lebih berbahaya dibandingkan demam dengue biasa. Lalu, mengapa DBD sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal?
Inilah Alasan Kenapa DBD Sangat Berbahaya
Banyak yang bertanya terkait seberapa besar bahaya penyakit DBD? Demam berdarah dengue dikatakan sangat berbahaya karena bisa menyebabkan penderita meninggal dunia. Sebelum dikatakan sembuh total, pasien DBD harus melawati tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan atau penyembuhan.
Kebanyakan pasien DBD yang meninggal dunia, biasanya dikarenakan tidak mampu melewati fase kritis. Maka dari itulah, fase ini sangat perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa kondisi yang akan terjadi pada fase kritis dimana jika tidak ditangani dengan baik, maka akan menyebabkan pasien meninggal dunia.
1. Pasien Mulai Terlihat Sehat
Apa Itu Fase Kritis? Fase kritis merupakan kondisi dimana pasien DBD mulai membaik. Pada kenyataannya, kondisi kesehatan dan kekebalan tubuh yang sebenarnya adalah sedang menurun. Pasien terlihat membaik karena suhu tubuhnya turun hingga 37 °C. Pada kondisi ini, pasien juga mulai bisa beraktivitas normal seperti biasa. Namun, kondisi ini justru butuh penanganan yang cepat. Jika tidak, maka kondisi pasien bisa menurun drastis hingga berujung pada terjadinya perdarahan yang seringkali tidak disadari.
2. Fase Kritis Muncul Tiba-Tiba
Pada fase kritis, suhu tubuh pasien memang akan menurun. Namun, suhu tubuh pasien akan kembali naik secara tiba-tiba. Bahkan, suhu tubuh pasien bisa sangat tinggi. Jadi, menurunnya suhu tubuh pasien bukanlah tanda bahwa pasien sudah sembuh. Namun, ini adalah pertanda bahwa pasien akan memasuki masa kritis. Sehingga, pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit agar kondisinya bisa terpantau dengan baik.
3. Virus Dengue Merusak Pembuluh Darah
Apa yang Terjadi Pada Fase Kritis? Pada fase kritis, virus dengue yang menyebabkan penyakit DBD akan mulai aktif bereaksi. Virus dengue akan merusak celah antar sel pembuluh darah. Saat celah antara sel darah mulai melebar, maka akan terjadi kondisi dimana cairan yang ada di dalam darah keluar melalui celah tersebut.
Darah sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu sel darah dan dan plasma darah yang berupa cairan. Meskipun plasma darah bisa keluar, namun celah sel yang terbentuk tidak cukup untuk dilewati oleh sel darah. Akibatnya, darah menjadi lebih kental karena konsentrasi sel darah tidak sebanding dengan jumlah plasma darah. Secara perlahan, pasien akan mengalami syok karena tekanan darah menurun secara drastis dalam waktu yang singkat.
4. Mengakibatkan Dengue Shock Syndrome (DDS)
Ketika terjadi syok, artinya pasien sedang mengalami masalah kesehatan yang lebih parah. Kondisi ini disebut dengan Dengue Shock Syndrome (DDS). DDS adalah jenis demam dengue paling parah yang bisa berakibat terjadinya gagal ginjal dan gagal jantung. Pada kondisi ini, pasien bisa mengalami kebocoran plasma yang dapat berujung pada kematian.
5. Terjadi Perdarahan
Dengue Shock Syndrome akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi yang membuat kondisi pasien semakin menurun. Kondisi ini mudah dikenali dari beberapa gejala yang dialami pasien. Salah satu gejala Dengue Shock Syndrome adalah pasien akan mengalami perdarahan, mulai dari perdarahan ringan hingga serius.
Perdarahan yang terjadi bisa berupa gusi berdarah, mimisan, perdarahan di bawah kulit, batuk darah, muntah darah, hingga buang air besar yang berwarna kehitaman. Selain itu, pasien juga akan mengalami komplikasi lainnya seperti tekanan darah menurun drastis, denyut nadi melemah, kulit basah dan rasanya dingin, mulut kering, jumlah urin sedikit, hingga mengalami sesak napas.
Fase kritis memang menjadi kondisi yang paling membahayakan dari penyakit DBD. Untuk itu, pasien harus berjuang keras agar bisa melewati fase ini. Karena kondisi ini membutuhkan penanganan dari tim medis, maka pasien diharuskan sudah dirawat di rumah sakit sebelum fase kritis tiba. Dokter akan memberikan penanganan agar pasien bisa melewati fase kritis dengan baik tanpa menyebabkan komplikasi lainnya. Setelah berhasil melewati fase kritis, pasien akan memasuki fase penyembuhan.
Dengan melihat semua fase DBD yang ada diatas, tentunya serangan virus DBD tidak boleh dianggap remeh bahkan harus menjadi perhatian utama. Virus ini dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypty yang ditularkan lewat gigitan.
Maka untuk melindungi kulit dari gigitan nyamuk gunakan selalu lotion anti nyamuk Soffell pada pagi, sore dan malam hari sebelum tidur. Bawa selalu soffell ke berbagai tempat yang rawan serangan nyamuk seperti hutan, gunung, sungai dan lainnya.