Adem Sari – Batuk menjadi salah satu keluhan yang hampir pernah dialami oleh semua orang. Sebenarnya, batuk bukanlah sebuah penyakit melainkan gejala yang memberikan sinyal bahwa sedang ada yang tidak beres ada kondisi kesehatan seseorang. Terkadang, batuk juga merupakan reaksi tubuh saat ada substansi asing yang masuk ke dalam saluran pernaapsan, seperti debu.
Batuk sendiri dikenal terdiri atas dua jenis, yaitu batuk kering dan batuk basah. Baik batuk kering maupun batuk basah, keduanya memiliki satu kesamaan, yaitu membuat penderita merasa tidak nyaman. Namun, keduanya memiliki cukup banyak perbedaan. Mengenal perbedaan batuk kering dan batuk basah sangat penting agar nantinya tidak salah dalam memberikan penanganan. Lantas, apa perbedaannya?
Inilah Perbedaan Batuk Kering dan Batuk Basah
Batuk kering merupakan jenis batuk yang tidak menghasilkan lendir. Kondisi ini juga ditandai dengan gejala tenggorokan gatal dan batuk terus-menerus. Rasa gatal pada tenggorokan membuat batuk menjadi sulit untuk dikendalikan. Bukan hanya itu saja, batuk kering juga akan menyebabkan tenggorokan kering dan terasa perih pada saat batuk. Batuk kering biasanya akan semakin parah pada malam hari, sehingga mengganggu kualitas tidur penderita.
Sementara itu, ciri khas dari batuk basah adalah mengeluarkan lendir saat batuk. Lendir yang dihasilkan dari batuk basah biasanya berwarna putih, hijau, atau kuning. Selain mengeluarkan lendir, ciri lain dari batuk basah adalah disertai dengan pilek. Berbeda dengan batuk kering, batuk basah umumnya lebih mudah dikendalikan. Saat terbatuk, suara orang yang mengalami batuk berdahak akan terdengar basah. Penderita batuk basah biasanya juga selalu merasakan keinginan untuk membuah dahaknya.
Penyebab batuk kering yang paling umum adalah iritasi tenggorokan. Faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebab utama batuk kering. Mulai dari debu, asap, jamur, serbuk sari, hingga polusi. Selain itu, udara yang terlalu kering atau dingin juga bisa menjadi pemicu seseorang mengalami batuk kering akibat alergi. Saat terinfeksi virus flu, biasanya seseorang akan mengalami gejala batuk berdahak. Setelah pilek sembuh, biasanya akan mengalami batuk kering akibat adanya infeksi saluran pernapasan.
Berbeda dengan batuk kering, penyebab umum batuk basah adalah infeksi virus maupun bakteri. Saat saluran pernapasan terinfeksi, misalnya ketika terserang flu, maka tubuh akan memproduksi lendir lebih banyak. Fungsinya yaitu untuk menjebak serta mengeluarkan organisme penyebab infeksi tersebut. Dengan batuk, maka lendir tersebut bisa dikeluarkan. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan batuk basah adalah bronchitis, pneumonia, asma, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Minum air hangat bisa dilakukan untuk membantu menenangkan serta melembabkan tenggorokan gatal dan batuk kering. Jika batuk kering dirasa semakin mengganggu, maka dianjurkan untuk mengonsumsi obat antitusif dengan kandungan dextromethorphan HBr yang ampuh untuk mengatasi gejala batuk kering. Sementara itu, jenis obat yang dibutuhkan untuk mengatasi batuk basah adalah obat yang mengandung Bromhexine HCl dan Guaifenesin yang berkhasiat untuk mengencerkan dahak.
Itulah perbedaan antara batuk kering dan batuk basah. Beda jenis batuknya, beda juga cara pengobatannya. Oleh karena itu, pastikan untuk memilih obat yang tepat sesuai dengan jenis batuk yang dialami. Sebaiknya, segera periksa ke dokter jika batuk kering tidak sembuh setelah lebih dari 2 minggu. Jika batuk basah disertai dengan demam dan keluar darah dalam dahak, pastikan untuk segera periksa ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.