Adem Sari – Dua per tiga tubuh manusia terdiri atas air. Setiap sel-sel pada tubuh membutuhkan sejumlah air agar bisa berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, kebutuhan tubuh akan air putih harus selalu terpenuhi agar tidak mengalami dehidrasi. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada BMC Public Health, beberapa tanda seseorang mengalami dehidrasi adalah mulut dan lidah kering, lesu, haus, hingga sakit kepala.
Menurut Institute of Medicine’s Food and Nutrition Board, aturan minum air putih yang tepat untuk pria adalah 3,7 liter per hari dan untuk wanita sebanyak 2,7 liter sehari. Dalam mengonsumsi air putih, bukan hanya jumlahnya saja yang perlu diperhatikan. Kualitas dari air putih itu sendiri harus dipertimbangkan. Lantas, bagaimana ciri-ciri air minum yang sehat dikonsumsi oleh tubuh?
Inilah 5 Ciri-Ciri Air Minum yang Sehat untuk Tubuh
World Health Organization (WHO) menyatakan salah satu ciri-ciri air minum yang sehat untuk tubuh adalah tidak berwarna, berbau, dan berasa. Kirteria tersebut dapat mudah dikenali menggunakan indra penciuman dan indra perasa. Air minum yang memiliki rasa, bau, dan tampak tidak jernih sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi. Pasalnya, air minum dengan kriteria seperti itu berpotensi terkontaminasi sesuatu.
Jika air minum tidak jernih atau berwarna keruh, kemungkinan besar mengandung berbagai macam zat yang bisa membahayakan kesehatan. Air minum yang memiliki rasa tertentu seperti asin juga tidak layak untuk dikonsumsi. Sementara itu, bau atau aroma tertentu pada air minum bisa menjadi pertanda bahwa ada bakteri atau pembusukan zat-zat organik pada air minum tersebut.
Belum banyak yang tahu bahwa suhu air juga menjadi faktor yang bisa menentukan apakah air minum sehat untuk dikonsumsi atau tidak. Air minum yang bersumber dari tempat yang terpapar suhu tinggi berpotensi memicu pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme berbahaya. Akibatnya, air minum menjadi terkontaminasi kuman atau bakteri berbahaya tersebut.
Salah satu jenis bakteri yang dapat tumbuh dan berkembang pada air bersuhu tinggi adalah Coliform. Jenis bakteri dapat berkembang pada sumber air yang bersuhu 37 ⁰C. Selain itu, ada juga bakteri Escherichia coli yang jumlahnya bisa semakin meningkat pada sumber air yang suhunya mencapai 44.2 ⁰C. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa E. coli merupakan bakteri yang bisa menyebabkan diare disertai dengan mual dan muntah.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menyatakan bahwa air minum yang aman bagi tubuh adalah tidak mengandung berbagai macam mikroorganisme berbahaya, seperti bakteri. Jenis bakteri berbahaya yang umumnya ditemukan dalam air minum adalah Escherichia coli dan Salmonella. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Food Protection mengungkapkan bahwa E. coli dan Salmonella merupakan jenis bakteri yang dapat menyebabkan diare.
Sayangnya, adanya mikroorganisme dalam air minum memang sulit dilihat secara langsung. Agar terhindar dari air minum yang mengandung bakteri, sebaiknya jauhi sumber air minum yang dekat dengan tempat pembuangan sampah. Jika mengonsumsi air minum kemasan, pastikan untuk memilih produk yang telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Power of Hydrogen atau lebih dikenal dengan istilah pH merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai tingkat keasaman maupun kebasaan suatu cairan. Skala pH sendiri berada pada rentang 1 – 14. Saat megonsumsi air minum, sangat penting untuk memperhatikan pH dari air minum tersebut. Pasalnya, pH dapat mempengaruhi unsur-unsur yang terdapat di dalam air minum.
Jika air minum memiliki pH yang rendah, biasanya menjadi pertanda bahwa ada kandungan logam berat di dalamnya. Padahal, kandungan logam berat pada air minum sangat berbahaya karena beracun bagi tubuh. Menurut Environmental Protection Agency (EPA), pH air minum yang layak dikonsumsi dan direkomendasikan adalah pada rentang 6.5 – 8.5.
Bukan hanya mikroorganisme saja, air minum yang aman dikonsumsi juga harus terbebas dari kontaminasi bahan kimia serta logam berat yang berbahaya. Mulai dari arsenic, benzena, timbal, merkuri, hingga ammonia. Jika air minum terkontaminasi oleh logam tersebut, maka berpotensi meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti kanker, kerusakan ginjal, hingga gangguan sistem reproduksi.
Sebuah penelitian tahun 2018 yang dipublikasikan pada International Journal of Environmental Research and Public Health menyatakan bahwa kontaminasi logam arsenik pada air minum berkaitan dengan prevalensi penyakit gagal ginjal kronis. Studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Cellular Biochemistry juga mengungkapkan bahwa mengonsumsi air minum yang terkontaminasi logam berat bisa menyebabkan beragam masalah kesehatan, seperti kerusakan saraf, penyakit kardiovaskular, hingga diabetes.
Nah, itu dia ciri-ciri air minum yang sehat untuk tubuh. Pastikan air minum yang kamu konsumsi memiliki ciri-ciri tersebut. Jangan sampai air putih yang seharusnya bermanfaat bagi tubuh justru mendatangkan penyakit berbahaya. Oleh karena itu,