Soffell – Demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang cukup populer di Indonesia. Kasus demam berdarah yang cukup tinggi di Indonesia membuat World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan negara kita sebagai endemik demam berdarah dengue (DBD).
Menurut studi yang ditebitkan dalam jurnal Public Library of Science, demam berdarah dengue (DBD) merupakan sebuah penyakit yang menular dari gigitan nyamuk yang umum terjadi di wilayah tropis dan sub tropis. Penyakit ini bisa menyerang gejala usia, baik anak-anak maupun dewasa.
Pertolongan pertama terhadap penderita DBD sangat penting jika mendeteksi adanya gejala demam berdarah. Lalu, apa saja gejala demam berdarah dan bagaimana cara memberikan pertolongan pertama untuk penderita DBD? Simak jawabannya berikut ini!
Inilah Gejala dan Pertolongan Pertama Pada Pasien Demam Berdarah
Menurut World Health Organization (WHO), belum ada pengobatan khusus bagi pasien demam berdarah. Pendeteksian dini serta pemberian pertolongan pertama yang tepat menjadi langkah yang wajib dilakukan untuk mencegah kematian akibat penyakit ini.
Agar penyakit demam berdarah bisa dideteksi sejak dini, maka kita harus mengetahui apa saja gejalanya. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (DCD), gejala demam berdarah antara lain:
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera lakukan pertolongan pertama bagi penderita DBD. Lantas, apa saja pertolongan pertama yang bisa diberikan? Berikut penjelasannya.
Sesuai dengan anjuran dari Centers for Disease Control and Prevention (DCD), pasien demam berdarah harus beristirahat secara total dari segala aktivitas. Penderita demam berdarah harus melakukan bed rest atau tirah baring selama mengalami gejala demam tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), pasien akan mengalami demam tinggi mencapai 40 derajat celcius secara mendadak selama 2 – 7 hari.
Gejala demam tinggi yang dialami oleh penderita DBD biasanya akan disertai dengan menggigil dan tubuh berkeringat. Hal ini membuat potensi pasien DBD mengalami dehidrasi semakin tinggi. Agar tidak sampai mengalami dehidrasi, maka pasien harus selalu dipastikan mendapatkan asupan cairan yang cukup dari air putih, sayur, dan buah-buahan. Centers for Disease Control and Prevention (DCD) menyatakan bahwa dehidrasi pada penderita DBD harus dicegah karena bisa menyebabkan trombosit turun yang mengakibatkan pasien mengalami syok.
Demam tinggi akan menyebabkan pasien DBD merasa tidak nyaman. Apalagi, gejala ini biasanya juga disertai dengan sakit kepala berat dan nyeri sendi. Untuk mengatasinya, Centers for Disease Control and Prevention (DCD) merekomendasikan pasien DBD untuk mengonsumsi obat-obatan penurun panas, misalnya paracetamol. Obat ini berguna untuk menurunkan panas dan meringankan sakit kepala.
Demam tinggi yang dialami oleh pasien DBD bisa diatasi dengan memberikan kompres kepada pasien. Kompres untuk pasien DBD sebaiknya bukan hanya diberikan pada bagian dahi saja, tapi menyeluruh ke bagian tubuh lainnya. Termasuk kepala, ketiak, dan selangkangan. Ini dilakukan agar suhu panas tubuh dapat ditransfer ke handuk pengompres, sehingga suhu tubuh bisa segera menurun.
Pada beberapa kasus, penderita DBD tidak bisa hanya mendapatkan perawatan dari rumah saja. Perlu adanya perawatan medis tertentu yang dapat membantu pasien DBD bisa pulih dengan segera. Dokter akan memeriksa kondisi pasien seperti mengecek kadar trombosit agar nantinya bisa memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.
Itulah beberapa gejala dan cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah. Tetap waspada dengan gejala demam berdarah agar bisa segera memberikan pertolongan yang tepat. Jangan ragu untuk langsung konsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.