Begini Fase Penyembuhan DBD dan Penanganan Tepatnya
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Tiwi Harjanti Cakranita
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Tiwi Harjanti Cakranita
Selama fase penyembuhan DBD, akan muncul beberapa gejala demam berdarah, salah satunya demam tinggi yang dapat berlangsung selama beberapa hari. Oleh karena itu, pengawasan medis yang ketat dan penanganan cepat diperlukan guna mengurangi risiko komplikasi.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang DBD, mari baca artikel ini hingga akhir. Di sini, akan dibahas mengenai definisi, fase penyembuhan DBD, serta perawatan dan pencegahan yang dapat dilakukan.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, yang menyebar melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini sering kali ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala parah, serta nyeri hebat pada otot dan tulang. DBD merupakan penyakit yang sering kali muncul di kawasan tropis, termasuk di Indonesia, di mana kasusnya cenderung meningkat saat musim hujan tiba.
Nyamuk pembawa virus dengue biasanya aktif menggigit pada pagi dan sore hari. Penyebaran terjadi ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang sehat setelah sebelumnya menggigit penderita DBD. Meskipun DBD tidak menular langsung dari orang ke orang, namun ibu hamil dapat menularkan virus kepada janinnya selama masa kehamilan atau persalinan.
Baca juga: Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti Penyebab Demam Berdarah
Terdapat tiga fase penyembuhan DBD yang masing-masing memiliki gejala dan penanganan khusus. Simak penjelasan mengenai ciri fase penyembuhan DBD berikut ini.
Fase penyembuhan DBD yang pertama adalah fase demam. Fase ini ditandai dengan demam tinggi mendadak yang bisa mencapai lebih dari 40 derajat celsius dan berlangsung antara 1 hingga 3 hari. Gejala lainnya adalah ruam merah pada kulit, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, nyeri di sekitar mata, penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.
Fase DBD yang kedua adalah fase kritis. Fase ini sering kali mengecoh karena gejalanya ditandai dengan suhu tubuh yang kembali normal sehingga pasien akan dikira sembuh. Padahal, pada fase inilah yang paling membahayakan untuk pasien.
Pada fase kritis, demam yang tadinya tinggi akan turun drastis hingga mencapai suhu tubuh normal, yaitu sekitar 37 derajat celcius. Pasien mungkin merasa lebih baik dan mulai beraktivitas seperti biasa, padahal di dalam tubuhnya, berbagai masalah serius tengah terjadi, salah satunya perdarahan.
Perdarahan pada fase kritis DBD bisa berupa mimisan, gusi berdarah, atau bahkan perdarahan internal yang tidak terlihat dari luar. Pasien juga bisa mengalami muntah darah atau buang air besar berdarah. Selain itu, cairan yang bocor dari pembuluh darah dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru atau di perut yang bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan sakit perut hebat.
Pada fase ini, pasien harus mendapatkan pengawasan medis yang ketat. Meskipun pasien tampak sembuh, namun sangat diperlukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah, kadar trombosit, dan hematokrit.
Pada fase pemulihan DBD, pasien akan kembali mengalami demam. Demam ini adalah tanda bahwa tubuh sedang berusaha untuk kembali ke kondisi normal setelah melewati fase kritis. Selain demam, ada beberapa gejala lain yang menunjukkan bahwa pasien sedang dalam tahap pemulihan, yaitu naiknya jumlah trombosit, kembalinya nafsu makan, berkurangnya sakit perut, dan normalnya rutinitas berkemih.
Umumnya, fase penyembuhan DBD membutuhkan waktu sekitar satu minggu setelah fase pemulihan dimulai. Namun, setiap pasien mungkin memiliki waktu pemulihan yang berbeda-beda, tergantung pada seberapa cepat tubuh mereka merespons perawatan.
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Bintik Merah pada DBD, Yuk Disimak!
Selama fase penyembuhan DBD, perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan. Berikut adalah langkah-langkah perawatan yang dapat dilakukan:
Pencegahan adalah kunci untuk mengurangi risiko tertular DBD. Langkah-langkah berikut dapat membantu melindungi diri dan lingkungan dari nyamuk pembawa virus dengue:
Demikianlah penjelasan mengenai definisi, fase penyembuhan penyakit DBD, serta perawatan dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, pencegahan adalah kunci untuk mengurangi risiko terkena DBD. Ada banyak langkah yang bisa Anda lakukan untuk melindungi diri dari risiko DBD, salah satunya dengan menggunakan losion nyamuk, seperti Soffell.
Soffell adalah produk antinyamuk dari Enesis Group yang berbentuk lotion dan spray. Soffell memiliki aroma yang lembut, tidak membuat kulit kering atau lengket, serta efektif dalam melindungi tubuh dari gigitan nyamuk selama 8 jam. Produk ini juga mengandung pelembap khusus untuk menjaga kulit tetap lembut dan tidak panas ketika diaplikasikan.
Dengan demikian, menggunakan Soffell adalah salah satu langkah efektif yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri Anda dan keluarga dari gigitan nyamuk penyebab demam berdarah. Yuk, pakai Soffel sekarang yang merupakan healthy product for healthy family!
Baca juga: 10 Fakta Unik Nyamuk, Ternyata Tergolong Hewan Purba!