Kenali Fase Kritis Demam Berdarah (DBD), Apa Saja?
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Tiwi Harjanti Cakranita
Reviewed by: dr. Shabrina Ghassani Roza, dr. Tiwi Harjanti Cakranita
Demam berdarah dengue (DBD) atau yang kini disebut sebagai demam dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Gejalanya terdiri dari beberapa fase dan salah satu yang paling krusial adalah fase kritis DBD. Maka dari itu, penting bagi masyarakat untuk memahami apa saja gejala pada fase ini.
Penderita demam dengue harus segera mendapat penanganan medis untuk mencegah komplikasi yang membahayakan nyawa. Lantas, apa saja tanda fase kritis demam dengue? Artikel ini akan membantu Anda mengenali ciri-ciri fase kritis demam dengue dan langkah untuk melewatinya.
Penyakit demam dengue adalah penyakit yang perjalanannya dapat dibagi menjadi tiga fase berbeda, yaitu fase demam, kritis, dan pemulihan. Dalam hal ini, fase kritis adalah yang paling krusial untuk dipahami karena sering kali mengecoh banyak orang dengan gejalanya.
Adapun pembagian fase demam dengue menandakan bahwa tubuh sedang melawan infeksi virus. Serangkaian fase ini juga dikenal dengan “siklus pelana kuda” karena laju perkembangan penyakitnya yang naik-turun-naik seperti gerakan pelana kuda.
Sebelum memasuki fase kritis DBD, pasien akan mengalami fase demam. Gejala ini muncul kurang lebih 4-10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi yang ditandai dengan demam tinggi lebih dari 40°C selama kurang lebih 2-7 hari.
Selanjutnya, pasien akan memasuki fase kritis DBD yang biasanya terjadi 3-7 hari setelah pasien melewati fase demam. Disebut kritis karena gejala yang ditunjukkan justru mengecoh, seolah kondisi pasien mulai membaik, seperti demam turun drastis dan bahkan bisa beraktivitas kembali.
Kurangnya pemahaman terhadap fase kritis DBD dapat memicu seseorang menghentikan pengobatan. Padahal, jika diabaikan dan tidak mendapatkan penanganan tepat, trombosit darah akan turun secara drastis dan muncul pendarahan hebat.
Baca juga: 10 Cara Menaikkan Trombosit dengan Cepat dan Alami, Simak!
Terdapat beberapa tanda fase kritis DBD yang bisa diperhatikan untuk mencegah terjadinya masalah lebih serius. Pada dasarnya, masa peralihan dari fase demam ke fase kritis pada DBD berisiko menyebabkan kebocoran plasma darah dari pembuluh, kerusakan organ, dan pendarahan hebat.
Kondisi tersebut dapat dengan mudah diidentifikasi melalui beberapa gejala berikut:
Salah satu cara mengetahui fase kritis DBD adalah memantau suhu tubuh penderitanya yang turun secara drastis. Seperti penjelasan sebelumnya, gejala ini cenderung mengecoh penderitanya.
Walaupun terlihat seperti tanda pemulihan, penurunan suhu ini justru berhubungan dengan risiko terjadinya kebocoran plasma dan syok. Penting untuk memantau suhu tubuh dan gejala lainnya dengan ketat selama fase ini.
Pada fase kritis, penderita DBD cenderung mengalami muntah yang berulang. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya iritasi pada saluran pencernaan atau efek langsung dari infeksi virus. Muntah yang tidak terkendali dapat menyebabkan dehidrasi, memperparah kondisi tubuh yang sudah lemah, dan mengindikasikan adanya masalah lebih serius seperti perdarahan dalam saluran pencernaan.
Cara mengetahui fase kritis demam berdarah berikutnya adalah sering mimisan. Kondisi ini biasanya terjadi secara tiba-tiba dan dapat menandakan perdarahan lebih parah di dalam tubuh.
Pada fase kritis DBD, dinding pembuluh darah menjadi lebih rapuh dan mudah pecah sehingga menyebabkan mimisan berulang kali. Hal ini harus diwaspadai karena bisa berlanjut menjadi perdarahan yang lebih parah di bagian tubuh lain.
Sakit perut yang parah, dapat menjadi indikasi kebocoran plasma atau perdarahan dalam rongga perut. Rasa sakit ini sering kali intens dan tidak kunjung reda yang menandakan kemungkinan adanya infeksi atau pendarahan pada organ dalam, seperti hati atau usus.
Syok dengue adalah komplikasi fase kritis DBD yang berbahaya dan terjadi ketika volume darah di tubuh menurun drastis akibat kebocoran plasma. Gejala syok dengue biasanya terlihat dari kulit yang dingin dan lembap, nadi cepat tapi lemah, tekanan darah sangat rendah, dan penurunan kesadaran. Jika tidak ditangani dengan cepat, syok dengue dapat berakibat fatal.
Baca juga: Beberapa Buah yang Cocok untuk Penderita DBD
Keputusan paling tepat saat menghadapi fase kritis DBD adalah melanjutkan pengobatan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fase kritis bisa berakibat fatal jika pasien tidak lagi mendapat penanganan medis. Terlepas dari turunnya suhu tubuh dan badan terasa sehat, infeksi akibat virus dengue masih belum sembuh.
Apabila pengobatan dihentikan, trombosit pasien DBD berisiko menurun secara drastis tanpa disadari. Hal tersebut tentu berisiko membahayakan nyawa pasien. Dengan kata lain, satu-satunya cara melewati fase kritis DBD adalah melanjutkan pengobatan dan melakukan pengawasan yang lebih ketat.
Itulah penjelasan lengkap tentang fase kritis DBD yang membutuhkan perhatian khusus untuk mencegah terjadinya komplikasi atau masalah lebih serius. Dapat disimpulkan bahwa satu-satunya penanganan selama fase kritis demam berdarah adalah melanjutkan pengobatan untuk menjaga kadar trombosit.
Oleh karena itu, langkah pencegahan sangat dianjurkan agar terhindar dari infeksi virus yang menyebabkan demam berdarah. Salah satu langkahnya adalah memastikan tidak ada genangan terbuka di sekitar rumah dan rutin membersihkan bak mandi.
“Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus, yakni menguras atau membersihkan penampungan air, menutup rapat penampungan air, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti dan fogging.” ujar dr. Shabrina Ghassani Roza selaku dokter dari Enesis Group.
Tidak hanya itu, menggunakan Soffell dari Enesis Group juga bisa menjadi pilihan untuk memberikan perlindungan ekstra dari gigitan nyamuk penyebab demam berdarah. Soffell lotion dan spray penolak nyamuk yang memberikan dua perlindungan sekaligus, yaitu mencegah nyamuk dengan formula lembut dan melindungi tubuh dari gigitan nyamuk dengan perlindungan mencapai 8 jam.
Tak perlu khawatir kulit kering karena Soffell mengandung pelembab khusus untuk menjaga kulit Anda tetap lembut, tidak lengket, dan tidak panas. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan healthy product for healthy family seperti Soffell untuk melindungi Anda dari gigitan nyamuk saat santai, tidur, dan aktivitas lainnya.
Baca juga: Ciri-Ciri Demam Berdarah pada Bayi yang Harus Diwaspadai