
Cara mengetahui usus buntu dengan mengangkat kaki sering dianggap sebagai metode sederhana untuk membedakan nyeri perut biasa dengan gejala usus buntu.
Usus buntu atau apendisitis adalah peradangan pada kantung kecil di dekat pertemuan usus kecil dan besar yang membutuhkan penanganan medis segera agar komplikasi serius bisa dicegah.
Banyak metode untuk memeriksa nyeri perut karena usus buntu seperti menekan beberapa titik tertentu pada perut (McBurney’s Sign atau Rovsing sign), metode batuk (Dunphy sign), memutar bagian tungkai bawah dalam keadaan menekuk (Obturator Sign), atau menarik kaki kanan dalam keadaan lurus (Psoas Sign), serta berbagai metode lainnya, satu tes saja tidak cukup untuk memastikan diagnosis karena gejala usus buntu bisa mirip dengan masalah lain, seperti maag, infeksi saluran kemih, atau gangguan menstruasi.
Untuk itu, penting memahami efektivitas dan keterbatasannya agar tidak salah langkah, simak terus artikel ini untuk tahu fakta lengkapnya!
Salah satu cara mengecek usus buntu sendiri yang sering dianggap mudah adalah tes mengangkat kaki atau dikenal juga dengan Psoas Sign.
Dalam pemeriksaan ini, dokter akan meminta pasien berbaring dan mengangkat kaki kanan lurus ke atas. Jika terasa nyeri di perut kanan bawah, hal ini bisa menandakan adanya iritasi atau peradangan pada otot psoas akibat usus buntu.
Berdasarkan jurnal Typical and Atypical Presentations of Appendicitis and Their Implications for Diagnosis and Treatment, pemeriksaan fisik, seperti Psoas Sign dapat membantu mengenali ciri-ciri usus buntu lebih awal bila dilakukan bersama tes laboratorium dan pencitraan medis.
Kombinasi metode tersebut dinilai penting untuk memastikan diagnosis secara akurat dan mencegah keterlambatan penanganan.
Meski begitu, tes Psoas Sign memiliki keterbatasan. Seperti dijelaskan dalam jurnal Signs and Syndromes in Acute Appendicitis: A Pathophysiologic Approach, hasil pemeriksaan ini belum sepenuhnya akurat karena cara pelaksanaannya sering berbeda dan posisi usus buntu tiap orang bisa memengaruhi hasilnya.
Nyeri saat mengangkat kaki juga tidak selalu berarti usus buntu karena bisa disebabkan oleh cedera otot, ketegangan saraf, atau masalah tulang belakang.
Dengan demikian, tes ini hanya bisa menjadi petunjuk awal, bukan alat diagnosis pasti. Untuk memastikan penyebab nyeri, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan oleh dokter, termasuk tes darah, USG, atau CT scan bila diperlukan.
Baca juga: 8 Gejala Usus Buntu Ringan, Kenali Ciri-Cirinya!
Sebelum memastikan diagnosis usus buntu, penting untuk tidak hanya mengandalkan metode Psoas Sign. Ada beberapa metode diagnosis yang disarankan, di antaranya:
Cara mengetahui usus buntu dengan mengangkat kaki memang sering disebut mudah, namun tidak cukup akurat jika dijadikan satu-satunya acuan.
Mengandalkan cara mengangkat kaki untuk mendeteksi usus buntu bisa membuat seseorang menunda periksa ke dokter. Padahal, jika usus buntu tidak segera ditangani, risikonya bisa menjadi lebih serius.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi serius, seperti:
Komplikasi tersebut sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis intensif agar tidak berakibat fatal.
Baca juga: Fakta Medis Terkait Cara Mengobati Usus Buntu dengan Kunyit
Penyakit usus buntu memang tidak bisa dicegah sepenuhnya karena dapat menyerang siapa saja dan kapan saja. Meski begitu, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan risikonya, seperti berikut:
Konsumsi makanan berserat membantu menjaga pencernaan tetap lancar dan mencegah penumpukan tinja yang bisa memicu radang usus buntu.
Sumber serat bisa diperoleh dari sayur, buah, gandum utuh, oatmeal, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Minum air putih minimal delapan gelas sehari membantu kerja usus dalam mencerna makanan dan mencegah sembelit.
Jika tubuh kekurangan cairan, usus akan menyerap air dari sisa makanan sehingga tinja menjadi keras dan berisiko mengganggu saluran cerna.
Probiotik bermanfaat menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus sehingga mencegah pertumbuhan bakteri jahat penyebab peradangan.
Sumber probiotik antara lain yoghurt, tempe, kefir, kombucha, dan kimchi. Agar lebih efektif, imbangi dengan makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah.
Kebiasaan makan terlalu cepat dapat membuat makanan tidak terkunyah sempurna sehingga memperlambat proses pencernaan dan berisiko menimbulkan penyumbatan.
Sebaliknya, makan perlahan membantu tubuh mencerna makanan dengan lebih baik dan menyerap nutrisi secara optimal.
Bagi yang memiliki riwayat cedera perut atau keluarga dengan penyakit usus buntu, disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan. Dengan pemantauan medis yang tepat, risiko radang usus buntu bisa diketahui dan dicegah lebih dini.
Demikian ulasan mengenai cara mengetahui usus buntu dengan mengangkat kaki, beserta gejala, metode diagnosis, dan langkah penanganan yang tepat.
Penting diingat, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis agar tanda-tanda apendisitis dapat diidentifikasi dengan akurat.
Salah satu cara mencegah radang usus buntu adalah menjaga kesehatan pencernaan agar kotoran tidak menumpuk dan mengiritasi usus.
Untuk mendukung hal ini, kamu bisa rutin mengonsumsi Vegeta Herbal, minuman serat alami dari Enesis Group yang membantu melancarkan buang air besar, mendetoks tubuh dari zat beracun, dan menjaga kesehatan sistem pencernaan dari dalam.
Dengan konsumsi rutin, Vegeta Herbal bisa menjadi langkah preventif untuk mendukung pencernaan sehat bagi kamu dan keluarga.
Baca juga: Cara Mengobati Usus Buntu, Bisa dengan atau Tanpa Operasi