Juli 8, 2022 Artikel

Air Minum Kemasan Tidak Boleh Terpapar Sinar Matahari, Ini Alasannya!

Adem Sari – Air minum kemasan menjadi pilihan banyak orang untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh sehari-hari. Terutama ketika sedang beraktivitas di luar rumah dan tidak membawa botol minum pribadi. Namun, sebaiknya kamu perlu memperhatikan beberapa hal penting pada saat mengonsumsi air mineral. Salah satunya adalah jangan mengonsumsi air minum kemasan yang terpapar sinar matahari secara langsung. Kenapa? Yuk, cari tahu alasannya!

Inilah Alasan Kenapa Air Minum Kemasan Tidak Boleh Terpapar Sinar Matahari Secara Langsung

Mengonsumsi air minum kemasan yang sudah terpapar sinar matahari secara langsung dalam waktu lama memang sebaiknya dihindari. Alasannya karena paparan panas matahari bisa menyebabkan zat-zat kimia tertentu pada plastik kemasan menjadi larut ke dalam air dan memicu penyakit tertentu jika sering dikonsumsi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti asal Universitas Nanjing Tiongkok dan Universitas Florida mencoba untuk membuktikan kebenaran hal tersebut. Pada penelitian tersebut, para peneliti menyimpan sebanyak 14 merek air minum kemasan yang dijual di Tiongkok pada ruangan dengan tiga suhu yang berbeda, yaitu 3.8 ⁰C, 25 ⁰C, dan 70 ⁰C.

Ketiga suhu tersebut dipilih untuk menyerupai suhu di dalam kulkas, suhu ruangan, serta suhu di dalam mobil. Selanjutnya, para peneliti mengukur kadar dua jenis zat kimia, yaitu Antimony dan Bisphenol A (BPA) pada setiap botol setelah disimpan selama 2, 3, serta 4 minggu.

Antimony sendiri merupakan suatu logam yang bertanggungjawab terhadap terjadinya penyakit jantung, paru-paru, dan pencernaan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam International Agency for Research on Cancer mengelompokkan logam yang disebut dengan nama antimony trioxide sebagai zat yang memiliki kemungkinan karsinogen atau penyebab kanker.

Sementara itu, Bisphenol A (BPA) merupakan zat yang di dalam tubuh manusia dapat menyerupai estrogen. Senyawa ini ditemukan di berbagai jenis plastik dan penggunaannya telah dilarang oleh Food and Drug Administration (FDA). Terutama pada botol susu bayi serta cangkir bayi yang digunakan untuk belajar minum.

Berdasarkan studi yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa saat suhu meningkat dan waktu terlampaui, terjadi peningkatan level Antimony di dalam botol air. Pada suhu 25 ⁰C, terjadi peningkatan level Antimony hingga dua kali lipat dibandingkan dengan suhu dingin 3.8 ⁰C. Meski begitu, level logam berat tersebut bervariasi pada setiap merek air minum kemasan yang diuji.

Pada suhu yang sama, peningkatan kadar BPA hanya ditemukan pada 3 merek air minum kemasan saja. Meskipun peningkatan konsentrasi BPA belum perlu dikhawatirkan, namun kehadiran BPA pada botol air minum masih menjadi misteri. Pasalnya, plastik yang digunakan untuk membuat botol kemasan air minum seharusnya tidak mengandung BPA. Namun, para peneliti menduga bahwa penggunaan produk plastik daur ulang bertanggungjawab dalam hal ini.

Pada suhu 70 ⁰C, ditemukan adanya peningkatan konsentrasi Antimony secara konsisten. Kadar konsentrasi tertinggi yang diukur adalah mencapai .00026 mg/liter air. Namun, jumlah tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan standar aman dari Environmental Protection Agency (EPA), yaitu .0006 mg/liter air.

Hasil studi tersebut membuktikan bahwa paparan panas secara langsung pada botol air minum kemasan ternyata bisa menyebabkan kemunculan zat-zat kimia berupa BPA dan Antimony. Kedua zat kimia tersebut bisa menyebabkan masalah kesehatan. Artinya, mengonsumsi air yang terkontaminasi BPA dan Antimony bisa membahayakan kesehatan.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari terlalu sering mengonsumsi air minum kemasan yang terpapar sinar matahari secara langsung. Dengan begitu, maka risiko terkena penyakit akibat kontaminasi BPA dan Antimony pada air minum kemasan bisa dihindari.

Related article