Untuk menciptakan produk yang bernilai tinggi dan diminati dalam jangka panjang, seorang pelaku bisnis, terutama di perusahaan besar bukan hanya wajib melakukan riset pasar, melainkan juga sebuah proses strategis yang dinamakan product lifecycle management.
Tahukah kamu, proses ini berpengaruh besar terhadap kualitas produk, keberlanjutan suatu bisnis, bahkan kolaborasi tim internal, lho.
Sebenarnya, apa itu pengertian product lifecycle management? Lalu, bagaimana tahapan dalam menjalankannya? Kalau kamu ingin memahaminya secara mendalam atau tertarik dengan bidang pekerjaan terkait product lifecycle management, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya.
Apa Itu Product Lifecycle Management?
Product lifecycle management (PLM) adalah serangkaian proses sistematis dan terintegrasi untuk mengelola produk sejak awal sampai akhirnya dihentikan penggunaannya atau ditarik dari pasar.
Proses ini digunakan oleh perusahaan untuk melacak semua hal terkait produk dan memastikan semua tim yang terlibat benar-benar memahami perjalanan hidup produk sehingga bisa berkoordinasi dengan lebih optimal.
Baca juga: Aneka Tugas Supply Chain dalam Industri FMCG, Simak!
Tahapan Product Lifecycle Management
Product lifecycle management umumnya dijalankan melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Tahap Konsep
Tahap pertama ini biasanya dipimpin oleh tim Research and Development (RnD). Prosesnya mencakup pengumpulan ide dan perencanaan produk baru. Agar perencanaan dapat terarah, tim akan melakukan riset pasar untuk mengetahui kebutuhan konsumen.
Selanjutnya, akan dilakukan analisis kelayakan dan menilai apakah ide tersebut bisa diwujudkan menjadi produk nyata, dengan mempertimbangkan berbagai hal penting, seperti nilai bisnis, risiko, dan ketersediaan sumber daya.
2. Tahap Desain
Pada tahap sebelumnya, tim sudah merencanakan produk secara garis besar. Nah, di tahap kedua ini perencanaan akan dilakukan dengan lebih terperinci.
Tim akan membuat prototipe (desain produk awal), lalu mengujinya untuk memastikan produk sudah memenuhi aturan dan standar keselamatan yang berlaku. Umumnya, perusahaan akan mengalokasikan banyak dana untuk riset dan mengembangkan produk baru ini.
3. Tahap Produksi
Dari tahap pengujian sebelumnya, tim akan memperoleh kesimpulan mengenai kualitas produk dan kemungkinannya untuk terjual di pasaran. Jika produk dinilai bagus dan diyakini banyak peminatnya, tahap produksi bisa dijalankan.
Tahapan ini melibatkan pengadaan material, perakitan, dan pemeriksaan untuk memastikan produk akhir sudah menjalankan fungsi yang seharusnya. Ingat, jika sudah memasuki tahap ini, idealnya sudah ada produk lengkap yang tidak perlu diubah lagi desainnya.
4. Tahap Penjualan
Pada tahap ini, perusahaan sudah mulai mengumumkan produknya pada masyarakat dan melakukan sejumlah upaya promosi, seperti iklan dan penawaran spesial untuk memancing pembelian. Faktanya, tahap produksi dan penjualan sering kali berjalan beriringan.
5. Tahap Dukungan
Jika produk sudah terjual, konsumen akan menerima dukungan yang berkelanjutan, misalnya berupa layanan pelanggan, garansi, perbaikan, ataupun layanan tambahan untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna.
Layanan tambahan yang dimaksud bisa berbentuk bantuan instalasi, video tutorial, fasilitas upgrade produk, hingga akses khusus untuk mendapatkan produk lain.
6. Tahap Pensiun
Sebuah produk dinyatakan pensiun ketika proses produksinya dihentikan, baik karena kehadiran produk kompetitor yang lebih baik, produk terkait tidak lagi diminati di pasaran, atau terjadi pergeseran kebutuhan pelanggan.
Pada tahap ini, umumnya perusahaan akan melakukan pembuangan dengan cara yang ramah lingkungan, misalnya dengan mendaur ulang atau menggunakan kembali produk terkait dengan mencari kegunaannya yang baru.
Tak menutup kemungkinan, produk yang berhasil akan ditingkatkan menjadi versi yang lebih baik. Contohnya, produk headphone yang sebelumnya menggunakan kabel di-upgrade menjadi versi nirkabel atau bluetooth yang lebih praktis dan memiliki konektivitas cepat.
Komponen & Elemen Utama Product Lifecycle Management
Guna menjalankan product lifecycle management, umumnya dibutuhkan sejumlah komponen utama berikut ini:
- Manajemen dokumen dan proses: Meliputi seluruh dokumen teknis produk, seperti gambar, desain, spesifikasi, prosedur pengujian, dan lain sebagainya.
- Manajemen struktur produk (Bill of Materials/BoM): Merupakan daftar lengkap semua komponen penyusun produk, mulai dari bahan baku, assemblies, sub-assemblies, sub-komponen, dan bagian lain dalam produksi.
- Repository data terpusat: Merupakan pusat penyimpanan data yang terintegrasi.
- Penyimpanan file dengan metadata: Pemberian label metadata pada setiap dokumen dan komponen yang digunakan, seperti tipe, versi, tanggal, dan sebagainya.
- Identifikasi material: Melibatkan pencatatan dan pelacakan material guna memastikan keamanannya bagi lingkungan.
- Manajemen tugas proyek: Mengacu pada fase produk, misalnya komponen tertentu dibuat oleh tim A, versi final produk dikerjakan oleh tim B, dan seterusnya.
- Manajemen alur kerja dan persetujuan perubahan: Memastikan semua perubahan disetujui sehingga tidak mengacaukan proses produksi.
- Akses multi-pengguna: Memungkinkan banyak pengguna bisa bekerja bersama secara aman dengan menyertakan tanda tangan elektronik.
- Ekspor data untuk integrasi dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning): Memungkinkan konektivitas antara desain produk dengan tahap perencanaan bisnis.
Baca juga: Apa Itu Procurement Analyst? Definisi, Tugas, & Kualifikasi
Manfaat Product Lifecycle Management Bagi Perusahaan
Dengan menjalankan product lifecycle management, perusahaan dapat memperoleh sejumlah manfaat berikut:
- Terjalinnya kolaborasi lintas fungsi yang lebih baik dan kerjasama yang yang lebih lancar.
- Potensi masalah bisa diidentifikasi sejak dini dan diperbaiki secepat mungkin sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan andal.
- Proses yang dijalankan lebih sederhana, sumber daya yang terlibat bisa berfungsi optimal, dan biaya bisa lebih ditekan.
- Produk bisa dipasarkan lebih cepat sehingga meningkatkan peluang penjualan.
- Kepatuhan meningkat dan risiko terlibat masalah hukum bisa lebih diminimalkan.
Itu tadi penjelasan mengenai product lifecycle management dan peran pentingnya bagi perjalanan sebuah bisnis. Product lifecycle management layaknya buku panduan yang jika dijalankan dengan cermat akan mendatangkan dampak positif pada aspek krusial lainnya.
Perlu diketahui bahwa penerapan sistem product lifecycle management ini bersifat lintas industri. Nah, salah satu industri yang butuh menjalankan sistem ini adalah FMCG (Fast Moving Consumer Goods).
Pasalnya, FMCG adalah industri yang cepat berubah dan sangat kompetitif. Jadi, PLM akan membantu mempercepat time-to-market dari industri FMCG agar tetap bisa menjaga kualitas produk-produknya. Berbicara tentang perusahaan FMCG ternama yang konsisten menciptakan produk berkualitas tinggi, salah satunya adalah Enesis Group.
Enesis Group merupakan perusahaan yang bergerak di industri kesehatan dan berada di balik produk-produk favorit masyarakat, seperti Adem Sari, Vegeta Herbal, Antis, Plossa, dan Kispray.
Dengan pengalamannya selama lebih dari 30 tahun, Enesis juga menjadi tempat bagi para talenta berbakat yang telah berkembang secara profesional maupun personal.
Ya, karyawan Enesis tak hanya berpeluang menangani berbagai project menantang dan mendapatkan perkembangan karier yang terjamin, tapi juga bisa mengembangkan diri di lingkungan kerja yang suportif, dengan bos yang asik dan rekan kerja yang anti-toxic.
Kalau kamu berminat membangun karier di dunia manufaktur dan ingin mendapatkan lingkungan kerja yang mendukung pengembangan diri, Life at Enesis bisa menjadi jawaban yang tepat. Jadi, jangan ragu berkarir di Enesis, karena sudah terbukti kiprahnya sejak 1988!
Baca juga: Jenis-Jenis Produk FMCG dan Contohnya yang Jarang Diketahui