Site icon Enesis Group

Cost Benefit Analysis (CBA): Definisi & Panduan untuk Bisnis

cost benefit analysis adalah

Sebagian besar bisnis berskala besar membutuhkan peran strategis dari seorang procurement analyst untuk memastikan efisiensi dan akurasi dalam pengadaan barang dan jasa. Dalam proses procurement, penerapan cost benefit analysis sangat penting untuk dilakukan.

Ya, cost benefit analysis adalah tahapan krusial yang menentukan apakah ke depannya perusahaan akan untung atau rugi. Mengingat pentingnya proses ini, maka praktiknya harus dijalankan dengan cermat agar tidak menimbulkan risiko finansial yang merugikan.

Nah, agar dapat memahami cost benefit analysis secara lebih mendalam, simak penjelasan di artikel ini. Kamu juga akan menemukan contoh penerapannya dalam bisnis agar lebih mudah dipahami. Jadi, pastikan menyimaknya hingga tuntas, ya!

Apa Itu Cost Benefit Analysis (CBA)?

Cost benefit analysis (CBA) adalah proses menganalisis biaya dan manfaat untuk membantu pengambilan keputusan dalam bisnis. Biaya dan keuntungan (cost and benefit) adalah dua faktor penting dalam bisnis yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan apa pun. 

Dengan mempertimbangkan kedua hal ini, pengambil keputusan dapat menilai apakah sebuah proyek dianggap masuk akal dan berpotensi mendatangkan keuntungan setelahnya.

Apabila manfaat yang diproyeksikan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, maka proyek tersebut dianggap baik dan layak untuk dilakukan. Sebaliknya, jika biayanya lebih besar daripada manfaatnya, perusahaan akan mengevaluasi proyek tersebut lebih lanjut. 

Cost benefit analysis menghasilkan output berupa keputusan yang mengacu pada data. Secara umum, proses ini kerap dijalankan di perusahaan besar maupun bisnis rintisan (startup).

Tujuan dan Fungsi Cost Benefit Analysis

Benefit and cost analysis adalah metode penilaian biaya yang penting dilakukan sebelum membuat keputusan bisnis. Adapun tujuan dilakukannya cost benefit analysis adalah sebagai berikut:

Baca juga: Mengenal Trade Marketing: Manfaat dan Strategi Efektifnya

Cara Menerapkan Cost Benefit Analysis

Jika kamu berusaha menerapkan penilaian CBA, mari catat dan ikuti panduan di bawah ini: 

1.  Menyusun Kerangka Analisis

Pada tahap awal ini, penting untuk merumuskan secara jelas tujuan dari proyek atau keputusan yang akan dianalisis sekaligus indikator keberhasilannya. Selanjutnya, kamu perlu mengumpulkan data-data yang diperlukan, terutama estimasi biaya dan keuntungannya.

Sediakan pula data-data pendukung yang relevan dan berpotensi memudahkan proses analisis, seperti riset pasar, data historis, dan sebagainya. Jangan lupa juga untuk menetapkan ukuran yang akan digunakan dalam proses perhitungan. Sangat disarankan untuk menggunakan acuan mata uang yang sama agar perbandingannya akurat, ya.

2. Mengidentifikasi Biaya dan Manfaat

Tahap kedua dari CBA adalah mengidentifikasi biaya dan manfaat. Tahap ini menghadirkan dua daftar, yaitu daftar berisi estimasi biaya dan daftar berisi proyeksi manfaat yang akan didapat.

Nantinya, kedua daftar tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui apakah rincian biaya sesuai dengan prediksi keuntungan yang didapat atau tidak. Secara umum, ada beberapa macam biaya yang terlibat, yaitu:

Di sisi lain, macam-macam manfaat yang juga perlu dihitung saat proses CBA di antaranya:

3. Menetapkan Nilai untuk Tiap Biaya dan Manfaat

Pada tahap ketiga ini, perusahaan bisa mulai menentukan nilai bagi setiap biaya dan manfaat dengan ukuran yang telah ditentukan pada tahap pertama. Jenis biaya dan manfaat yang tidak langsung dapat dihitung menggunakan software atau metode khusus.

4. Membandingkan Hasil Perhitungan

Setelah tiap biaya dan manfaat sudah ditetapkan nilainya, tahap selanjutnya yaitu pembandingan antara keduanya. Hasil perbandingan ini selanjutnya menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.

Apabila manfaat lebih besar dari estimasi biaya, maka proyek atau keputusan terkait bisa dijalankan. Sebaliknya, apabila jumlah estimasi biaya lebih besar dari manfaat yang mungkin diperoleh, maka proyek atau keputusan tersebut harus dianalisis lebih lanjut.

Setelah mengetahui tahapan di atas, kamu juga perlu memahami rumus perhitungan cost benefit analysis, yang disebut dengan Benefit Cost Ratio (BCR). Rumusnya adalah sebagai berikut:

BCR = Present value dari manfaat/ Present value dari biaya

Guna menghitung rumus di atas, dibutuhkan data total pengeluaran serta penghasilan perusahaan dalam kurun waktu satu tahun. Selanjutnya, perhitungan tadi akan menghasilkan besaran keuntungan yang dapat dianalisis dengan ketentuan berikut ini:

Contoh Penerapan Cost Benefit Analysis

Sebuah perusahaan bakery sedang mempertimbangkan pembelian mesin mixer spiral skala industri dengan harga Rp15.000.000. Dengan adanya mixer tersebut, diperkirakan perusahaan dapat berhemat Rp4.000.000 per tahun.

Setelah dipakai hingga tahun ke-5, mixer akan memiliki nilai jual sebesar Rp3.000.000. Jika pemilik perusahaan menginginkan tingkat pengembalian sebesar 10% per tahun, apakah pembelian tersebut layak dilakukan?

Perhitungan cost benefit ratio:

BCR = Present value dari manfaat / Present value dari biaya

= (4.000.000 x P/A(10%,5)) + (3.000.000 x P/F(10%,5)) / 15.000.000

= ((4.000.000 x 3,79079) + (3.000.000 x 0,62092)) / 15.000.000

= (15.163.160 + 1.862.760) / 15.000.000

= 17.025.920 / 15.000.000

= 1,135

Nilai CBR yang diperoleh lebih dari 1 sehingga investasi pembelian mesin mixer spiral dianggap layak dan menguntungkan untuk perusahaan di masa depan. Jadi, perusahaan bakery tersebut bisa melakukan pembelian mesin mixer baru.

Baca juga: Aneka Tugas Supply Chain dalam Industri FMCG, Simak!

Kelebihan dan Kekurangan Cost Benefit Analysis

Faktanya, CBA memiliki kelebihan dan kekurangan yang juga perlu kamu ketahui. Di antara kelebihan dari proses ini yaitu:

Sementara itu, kekurangan dari CBA di antaranya:

Itulah penjelasan mengenai cost benefit analysis, mulai dari definisi, tujuan, tahapan, hingga kelebihan serta kekurangannya. Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa cost benefit analysis perannya sangat krusial bagi perusahaan yang ingin setiap keputusannya terarah dan terhindar dari kerugian.

Salah satu industri yang sangat perlu menjalankan prosedur ini adalah FMCG. Pasalnya, industri ini bersifat high volume dan persaingannya ketat sehingga membutuhkan keputusan yang cepat tapi akurat.

Jika kamu berminat membangun karir di perusahaan FMCG, kamu bisa bergabung dengan perusahaan FMCG ternama di Indonesia, yakni Enesis Group. Perusahaan inilah yang berhasil menciptakan brand-brand besar andalan masyarakat, seperti Adem Sari, Vegeta, Soffell, Kispray, dan masih banyak lagi.

Enesis mampu berkembang menjadi perusahaan besar tentunya tak bisa dilepaskan dari kontribusi para karyawan yang juga berkembang secara personal maupun profesional. Lingkungan kerja di Enesis sangatlah suportif, karena bosnya asik dan rekan kerjanya anti-toxic. 

Selain itu, para karyawan juga berpeluang terlibat dalam project menantang dan mendapatkan perkembangan karier yang terjamin. Jadi, kamu siap memulai Life at Enesis dan membangun karier impian?

Jangan ragu berkarier di Enesis karena kiprahnya sudah terbukti sejak tahun 1988. Yuk, tumbuh healthy dan happy dengan bergabung menjadi bagian Enesis Group.

Exit mobile version